Eksistensi

29.6K 4.3K 339
                                    

aku menopang daguku sembari menatap orang-orang yang berlalu lalang di halaman sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aku menopang daguku sembari menatap orang-orang yang berlalu lalang di halaman sekolah.

balkon di depan kelasku benar-benar tempat yang sempurna bagi orang yang ingin berdiam diri sembari menikmati pemandangan sekolah yang ada-sesekali memandang birunya langit, atau sekadar mengobservasi orang-orang yang sedang berjalan kesana kemari di halaman sekolah.

hari itu, manik mataku berhasil menangkap seseorang;

seseorang yang menarik perhatianku.

tubuhnya memiliki proporsi yang sempurna, dengan kaki panjang yang melangkah tegas.

rambut hitamnya yang agak panjang itu berantakan. mungkin karena ia buru-buru berlari sebelum gerbang sekolah ditutup.

seragamnya pun tidak sesuai dengan aturan sekolah. sabuk tidak ada, dasi tidak ada, kaos kaki pun tidak sesuai dengan seragamnya. kancing seragam teratasnya dibiarkan terbuka, mempelihatkan kaos hitam didalamnya.

heran, bagaimana bisa dia lolos dari petugas kedisiplinan yang berjaga di depan gerbang?

namun setidaknya, dia menarik bagiku.

senyum-ah, tidak, seringainya begitu memikat. seolah-olah dia tahu kalau dia akan mengambil hati siapapun yang melihatnya.

kuakui, dia berhasil.

terbukti hatiku berhasil ia pikat hanya dengan dia berjalan di bawah sana. benar-benar zero effort, namun dia mampu membuatku terpana di atas sini.

dia sempat melirik ke atas, ke arahku. membuatku salah tingkah karena tertangkap basah sedang memandanginya sedari tadi.

selanjutnya, dia hanya berjalan lurus. benar-benar tidak memperdulikanku yang sedari memandangnya dengan tatapan penuh rasa kagum. hm, mungkin aku memang tidak menarik baginya.

mataku tak bisa lepas darinya. mataku mengikutinya yang melangkah ke arah kelas yang berada di bawah kelasku.

"oh, dia anak ips," gumamku.

"siapa?"

aku menoleh, mendapati lia, salah satu temanku, yang ikut berdiri di sampingku.

"yang barusan lewat tadi, anak ips. yang ganteng, tinggi, terus ganteng,"

lia mengernyitkan dahinya.

"lo nyebut 'ganteng' dua kali. dan maksud lo tadi si haris?"

aku mengendikan bahuku. "iya, mungkin?"

"kemana aja lo? haris, kan, emang termasuk cowok paling ganteng di angkatan kita!" jelasnya, aku hanya mengangguk sebagai balasan.

ini tahun terakhirku di sekolah menengah keatas, tapi baru hari ini aku tahu orang setampan haris berada di sekolahku.

"ganteng, ya. jadi naksir," celetukku asal.

oh, haris, kamu tampan, tapi aku belum mengenalmu.

oh, haris, kamu tampan, tapi aku belum mengenalmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
oh, harisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang