Happy reading
🌿🌿🌿
Entah sudah berapa pukulan yang didapatkan oleh samsak yang tak salah apapun itu , yang jelas keringat tak mampu dibendung lagi oleh kaos tipis yang digunakan calatha. Kecewa , mungkin itulah yang saat ini dirasakan hatinya mengigat kejadian tadi siang di roftop sekolah. Semakin ia mengigat ucapan Farrel tadi semakin besar amarah mengahantinya. Bahkan rasa sakit di tangan dan kakinya tak tak ia rasakan , perlahan darah mengalir di tangan yang tak henti melayangkan tinjuan tinjuan mematikan.
"Calatha berhenti" pangilan kesekian yang sama sekali tak dihiraukan calatha.
"Calatha gue bilang udah ya udah" suara itu semakin meniinggi.
Diana dan lolita bahkan sudah kesekian kalinya menghentikan Calatha tapi sama sekali tak di jawab , menolehpun tidak.
"Telvon Farrel deh" usul Diana .
"Untuk apaan ? Kayak farrel bakal didengerin aja" jawab Lolita santai. Ia khawatir sih tapi kalau calatha lagi kalut begini gak ada yang bisa menghentikanya. Kecuali orang itu ingin mengantikan samsak tersebut.
"Setidaknya coba dulu" jawab Diana menelvon Farrel.
Pangilan pertama gak aktif , pangilan kedua gak dianglat . pada pangilan keempat barulah yang punya menjawab.
"Hallo Rel lo dimana , bisa tolongin kita gak" bukanya mengucap salam tapi Diana malah lansung pada intinya.
Matanya terbulalak saat mendenger jawaban dari seberang. Sejak kapan suara Farrel berubah menjadi suara perempuan dan sangat mirip dengan suara Calandra.
"Ini diana yaa , sebelumya maaf nih farrel lagi keluar tadi. Hp nya ketingalan jadi gue angkat"
"Untung gue gak bawa bawa nama calatha" jawabnya mebatin.
"Hmm diana , lo masih disitukan ?"
"Ehh iya Ini calandra bukan" tanyanya memastikan sambil berharap bukan.
"Iya , ini calandra. Btw ada apa yaa , nanti biar gue sampein ke Farrel"
"Ohh gak penting kok , gue tutup yaa" belum mendenger jawaban calandra , Diana menutupnya terlebih dahulu.
"Gimana" tanya Lolita memastikan.
"Gak tau , hp nya di pegang Calandra" balas Diana pasrah.
Mereka berdua akhirnya pasrah dan hanya diam menyaksikan Calatha menyiksa dirinya sendri. Sesuai kata Lolita barusan , kalau ia Capek ia akan berhenti sendri. Mereka sibuk sama hp masing masing sampai mendenger bentakan dari Calatha.
"Lepasin gue" jawabnya membentak.
Tak ada sautan , hanya pelukan yang semakin erat dan menularkan rasa hangat yang mampu membuat Calatha terbakar. Lolita dan Diana bahkan saling lirik saat melihat siapa yang berani memeluk Calatha.
"Gak"
"Siapa elo berani meluk gue" balas Calatha memberontak. Entah kenapa ia merasa kehabisan tenaga hanya untuk melawan cowok modelan begini.
"Gue pacar lo kalau lo lupa" jawabnya dingin.
"Gue gak peduli , dalam hitungan ketiga pelukan ini gak lepas gue patahin batang leher lo" ancamnya.
"Kayak lo bisa lepas aja" jawabnya meremehkan.
"Satu"
"Dua"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Teen FictionSikab yang tak terkendali , nakal , di hukum , bolos , clab malam , hura hura , balapan sudah menjadi bagian terpenting dalam hidupnya. Memiliki orang tua lengkap , satu abang laki laki dan satu saudara kembar perempuan tapi dengan kasih sayang yang...