latihan senam membuatku harus tinggal di sekolah melebihi jam pulang.
jika saja guru olahragaku tidak menyebalkan dan mudah marah, pasti aku sudah persetan dengan senam ini.
setelah kelelahan karena telah melakukan gerakan senam secara repetitif, akhirnya kita memutuskan untuk beristirahat sejenak.
aku berjalan ke luar kelas, kemudian menyandarkan tubuhku di pagar pembatas balkon, membiarkan angin menyapu lembut wajahku.
kemudian, mataku menangkap seseorang.
ah, itu haris.
iya, haris januar. dia sedang bermain voli bersama teman-temannya di bawah sana. kemeja seragamnya sudah hilang entah kemana, berganti dengan kaos hitam polos yang membalut tubuhnya dengan sempurna.
ya Tuhan, bagaimana bisa haris terlihat luar biasa tampan hanya dengan kaos polos dan celana abu-abunya?
"mantau haris lagi?" tanya ara, temanku yang mempunyai banyak kenalan.
rasanya ara kenal dengan semua orang di sekolah.
"iya, lagi ganteng dia."
"ck, bagi lo dia selalu ganteng."
aku terkekeh. benar sih, bagiku haris memang selalu terlihat tampan dan menakjubkan.
haris bisa berjalan di catwalk kelas dunia hanya dengan kaos hitamnya itu, dan aku bisa menjamin dia akan memenangkan penghargaan sebagai model terbaik.
tapi jika aku jurinya.
"ra, dia ganteng banget gak, sih?" tanyaku sambil menopang daguku.
"iya. tapi bukan tipe gue." balasnya singkat.
"tapi dia tipe gue banget. bahunya lebar, dadanya bidang, dia tinggi juga. nanti kalo kita nikah, gue gak perlu beli kasur. tidur diatasnya udah cukup." celotehku yang berhasil mengundang tawa ara.
ara menepuk bahuku. "nikah, nikah, kenal aja nggak!"
setelah itu, kita kembali berlatih, sebelum akhirnya kita sepakat untuk pulang karena hampir maghrib.
di luar gerbang sekolah, saat aku sedang asik berbincang-bincang dengan ara, tiba-tiba saja dia langsung menghentikan langkahku.
"kenapa, ra?"
"itu haris," bisiknya.
aku mengikuti arah mata ara, dan menemukan haris yang berada di atas motor satrianya. rambutnya berantakan, seperti biasanya. dia tidak menggunakan jaket, alih-alih ia menggunakan seragamnya kembali.
"aduh, gantengnya," gumamku gemas.
ara memutar bola matanya kesal. "duh, apa nggak ada kata lain selain 'ganteng'?"
aku menggeleng.
ya, sebenarnya ada, sih. seperti, tampan, handsome, good-looking, dashing, dan bahasa asing lainnya yang berarti 'tampan'.
kejadian selanjutnya terjadi begitu cepat.
tiba-tiba ada seorang perempuan menghampiri haris, kemudian naik ke jok belakang motornya.
dengan seperti itu, motor hitam haris melaju menjauhi area sekolah.
aku mengerjapkan mataku berulang kali.
"itu tadi, kan?"
"iya, itu tadi mantannya."
oh, haris, aku tahu kamu tampan. tapi kenapa mantan kekasihmu harus si primadona sekolah itu, sih?