18: Rencana 1

252 10 2
                                    

Kedekatan Arga dengan Zee cukup merenggang. Malah sebaliknya Arka semakin dekat dengan Zee.

Vio yang melihat hal itu semakin leluasa menempel pada Arga seperti parasit. Tiga hari lagi SMA mereka akan mengadakan ujian Nasional untuk menentukan kelulusan.

Sekarang Zee dan Alea sedang membaca buku buku untuk ujian yang akan datang. "Zee,nanti kalo pulang sekolah temenin gue bentar ya ke supermarket. Mau beli buat belanja bulanan. Mama lagi ke luar kota soalnya"

"Tapi traktir gue jus alpukat ya?" pinta Zee pada Alea.

"Iya. Minta imbalan mulu lo!"

"Udah kalo gak mau"

"Iya. Zeeya An-Noura. Gue bakal traktir" ucap Alea sambil mengelus puncak kepala zee yang sedang membaca buku.

*****

"Sssttt. Yan, Arian! Woi!!!" Arga memanggil Arian yang sedang menulis tugas yang di berikan Bu Sukma di papan tulis.

Entah karena Arian ingin mengerjainya atau memang Arian tak mendengar panggilan dari Arga. Sehingga Arga dengan kesal melempar bola bola kertas kearah Arian. Namun. Bola kertas itu salah sasaran, malah mengenai kepala bu sukma yang sedang menulis beberapa soal di papan tulis.

"Siapa yang melempar ini ke kepala saya?! Hayoo ngaku!" teriak bu sukma di depan kelas. Arian yang melihat itu cengengesan menertawai Arga yang sedang diomeli oleh Bu sukma.

"Sa...sa..saya buk" Arga mengacungkan tangan nya ke arah atas.

"Kamu saya hukum Arga Raufandra. "

"Tapi saya gak sengaja buk. Maaf" Arga mencoba membela dirinya. Tapi sayang. Bu sukma bukanlah orang yang mudah memberi toleransi. Sekali ia mengatakan A. Maka tetap lah seperti itu. Tak akan pernah berubah. Akhirnya Arga pasrah dengan hukuman yang diberikan bu Sukma. "Sekarang, kamu lari keliling lapangan 20 keliling. Sekarang!"

"Tapi bu....."

"Tidak ada penolakan! Sekarang!" akhirnya Arga langsung melakukan apa yang di perintahkan oleh bu sukma.

Arian hanya tersenyum geli melihat Arga dihukum.

*****

"Zeeya , kamu tolong bapak ambilkan buku nilai di meja bapak ya" perintah pak Budi kepada Zee.

Zee menuruti perintah tersebut. Buku nilai itu akan diisi oleh pak Budi untuk nilai terakhir. Karena tiga hari kedepan mereka akan melaksanakan UN. Zee berjalan menyusuri koridor ke arah kantor guru.

Ia melihat seorang cowok tengah berlari mengelilingi lapangan dengan keringat membasahi pelipis nya. Cowok itu adalah Arga. Cowok yang sangat diperjuangkan oleh Zee. Dengan tak sengaja tatapan mereka bertemu. Arga juga melihat kearah zee yang sedang curi pandang ke arah nya.

Melihat itu , Zee langsung mengalikan pandangan nya dari Arga. Dan kebetulan di ujung koridor sana. Terlihat Arka sedang membawa buku paket sejarah. "Hai Nou" sapa Arka dari depan nya. Zee tang melihat itu langsung mendekat. "Mau kemana?" tanya Arka

"Ke kantor. Ambil buku nilai" ucap Zee.

Arga yang melihat itu melambatkan lari nya guna melihat pemandangan di koridor. Hati nya tak terima melihat Zee dekat dengan Arka. Bukan karena Arka itu jahat atau apa. Tapi Arga merasa cemburu. Jika dibanding dirinya. Arka memang sangat baik pada Zee. Arka selalu menjaga cewek itu dan melindungi nya. Tapi dirinya? Diri nya hanya menabur janji pada Zee untuk menjaga nya.

"Oh iya Ka. Nanti kalo mau pulang duluan aja. Gue mau pergi sama Alea ke supermarket. Dia minta di temenin" kata Zee.

"Oh yaudah gak papa. Nanti kabarin gue kalo ada apa apa" lalu Arka pergi menuju kelas nya. Dan Zee meneruskan langkah nya menuju kantor.

Dear Arga (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang