Setelah bertemu dengan Alea di koridor. Arga langsung menemui Zee di kelas nya.
Waktu sampai di depan kelas itu. Isi kelas kelihatan sepi. Arga masuk kedalam dan melihat seorang cewek duduk sambil menumpuhkan kepala nya di atas lengan yang berada di atas meja.
Arga mendekat kearah cewek itu. Cewek itu adalah Zeeya.
"Hei, kenapa?," Arga mengusap pucuk kepala cewek itu.
Cewek itu mendongak menatap sumber suara di dekatnya.
"Sakit ya? Mau minum obat?," Arga tampak khawatir dengan Zeeya
Cewek itu menggeleng, memang nyeri rasanya. Tapi itulah resiko menjadi perempuan, harus menghadapi semua ujian setiap bulan dan rasanya sungguh menyiksa.
***
Zee hanya bisa menunggu hingga waktunya pulang. Pukul sudah menunjukan jam 15:30 Arga sudah menunggu Zee di bangku koridor dekat kelasnya.
"Nunggu Zeeya, ya?," ucap Arian yang bersiul- siul.
"Iya, lo mau ngapain?," tanya Arga pada Arian.
"Gue mau nunggu pujaan hati gue, dedek Alea," ucap Arian dengan percaya diri.
"Aish. Palingan lo mainin dia."
"Gak akan!,"
Setelah guru itu keluar dari kelas Zee. Alea bersama Zee sudah berada di ambang pintu.
"Pulang yuk?," ajak Arian pada Alea. Namun Alea tak menghiraukan dan tetap melangkah menjauhi Arian.
"Mampuss lo di tinggal, rasakan. Makanya jangan kepedea," ejek Arga pada Arian.
Arian pun tidak memperdulikan apa kata Arga. Ia tetap berlari mengejar Alea.
Sekarang Arga dan Zee terus berjalan beriringan . tak disangka mata Arga menangkap sesuatu di belakang rok Zeeya.
"Eh eh tunggu. Berhenti dulu," Arga mencekal tangan gadis itu.
"Kenapa?," tanya nya dengan wajah polos.
Arga belum menjawab ia langsung membuka tas sekolahnya dan mengambil jaket miliknya.
"Balik badan," ucap nya menyuruh gadis itu untuk berbalik arah. Gadis itu menurut.
Ia melilitkan jaket tersebut ke pinggang langsing cewek itu sambil berjongkok.
"Emang kenapa? Bocor ya?," tanya gadis itu.
"Hemm. Makanya kalo disuruh bawa serep itu di bawa , biar gak kek gini," ucap Arga.
'What the. bocor. Berarti Arga liat dong? Aduh gimana nih. Malu banget ' Zee pun menutup mukanya dengan kedua tangan mungil milik nya.
"Ya udah ayo pulang, nanti pas sampe rumah langsung ganti," Arga pun merangkul bahu Zeeya menuju parkiran
***
Tak butuh waktu lama untuk sampai di rumah. Zee langsung menuju kamar nya. Bagas yang duduk di ruang tamu pun bingung milihat tingkah Zeeya .
"Kenapa dia?," tanya Bagas pada adik nya yang baru masuk ke rumah
"Bocor tu. Makanya cepet- cepet masuk. Mau ganti katanya," Arga pun juga langsung masuk ke kamar untuk berganti pakaian.
Zee akhirnya selesai berbersih- bersih. Karena ia lelah akhirnya ia memutuskan untuk tidur terlebih dahulu. Pas ingin menutup mata. Arga datang membawakan vitamin untuk nya.
"Nih, diminum vitaminya. Supaya ada tenaga dan nyeri nya agak hilang," Arga menyodorkan tablet vitamin itu pada Zeeya.
Zeeya meminumnya. Lalu Arga pergi dari kamar itu.
Tak lupa Arga menutup pintu kamar milik Zee.
"Makasih Arga, karna udah baik sama Aku, dan udah perhatian selama ini," ucap Zee lalu ia masuk ke alam mimpi
______
Malam harinya Bagas keluar untuk pergi ke rumah teman nya.
Sebelum pergi Bagas menghidupkan dulu lampu di rumah Zeeya, yang berhadapan langsung dengan rumah nya. Dan tak lupa ia berpesan pada Arga untuk mengunci pintu gerbang, jika dirinya belum pulang.
Arga memetik senar gitarnya sambil menikmati angin malam di depan teras rumahnya yang menghadap langsung dengan rumah Zee.
Ia bersenandung sambil memainkan jari- jarinya di senar gitar. Sesekali ia menghirup udara malam yang sejuk nan damai.
Zeeya mendekat kearah nya sambil menatap rumah yang berada di hadapan rumah yang ia pijak sekarang.
Rumah itu mengingat kan dirinya tentang Ayah tercintanya. Dulu di rumah itu, Zee, Mama dan Papa nya sekali tertawa bahagia.
Kini tinggal kenangan yang menjadi penghuni nya.
Arga tersadar jika ada seseorang yang sedang berdiri di samping kursi yang ia duduki.
"Kenapa belum tidur?," tanya Arga.
"Belum ngantuk," jawabnya singkat.
Arga masih menikmati semelir angin yang datang perlahan.
Tanpa di beri aba- aba. Gadis itu duduk disamping Arga yang sedang memangku gitar.
"Aku kangen sama, Papa. Aku pengen kayak dulu lagi," ucapan nya pun terdengar oleh Arga.
"Zee, inget ya. Lo gak boleh menyerah dengan keadaan yang seperti ini. Lo tau kan bulan sama matahari? Mereka ditugaskan untuk saling berbagi di setiap poros nya. Matahari menyinari siang. Dan bulan menyinari malam. Mereka terpisah. Tidak bersama tapi saling bersinar. Lo gak boleh sedih walaupun Papa lo gak ada lagi. Karena ia akan selalu menyinari setiap malam yang lo lewatin," Arga berkata sambil mengusap pundak gadis itu.
"Tapi aku takut... Aku takut kalo kamu bakal ninggalin aku. Aku takut kalo diri aku gak penting bagi kamu," Zee berucap dengan nada sendu.
"Hei, siapa yang bakal ninggalin lo? Gue, Abang Bagas, tante Nora , Alea dan nyokap bokap gue gak akan ninggalin lo. Kita semua sayang sama lo, Zee. Terutama gue. Gue akan selalu jagain lo dan selalu ada untuk lo apapun keadaan nya,"
"Tapi nanti suatu saat kamu akan jauh dari aku, Ga. kamu bakal cari cinta sejati kamu. Dan aku bukan prioritas kamu lagi,"
' cinta sejati gue itu. Cuma lo Zee. Gue harap selama nya gak akan berubah' batin Arga
"Lo, akan tetap jadi nomor satu di kehidupan gue. Gue janji gak akan bikin lo sedih, gak akan bikin lo kecewa. Itu janji gue sama Almarhum Papa lo. Dan lo tetap jadi prioritas gue, Zee," Arga menautkan jari kelingking nya di jari kelingking Zeeya.
Malam itu adalah saksi dimana Arga berjanji pada Zee untuk tetap menjaganya. Zee sangat berharap jika Arga benar benar sayang padanya.
Akankah janji itu tetap terjaga? Atau janji itu akan terlupakan oleh Arga?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Arga (END)
Teen FictionZeeya An-Noura dan Arga Raufandra. adalah dua sahabat sejak kecil. Zee yang memilik sifat manja, cerewet, dan manis. sedangkan Arga memilik sifat baik, pendiam, peduli ,dan sayang kepada Zeeya.