Marah

13.6K 3.2K 957
                                    

hari ini pulang awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hari ini pulang awal.

semua orang di sekolahku sudah banyak yang pulang, kecuali kelasku.

acara rujakan membuat sebagian besar anak kelasku menetap di sekolah. yang laki-laki sholat jumat, sedangkan yang perempuan di kelas, memotong buah-buahan dan menyiapkan bumbunya.

aku sih, bagian memakan buah nanas yang sudah dipotongi. alhasil aku diusir dari tim memotong buah.

"udah, udah! ini belom siap, entar yang nggak kebagian! udah lo main pubg aja sama yang lain!" gerutu lia sambil menunjuk tim pubg yang berisikan dira, ara, dan dua anak lainnya.

aku terkekeh, kemudian mengambil ponselku yang dicharge.

"wah, wah, asik banget line gue akhirnya ada notif selain dari line today." gumamku.

kubuka aplikasi line, terus membuka chat dari,

haris.

berawal dari direct message, lalu berpindah ke line.

LINE

haris
lo masih di sekolah?

yup

haris
dih, ngapain? betah amat

mau rujakan
lo jangan lupa jumatan

haris
uh she up
ini lagi dengerin khotbah

dengerin lah
jangan main hp

haris
entar lo kangen

hah ngga
sana sana

aku mematikan ponselku, kemudian aku berjalan ke arah teman-temanku sambil bersenandung ria.

"habis dapet chat dari haris, selalu muka lo kayak dapet mukjizat dari Tuhan!" dengus lia yang masih memotong timun.

"emang haris, kan, mukjizat dari Tuhan." jawabku bersungguh-sungguh.

kemudian semua anak dikelas menyorakiku 'bucin' secara anarkis.

ck, apa salahnya bucin kalau tulus?

setelah para laki-laki kembali dari masjid, kita semua langsung menyerbu hidangan yang telah siap. beberapa dari temanku ada yang mengomel karena aku hanya memakan nanasnya.

aku, kan, suka nanas.

tapi lebih suka haris, sih.

setelah habis, beberapa dari temanku langsung pulang. aku ditahan oleh teman-temanku untuk ikut membersihkan karena tadi tidak membantu menyiapkan.

berakhirlah aku memungut sampah-sampah yang berserakan di lantai.

baru saja aku hendak membuat kantong plastik yang berisikan sampah ke tempat sampah yang berada didepan kelasku, tiba-tiba pak bon sekolahku berkata,

"neng, jangan buang disini, atuh. buang di tempat sampah bawah aja. soalnya saya ngga kesini lagi ntar."

aku mengangguk, kemudian berjalan turun ke bawah.

setelah membuang sampah, tiba-tiba mataku menangkap seseorang yang sangat tidak asing. dia sedang berdiri di depan kelas ips.

"hah, haris? katanya jumatan?" gumamku.

haris berdiri didepan kelasnya, bersama teman sekelas perempuannya yang rumornya pernah dekat dengannya.

tidak, aku tidak cemburu melihat haris dengan perempuan itu.

pasalnya, haris sekarang terlihat...

marah?

tangannya terkepal kuat, rahangnya mengeras, matanya pun memicing tajam, haris benar-benar marah.

sedangkan perempuan itu berseru lirih sambil mendorong haris,

"jangan ikut campur urusan gue!"

"tapi lo ngelibatin gue! jadi ini urusan gue juga!" balas haris tak kalah nyalang.

bulu kudukku berdiri melihat haris seperti ini.

sepanjang aku mengenal haris, dia adalah seseorang yang senang tertawa ketika bersama teman-temannya. walaupun raut mukanya sering datar, dia adalah orang yang ramah.

maka dari itu, hal yang baru melihat sisi haris seperti ini.

aku, bagaimana?

jujur saja, aku bingung.

antara ketakutan karena amarahnya, atau ingin menangis karena haris terlihat luar biasa tampan saat seperti ini.

marahin gue juga dong, ris.

selain bingung karena hal itu, aku juga bingung.

ini aku harus lari dari posisiku sekarang, atau tetap disini dan bersembunyi di balik tong sampah demi melihat haris?

aku tidak tahu.

yang kutahu, mata haris sudah tertuju padaku. dia agak terkejut, dan aku dua kali lebih terkejut.

ah, sial. gue kena marah juga gimana? ya, gapapa, sih. tapi kan, takut!

akhirnya aku langsung mengalihkan pandanganku, dan berlari ke kelasku lagi.

waktu kutengok dari balkon atas, aku melihat haris dan perempuan itu berjalan ke ruang bk.

gara-gara itu, dari sekolah sampai sekarang di rumah, aku tidak berhenti memikirkan haris.

ada apa? kenapa dia marah? ada masalah apa sampai dia terlihat emosi seperti itu?

line dariku belum dibalas, storyku belum dilihat, itu artinya dia masih sibuk menyelesaikan masalahnya.

heran, haris itu siapa? sampai-sampai membuatku kepikiran seperti ini.

disaat berbagai macam pikiran mulai merasuki otakku, tiba-tiba ada notifikasi line dari haris.

LINE

haris
udah balik?

udah

haris
hm
kamu tadi liat aku emosi ya?

baru saja aku hendak bertanya tentang itu, haris sudah membahasnya duluan. padahal kupikir, dia tidak akan bercerita masalahnya kepadaku.

dan tunggu, apa? kamu? haris menggunakan 'kamu'?

sorry yaa, ga sengajaa
lo kenapaa

haris
tadi ada masalah sama anak kelas

kemudian haris mulai menceritakan keluh kesahnya kepadaku.

oh, haris, jangan membuka diri padaku semudah ini. takutnya, aku salah mengartikan semua ini.

a/n:kan aku udah bilang ini 45% based on true story hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

a/n:
kan aku udah bilang ini 45% based on true story hehe

oh, harisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang