7: Sakit

360 20 6
                                        

  

     Setelah kepergian Ayah tercinta nya. Gadis cantik itu sangat terpukul. Mama nya pun bingung harus melakukan apa supaya putri satu- satunya itu bangkit seperti dahulu dan ceria kembali.

Sudah dua hari ia tak nafsu makan . Nora pun kualahan menghadapi putri kesayangan nya.

Zeeya An-Noura gadis yang sangat ceria kini murung tak tahu arah. Arga tak hentinya membujuk gadis itu agar mau makan. Alea teman sebangkunya pun juga prihatin melihat keadaan gadis cantik nan manis itu.

Pasalnya dikelas Zee hanya melamun, dan tak mau bicara. Hanya waktu tertentu saja ia mengeluarkan suara.

Pulang dan berangkat sekolah Arga selalu bersamanya. Bagas pun juga selalu memantau perkembangan gadis itu. Jika Arga tak ada. Maka Bagas lah yang menggantikan Arga.

Nora sudah di luar kota mengurus perusahaan peninggalan suaminya . jika tidak dipantau atau diurus, nanti perusahaan itu akan bangkrut dan kehidupan Nora dan Zee semakin terpuruk.

Sedangkan Irfan bersama Nina saling membantu perkembangan perusahaan Nora dan bisnis keluarga nya.

________

      
     Hari ini Arga sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah, sekitar enam bulan lagi Arga dan Zee akan menghadapi ujian lalu ke perguruan tinggi.

Arga sudah rapi dengan seragam kebangsaan nya itu. Ia lalu turun ke ruang makan untuk sarapan. Lagi- lagi selalu ada Bagas yang pertama muncul dimeja makan. Karena Bagas pintar memasak.

"Zee kemana bang? Gak ikut sarapan?," tanya Arga pada Bagas yang sedang menuangkan teh hangat ke dalam gelas.

"Mungkin lagi di kamar. Dari tadi abang tunggu gak keluar- keluar, " balas Bagas.

Akhirnya Arga memutuskan untuk ke kamar Zee yang berada di samping kamarnya.

Semenjak Mama Zeeya sudah ke luar kota. Zee kembali tinggal bersama Arga dan Bagas.

Orang tua Arga pun juga sudah kembali berkerja. Arga mengetuk pintu kamar Zee. Mungkin Zee sedang berganti baju atau sedang melakukan hal yang lainya. Atau mungkin Zee terlambat bangun. Gadis itu sering sekali membuat Arga geram, karena selalu lelet dalam suatu hal.

Tokk... Tokk. Tokk.

"Zeeya, lo udah siap? Ayo sarapan," panggil Arga sambil mengetuk pintu. Namun tak ada sahutan.

"Zee, abang udah nunggu di meja makan. Lo gak papa kan? Gue masuk ya?" akhirnya Arga memutuskan masuk ke dalam kamar. Ternyata pintu itu tidak di kunci, jadi memudahkan Arga untuk masuk.

Arga melihat kamar itu masih gelap. Gorden yang terhadang di jendela belum di buka. Lampu kamar itu pun mati, ia melihat ke arah kasur. Tampak sesrorang sedang bergelung di dalam selimut seperti kepompong.

Arga mendengus kesal. Ia sangat tau sifat Zee. Gadis itu selalu merepotkan dirinya. Tetapi Arga tetap sayang pada nya.

Cowok itu mendekat ke arah jendela yang menghadap ke balkon. Ia membuka gorden sehingga cahaya matahari pagi dapat masuk.

Lalu ia membangun kan Zee yang masih berbalut selimut. Ia mengguncang tubuh mungil gadis itu.

"Woy, bangun. Kebo banget sih lo," usaha Arga membangukan, tapi masih nihil.

Arga pun membuka selimut itu dan tampak lah wajah pucat gadis kesayangan nya. Arga memegang dahi gadis itu. Panas. Itulah yang dirasakan oleh Arga.

"Bang. Abang, kesini bang!," teriak Arga memanggil Bagas yang berada di ruang makan.

Bagas pun menuju kamar Zee.
"Ada apa sih teriak-teriak, udah di bilangin ini rumah bukan hutan," Bagas pun kesal.

"Ambil kompres bang. Zee sakit, badan nya panas banget," ucap Arga sambil mengelus dahi Zee.

Bagas pun tak percaya. Ia memegang dahi Zeeya dengan tangannya. Ternyata gadis kecil ini memang sedang sakit. Kembali Bagas mengambil kompres ke dapur dan diberikanya pada Arga.

Lalu Arga mengkompres Zee dengan telaten.

"Pantesan dibangunin gak bangun. Ternyata dia sakit," gumam Arga.

Bagas melihat jam dinding sudah hampir ke angkah tujuh.

"Ga, mending sekarang lo kesekolah aja. Ini udah siang. Ntar jalanan macet lagi."

"Tapi Zee gimana bang? Siapa yang jagain dia?" Arga cemas pada Zee.

"Udah tenang aja. Abang hari ini gak ke kampus kok. Jadi abang yang jagain Zee" ucap Bagas

"Yaudah kalo gitu. Arga berangkat dulu. Tolong jagain Zee ya," pamit Arga pada Kakak nya itu..

Sebelum berangkat sekolah. Arga pamit pada Zee yang masih terpejam.
"Bawel, gue pergi sekolah dulu ya. Istirahat dan jangan nakal," lalu ia pergi meninggalkan Bagas dan Zee dirumah

_______

Sepulang sekolah Arga langsung menjenguk Zee di kamarnya.

Zee masih beristirahat di tempat tidur.

Bagas menunggui cewek itu di kamarnya. Ia duduk di sofa dan membaca buku kuliah nya.

"Gimana keadaan nya bang?," tanya Arga pada Bagas.

"Udah mendingan. Abang juga udah kasih dia obat," jawab Bagas.

Arga tersenyum manis melihat wajah teduh milik Zeeya. Gadis itu terlihat cantik dan manis, dan hal itulah yang membuat Arga selalu rindu akan tingkah aneh nya.

"Cepat sembuh ya, Princces Zeeya An-Noura," ucap nya sambil mengelus puncak kepala Zeeya.

Dear Arga (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang