Maaf ya kalo makin kesini makin nggak jelas dan kurang ngefeel(?) banyak typo juga huhu ini kayaknya yang paling sering
but i'll did my best^^
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'm scared looking at you because the more i do, the more i fall in love with you -T
☕☕☕
Freya berjalan memasuki pemakaman umum kota dalam keadaan cuaca yang mendung, kemudian dia berjongkok disamping makam seseorang dengan membawa sebuket bunga.
Makam yang ditumbuhi rumput kecil, dan batu nisan yang bertuliskan,
Devano Adinata Putra
Lahir: 28 April 1996 Wafat: 16 Mei 2017
Hari kematian Devano yang juga merupakan hari ulang tahun Freya.
Sudah 6 tahun sejak kematian Devano, dirinya hanya mengunjungi makam itu 2 kali.
Bagi Freya, terlalu sakit mengingat kematian Devano.
Freya terus merutuki dirinya sendiri bahwa dirinya yang membuat Devano meninggal dunia.
Kehilangan penglihatan dan mengalami pendarahan otak karena kecelakaan yang terjadi tepat di depan matanya saat itu.
Dirinya benar-benar menyaksikan Devano tertabrak dari arah kiri dengan mobil yang melaju kencang hingga membuat Devano terpental bermeter-meter.
Kecelakaan yang membuat Devano mengalami koma selama 6 bulan, mata yang selalu terpejam dan tidak terbuka kembali.
Dirinya tidak masalah jika Devano kembali sehat walaupun dengan keadaan buta.
Dia tidak mempermasalahkan itu, dia hanya ingin Devano sembuh dan kembali bersamanya lagi.
Laki-laki lembut dan baik hati, sangat polos dan juga tampan.
Selalu tersenyum di hadapan Freya dengan lesung pipi yang dalam.
Freya memandangi nisan itu, mengusapnya perlahan dan kemudian dirinya tersenyum.
"Kak Vano, Freya kesini..." ujarnya dengan sebutir air mata yang mengalir di kedua pipinya.
"Kak Vano apa kabar?"
Dia mencoba menahan tangisannya, dia tau bahwa Devano tidak ingin Freya menjadi Perempuan yang lemah, "Freya, udah cerai. Freya udah nggak sama dia lagi, Kak."
