Happy Reading
🌿🌿🌿"Gue minta lo pergi sekarang juga!!," Bentak Calatha mengebu gebu.
"Calatha kamu itu maunya apa sih ?," Calandra juga membentak Calatha tak kalah marahnya.
"Kamu hilang tanpa kabar semalaman , trus tiba tiba kamu udah berada disini ! Kamu mikirin gak sih mama itu khawatir sama kamu. Semalaman beliau gak tidur , cuman berharap bisa nungguin kamu pulang. Tapi apa ? Kamu gak pulang dan memilih nginap dirumah cowok lain." Keluar sudah semua unek unek dari Calandra.
"Pergi lo dari sini"
"Calandra ak ....."
"Gue bilang pergi yaa pergi!!"
Calandra menangis dan terduduk di lantai rumah sakit yang dingin itu, Calatha lansung membuang pandaganya menyaksikan kejadian itu. Kalau saja Calandra tau betapa sakitnya hati Calatha saat ini , pasti ia tak akan menangis seperti itu , karna harusnya Calatha lah yang menangis bukan Calandra seperti ini.Hiks ... Hiks ..... Hiks .....
"Kenapa sih kamu gak mau mengerti," lirih Calandra menahan isak tangisnya.
Calatha tersenyum pahit kemudian mengeleng . " gue yang gak mau mengerti atau lo yang gak mau ngertiin gue," jawab Calatha tak kalah mirisnya.
"Lo cuman nilai gue dari pandagan mata lo ! , pernah gak lo memposisikan diri lo didalam posisi gue? Pernah gak lo mikir kenapa gue selalu memberontak,? Pernah gak lo mikir Kenapa gue lebih milih gak pulang sama sekali? Pernah gk lo mikir Kenapa gue bisa jadi kayak gini ! Pernah gak !!!" sembur Calatha membuat Calandra bungkam.
"Sekali kali lo harus mengerti dan tanya sama diri lo sendiri apa yang salah dalam diri lo itu ! bukan cuman menyalahkan orang dang mengangab diri lo paling bener," Geram Calatha berapi api.
Calatha lansung tidur dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal dan memungungi Calandra yang masih disana.
Calandra berdiri kemudian menghapus air matanya dan pergi meningalkan ruang inap Calatha.
Calatha tidak tidur , ia hanya tak mau terus berdebat dengan Calandra , dan Calandra akan tau titik kelemahanya.
Air mata itu akhirnya jatuh dikedua mata Calatha , kalau di ingat ingat sudah lama sekali Calatha tidak menangis seperti ini. Apalagi hanya karna berdebat dengan Calandra seperti tadi.
"Lo gak akan tau rasanya jadi gue Calandra. Karna Sampai kapanpun juga lo gak akan pernah berada diposisi gue," lirih Calatha sebelum kedua matanya tertutup dan tertidur.
-
-
"Mas apa gak ada rasa khawatir kamu terhadap Calatha ? Sedikit aja ," desis Helena prustasi.
Mahardika hanya diam tak merespon ucapan Helena sama sekali , hal itu membuat Helena makin emosi dan kembali membentak Mahardika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Novela JuvenilSikab yang tak terkendali , nakal , di hukum , bolos , clab malam , hura hura , balapan sudah menjadi bagian terpenting dalam hidupnya. Memiliki orang tua lengkap , satu abang laki laki dan satu saudara kembar perempuan tapi dengan kasih sayang yang...