Plan & Meet -01

13.7K 1.5K 226
                                    

"Wijaya? apa kabar?" ucap Lelaki paruh baya, sambil menghampiri seseorang yang baru saja memasuki sebuah restoran mewah bersama pasangannya.

"Abraham? banyak berubah ya. Kabarku sangat baik." jawab Wijaya dengan senyumnya dan memeluk punggung sahabatnya itu.

"Ayo kesana, ada istriku sedang menunggu."

"Ini istriku, Sera. Keturunan korea," ujar Abraham sambil sedikit tertawa.

"Wah keturunan korea. Kalau aku cukup yang lokal saja, keturunan asli Bali." ujar Wijaya, sambil memeluk bahu istrinya itu lalu tertawa.

"Arinda,"

"Sera. Memang benar keturunan asli Bali ya sepertinya? sangat eksotis." ujar Sera, lalu disahuti gelak tawa dari keempat orang tersebut.

"Bagaimana bisnismu? lancar?" tanya Wijaya, sambil memasukkan sepotong daging ke dalam mulutnya.

"Ya begitulah, saat ini bukan aku yang mengurus. Tapi masih berjalan dengan baik." jawab Abraham.

"Lalu siapa?"

"Ah iya hampir lupa, kamu punya anak laki-laki. Jadi dia yang mengurusnya?" tanya Wijaya lagi.

"Iya, sejak kecil dia sudah aku didik untuk belajar bisnis." jelas Abraham, dan diangguki oleh Wijaya.

"Bagaimana dengan Freya? dia pasti sudah jadi Perempuan dewasa sekarang, dan pintar sepertimu." tanya Abraham lagi.

Pertanyaan itu membuat Wijaya dan Arinda termenung, bingung ingin menjawab apa.

Lalu Arinda menjawab dengan ragu, "Freya sekarang sedang sibuk jadi Barista di cafe milik temannya. Dia juga kuliah jurusan Fotografi di Jogja, tapi sudah lulus."

"Fotografi? Barista?" sahut Abraham, jawaban yang diberikan Arinda membuatnya menghentikan gerakan tangannya yang sedari tadi sibuk dengan makanan.

"Iya, Fotografi. Aku juga sempat menentangnya, tetapi dia janji setelah itu dia akan menuruti semua kemauan kita berdua." sambung Wijaya sambil menggelengkan kepalanya.

"Lalu siapa yang akan meneruskan bisnismu? bukannya Freya anak pertama? sedangkan anakmu yang kedua juga masih sekolah kan?" tanya Abraham lagi.

"Maaf, bukan maksudku untuk ikut campur. Tapi apa kamu tidak khawatir dengan bisnismu?" tambah Abraham lagi.

"Ya sebenarnya khawatir, tapi mau bagaimana lagi, dia sangat keras kepala." sahut Wijaya.

"Nda, punya foto Freya yang terbaru?" tanya Sera kepada Arinda tiba-tiba.

"Punya, buat apa?" Arinda bertanya balik, sambil mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto Freya kepada Sera.

"Cantik sekali." ujar Sera, sambil tersenyum.

"Kita jodohkan saja Freya dengan Jaehyun." ujar Sera dengan jelas yang seketika mengejutkan Arinda dan Wijaya.

"Wah iya, ide bagus." sahut Abraham.

"Kita bisa menggabungkan kedua perusahaan kita jika Jaehyun sudah menjadi suami Freya." ujar Abraham lagi.

"Tunggu, sebentar...." sahut Wijaya sambil menatap sendu Arinda.

"Kenapa, Pa? bukannya bagus? Jaehyun juga laki-laki baik kan?" sahut Arinda.

"Jaehyun laki-laki yang sangat bertanggung jawab dan dewasa. Jangan khawatir." sahut Sera dengan yakin.

"Kita akan mendapatkan banyak untung dari pernikahan ini." ujar Abraham yang membuat bingung Wijaya, "Maksudnya?"

"Apa kamu tidak bisa membayangkan bagaimana hebohnya ketika anak dari kedua pemilik perusahaan terbesar di Jakarta menikah?" jawab Abraham dengan lantang sambil tertawa.

ARTIFICIAL WEDDING  -JUNG JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang