4: Keluarga

350 24 0
                                    

         Setelah seminggu yang lalu, Orang tua Arga menelpon. Kini saat nya untuk orang tua Zee yang pulang.

Mungkin orang tua Arga akan pulang secepatnya. Dikarenakan tugas bisnis yang banyak. Akhirnya Irfandra dan Nina selaku orang tua Arga belum bisa pulang.

Hari ini adalah hari minggu dan jadwal Zee hanya berdiam diri di kamar.

Dret..dret..dret
Ponsel milik Zee pun bergetar.

"Halo ,Ma," dengan suara parau khas bangun tidur.

"Halo sayang. Mama sekarang udah dirumah sama papa." Nora pun menyuruh putri nya untuk pulang sementara.

Akhirnya Zee bangun dan mencuci muka.
Lalu turun ke bawah untuk pamit pada Bagas.

Saat ingin menuju pintu Bagas sudah duduk di sofa.

"Mau kemana, Zee?" tanya Bagas.

"Mau pulang dulu bang. Mama sama papa udah dirumah. Arga mana?" tanya Zee.

"Arga udah duluan ke rumah kamu," langsung--lah Zee berlari menuju rumahnya yang berhadapan langsung dengan rumah Arga.

'Pasti Arga mau ngaduh nih sama mama papa. Makanya dia udah duluan pergi ke rumah'  dugaan Zee sangatlah benar.

Setelah mendengar kabar bahwa Nora dan Rizal pulang. Arga langsung pergi ke rumah Zee.

Yang pertama tujuan Arga adalah. Ingin meminta oleh oleh.

Yang kedua tujuan Arga ingin mengaduh pada orang tua Zee. Bahwa Zee itu susah diatur dan nakal.

Arga pov
Gue udah tau bahwa hari ini tante Nora dan om Rizal bakal pulang.

Zee masih tidur pulas di kamarnya. Itulah kerjaan Zee jika hari libur. Dia rela sampe gak makan. Asalkan tidurnya nyenyak.

Gue langsung pergi ke rumah nya Zee untuk nemuin tante dan om.

Yang pertama. Gue mau mintak oleh oleh sama mereka.

Yang kedua. Gue mau ngaduh sama tante dan om karena Zee itu susah untuk diatur dan nakal banget.

Gue udah duduk manis disamping om Rizal. Tante Nora lagi buatin teh untuk suami tercintanya. Eaakk

Tiba tiba pintu yang terbuka menampakkan sosok bidadari cantik. Siapa lagi kalo bukan Zee.

Cewek itu tampak terkejut.

Gue hanya tersenyum tipis melihat cewek itu berlari dari depan rumah.

Arga pov end

Zee duduk disamping papanya. Sedangkan Arga pura pura tidak tau.

"Zee kangen banget sama, Papa," ucap nya sambil memeluk papa nya.

"Sama Mama gak kangen? Cuma sama Papa doang nih?," ucap Nora dari dapur .

"Kangen juga dong, Ma. Mama kan Cantik mirip sama aku," ucap nya sambil menghampiri ibunya yang membawa nampan yang berisi teh manis itu.

Mereka duduk di sofa santai di ruang keluarga. Tempat itu adalah tempat berkumpul sekaligus tempat bermain Zee dan Arga waktu kecil.

Arga dan Zee sangat saling menyayangi. Apalagi jika ada Bagas.

Bagas lah yang selalu menjaga mereka berdua. Bagas juga sangat menyayangi Zee. Ia sudah menganggap Zee sebagai adik kandung perempuan nya.

Zee duduk sambil memeluk lengan Papa nya.

"Papa dengar kamu nakal ya?'' ucap Rizal pada putri semata wayang nya

"Ng...nggak...kok. Siapa yang bilang? Pasti Arga kan?" Zee celingukan dan menuduh Arga yang duduk di samping kiri Rizal.

