"ini mallnya sepi amat, neng? jangan-jangan ada jurignya?"
aku melirik haris tajam, kemudian menarik lengannya agar tubuhnya memendek sedikit.
"masih pagi, jelas sepi!"
"ehh, bener juga."
memang sih, mall ini terkenal sepi. bukan karena ini tempat berhantu, tapi lebih ke fakta kalau tempat ini berisi restoran-restoran menengah keatas. jadi ya, hanya orang-orang yang 'berduit' saja yang sering kemari.
lalu, sedang apa kami berada di tempat ini?
percayalah, semua ini demi endgame.
semua bioskop di kotaku penuh. jadi kami harus ke kota sebelah, dan mencari bioskop yang sepi agar kebagian tiket.
haris memang bukan penggemar berat marvel, tapi aku.
sebenarnya aku bisa saja menonton film ini dengan teman-temanku yang lain, tapi haris bersikeras ingin menonton denganku.
"durasinya berapa? 3 jam?"
"iya. kamu udah tanya 5 kali loh, hari ini? nggak ikhlas kamu nemenin aku?"
haris meringis. "nggak gitu oneng, aku kan tanya doaaang,"
"tau gitu nonton sama temen-temenku." dengusku.
"gak. gak usah, nontonnya bener sama aku."
sampai di gedung bioskop, ternyata masih sepi. kami langsung berjalan ke kasir untuk memesan tiket.
"pilih tempat duduknya." ujar haris. lama-lama, tidak perlu diberitahu, aku sudah paham kok.
mataku melebar ketika melihat jumlah seat yang kosong.
banyak.
cuma sekitar 12 orang saja di dalam teater?
kelewat sepi ini, mah!
setelah memilih kursi, kami keluar dari gedung bioskop karena haris mengeluh dirinya kehausan.
di restoran fastfood, kami duduk berseberangan. aku sibuk dengan lemon teaku, sedangkan haris sibuk menonton video di youtube.
di pikiranku terdapat krisis terbesar.
aku berulang kali bertanya-tanya,
aku dan haris ini, apa sih?
teman? gebetan? pacar? jelas bukan.
lalu apa?
aku melirik haris ragu-ragu, kemudian berdeham.
"eh? sorry, aku lagi nonton highlight pertandingan semalem, hehe."
"ris, mau tanya."
"hm?"
aku menelan air salivaku bulat-bulat.
"emm, kita ini apa?"