haris januar.
semenjak aku melihatnya dari balkon, aku jadi sering bertemu dengannya.
di kantin, biasanya haris bersama teman-temannya bersenda gurau di meja yang terletak di ujung kantin.
aku hanya terdiam, memandang haris yang sedang tertawa dari jauh dengan tatapan kagum.
seperti, bagaimana bisa haris tertawa dengan bebas namun masih terlihat begitu indah? astaga, sepertinya aku perlu berterima kasih kepada orangtuanya.
kemudian di masjid. aku bersumpah bahwa aku selalu bertemu dengan haris di masjid.
terkadang haris baru saja sampai masjid, sambil tertawa bersama temannya. (sepertinya haris sangat senang tertawa. tidak apa-apa, dia lebih manis jika tertawa.)
ada kalanya juga ketika aku baru saja sampai di masjid, haris sudah bersiap-siap untuk kembali ke kelasnya.
ketika aku beruntung, aku biasanya bertemu haris dengan keadaan rambutnya yang masih basah karena air wudhu.
dan sungguh, haris terlihat beribu-ribu kali lebih tampan dari biasanya.
oh, pernah sekali, haris yang memimpin sholatnya. kata teman-temanku, saat itu aku terlampau bahagia sampai-sampai aku hampir sholat tanpa memakai mukena.
(padahal aku hanya lupa saja!)
tanpa kusadari, aku sudah terjatuh terlalu dalam oleh pesona membutakan seorang haris januar.
"lo kayaknya bucin banget sama haris." kata lia.
aku terkekeh, mengiyakan pernyataan lia.
"iya, nih, habisnya ganteng."
lia kira itu lelucon, tapi sebenarnya, itu kenyataannya. aku menyukai haris karena dia tampan.
bukannya apa, aku ingin menyukai haris tidak hanya dari tampannya saja. tapi mau bagaimana lagi, kenal haris saja tidak. aku tidak tahu sifatnya seperti apa, warna favorit, bahkan tanggal lahirnya saja aku tidak tahu.
"tapi haris ceweknya banyak, lho."
aku tersenyum tipis. "jelas. cowok ganteng kok, masa nggak punya cewek."
"dari wajahnya juga jelas dia, ehm, bajingan."
sebenarnya aku tidak terlalu terkejut dengan pernyataan itu. ya, maksudku, itu haris. dia tampan, mempunyai postur tubuh sempurna, pemain futsal handal sekolahku, dan poin pentingnya adalah,
dia mempunyai senyuman yang benar-benar indah.
"nggak masalah. dia, kan, ganteng."
"dasar bucin."
oh, haris, aku sepertinya sudah mencintaimu. jadi katakan, bagaimana caranya aku bisa mengenalmu lebih jauh?