Gerimis mengguyur jalanan kota Jakarta yang padat, membuat dua orang yang sedari tadi terduduk di meja outdoor cafe itu tenggelam dalam pikiran masing-masing.
"Lo serius, Frey?" tanya seorang lelaki pada Freya kemudian dijawab anggukan olehnya.
"Nggak mau dipikirin lagi?" tanya lelaki itu lagi.
Freya menggeleng, "Gue nggak mau suami gue pergi, Vin." jawab Freya pada Gavin sambil tersenyum tipis.
"Emang kalian gak sepakat dulu sebelum nikah?" tanya Gavin.
"Tempramental banget suami lo."
"Udah kok. Ya lo tau kan, sifat orang waktu pacaran sama nikah pasti beda?" jelas Freya.
"Dulu sebelum nikah dia manis banget, ya walaupun beberapa minggu sebelum acara dia nggak ada kabar tapi gue tetep anggep dia itu cowok yang paling sempurna buat gue."
"Dewasa, bijaksana, cerdas, perhatian, berbakti sama orang tua, sayang sama Faiz, dan ganteng." ujar Freya sambil tertawa.
"Dih elah, emang waktu nikah gimana? masa sih berubah? power rangers kali berubah." tanya Gavin dan Freya hendak melayangkan pukulannya pada Gavin.
"Ya-ya santai, gue kan belum nikah, jadi mana tau." jawab Gavin lirih.
"Cari jodoh lah." ujar Freya.
"Maunya sama lo sih dulu, cuma keburu di kawin sama orang." ujar Gavin sambil diikuti gelak tawa nyaring.
"Apa sih lo gila." elak Freya sambil menyikut lengan Gavin.
"Punya pangeran berjubah hitam lagi." tambah Gavin.
"Pangeran berjubah hitam apaan?"
"Itu si Taeyong, udah kayak pangeran berjubah hitam, kemana-mana lo diikutin mulu. Sampe waktu itu gue hampir ngira kalo lo berdua tuh pacaran."
"Mana ada pacaran. Dia cuma temen deket gue." ujar Freya.
"Tapi cocok sih." ucap Gavin lirih.
"Kok nggak sama Taeyong aja sih, Frey."
"Dia kelihatan sayang banget sama lo."
Freya menghela napasnya sambil sesekali meminum Cappucino yang berada di hadapannya, membicarakan Taeyong membuatnya teringat dengan surat yang dikirim oleh Taeyong waktu itu.
"Gue masih stay disini sampai lo nemu barista pengganti." ujar Freya mengalihkan pembicaraan.
Gavin terdiam sejenak kemudian bicara, "Udah ada sebenernya, temen sekolah gue dulu, udah lama kita lost kontak terus baru aja ketemu kemarin. Dia emang nggak sehebat lo dalam urusan kopi, tapi dia tau dikit." jelas Gavin dan Freya hanya mengangguk.
"Katanya mau kesini sih sore ini." lanjut Gavin sambil melirik jam tangannya.
Freya merogoh tas, mengeluarkan Canon 5D Mark IV miliknya.
"Buat lo, Vin." ujar Freya sambil menyodorkan kamera tersebut.
"Hm?" sahut Gavin sambil mengeryitkan dahi.
"Jaga baik-baik ya, jangan dijual." ujar Freya lagi sambil tersenyum meledek.
"Bentar. Ini suami lo nyuruh buat berhenti dari fotografi juga?" tanya Gavin dengan antusias.
Lagi-lagi Freya hanya mengangguk sambil tersenyum tipis, "Gue harap, dengan nurutin semua kemauan dia, dia bisa tulus cinta sama gue."
"Maksudnya?" tanya Gavin ragu.
"Ya... I think, dia punya masa lalu yang susah buat dia lupain." jelas Freya sambil mengedikkan bahu.
"Masa lalu?" Gavin bingung dengan arah percakapan Freya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTIFICIAL WEDDING -JUNG JAEHYUN
Fanfiction"Bagaimana rasanya dihadapkan pada situasi pernikahan artifisial bersama lelaki yang masih tidak ingin melepaskan masa lalunya?" '160119- ©njunmoomin 192406 #7 in angst