"Enak aja lo nuduh gue. Yang ada tu lo yang ngaduh sama Mama. Bilang gue sering gangguin lo," Arga pun membela diri.

Tapi sebenarnya memang Arga yang mengaduh pada orang tua Zee.

"Kamu gak boleh gitu dong sayang. Arga kan udah baik sama kamu. Dia jagain kamu, terus perhatiin kamu. Jadi kamu jangan bawel. Nurut apa kata Arga," Rizal menasihati Zee yang hanya diam sambil memeluk lengan kekar ayahnya.

Sedangkan Arga mencibir Zee dengan senang nya.

"Menang banyak si Arga didepan Mama sama Papa. Liat aja ntar kalo tante Nina sama om irfan pulang. Aku adu domba juga. Biar mamposs!" batin Zee berucap sedangkan Nora ibunya mangut mangut paham.

Untuk satu minggu kedepan Zee tidak tinggal di rumah Arga. Sementara ini ia tinggal dirumahnya bersama Rizal dan Nora.

Tadi malam Bagas dapat telpon dari orang tua nya. Katanya mereka akan pulang 2 minggu lagi.

Zee yang mendengar kabar itu langsung sumringah. Karena ia ingin sekali memburukkan  Arga di depan orang tuanya.

_______

"Gak enak ya bang kalo Zee gak ada disini," kata Arga sambil menjatuhkan pantat nya di sofa depan tv.

"Giliran dia gak ada lo cari. Giliran dia tinggal disini lo ngomel mulu," jawab Bagas sambil memainkan game di hp nya

Benar. Saat Zee tinggal bersama nya. Arga selalu saja mengomel tapi Arga sangat sayang pada gadis bawel itu.

Saat dirinya mengomel pada Zee. Selalu Bagas yang membela gadis itu.

Sekarang sudah 4 hari ia tidak satu rumah dengan Zee. Tapi mereka masih sering sekolah bersama. Sebab Arga tak ingin jika Zee pulang atau pergi ke sekolah sendirian.

Sebab waktu Zee masih duduk disekolah dasar kelas lima. Zee pernah diculik selama satu minggu. Arga sangat takut hal itu terulang kembali pada Zee saat ini.

Jadi. Walaupun Zee sekarang belum tinggal dirumahnya. Tapi mereka tetap bersama. Terkadang Arga yang main ke rumah Zee. Karena rumah mereka berhadapan.

_______

Minggu ini adalah waktunya orang tua Zee kembali lagi  ke Dubai. Sebab masih ada perkerjaan yang belum diselesaikan.

Zee mengantar kedua pahlawan hidupnya ke bandara. Ia tak sendiri, karena ditemani oleh Arga dan Bagas.

"Mama sama Papa pergi dulu ya. Kamu jangan nakal. Dengerin apa kata Bang Bagas sama Arga" ucap Nora sambil mengusap pipi lembut anaknya.

Rizal hanya tersenyum lembut pada putrinya itu. Zee sempat berpikir mengapa papa nya sedikit berubah. Sejak kemarin papa nya kurang semangat. Bahkan mengucapkan kata perpisahan sebelum pergi pun tidak.

Saat pesawat sudah ingin berangkat Nora dan Rizal memasuki pesawat.

Sebelum pergi Zee memeluk papanya erat. Seolah olah tak ingin jauh. Namun papanya melepaskan pelukan itu dan berkata.

"Papa harus pergi. Kamu jangan bawel. Jangan nyusahin orang." papanya berucap dengan datar.

Rizal memanggil Arga dan Bagas. Mereka mendekat kepada Rizal.

"Om minta tolong sama kalian. Buat jagain Zee apapun caranya. Tolong jangan buat dia menangis" Rizal menepuk pelan pundak Arga dan Bagas. Mereka pun mengangguk.

Akhirnya Mama dan Papa nya masuk ke dalam pesawat. Lalu mereka bertiga pulang.

Dear Arga (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang