halo! siapa yang kangen haris?
sekolahku sedang mengadakan ajang perlombaan jenjang smp, maka dari itu sekolahku nampak lebih ramai dari biasanya.
banyak orang berjualan di area lapangan, semua siswa maupun siswi berhamburan di luar sana untuk sekadar menonton pertandingan, bahkan mencari makanan.
aku sedari tadi duduk di luar kelasku, menatap pertandingan voli di lapangan dengan tatapan bosan.
ah, iya, sekarang kelasku di pindah ke lab. biologi, di bawah. bukan di atas lagi.
alasannya sih, karena kelas tiga jam pelajarannya sudah tidak efektif lagi, maka untuk apa kelas yang bagus?
akhirnya kelas kami bertukar tempat dengan adik kelas.
ck, harusnya sekolahan ini tidak membuka banyak kelas kalau ruangannya memang kurang!
tapi tidak masalah, sih. dari sini, aku bisa melihat jelas kelas haris.
daritadi aku melihat haris dan teman-temannya berjalan kesana-kemari.
ingin saja aku panggil haris, tapi jantungku selalu berdetak tidak jelas tiap aku hendak mengucapkan namanya.
huh, padahal sudah lumayan lama aku dekat dengan haris, tapi mengapa sangat susah untuk mengucap namanya?
"oi, lo ikut ke standnya anak-anak gak? bantu jualan," ujar lia tiba-tiba.
aku menggeleng cepat. aku sudah menikmati posisiku sebagai penjaga pintu laboratorium.
"dih, gak seru amat lo-oh, pantesan, mau apel ternyata."
aku mengernyitkan dahiku, apa maks-
oh.
percaya tidak percaya, ya, tapi haris januar sedang berjalan ke arahku sambil tersenyum malu-malu.
"have fun!" pekik lia sambil berlari meninggalkanku.
aku melongo, kemudian kembali mengalihkan pandanganku ke haris.
"hai," sapanya.
astaga, tidak baik untuk hatiku...
"iya, kenapa?"
heran saja, tumbenan haris menghampiriku? padahal dulu-dulu aku harus menyuruhnya terlebih dahulu baru dia mau menghampiriku.
ini? tidak ada hujan maupun angin, tiba-tiba haris sudah berdiri di hadapanku.
"hehe, nggak papa. cuma mau nyamperin aja."
"hah? tumben?"
"kangen atuh, neng."
demi Tuhan, haris dan mulut manisnya harus berhenti sekarang atau aku yang akan menghentikannya dengan caraku.
"idih, apaan."