Aku yang semakin hari semakin jatuh cinta pada laki-laki itu,aku sudah tidak kuasa menahannya lagi. Kali ini aku benar-benar jatuh cinta. Kepada laki-laki yang membantu aku untuk hijrah ke jalan Allah.
-----
Hari ini di sekolah di sibuk kan dengan kegiatan memperingati HUT RI. Setiap hari di adakan latihan gerak jalan untuk semua siswa. Aku yang sudah selesai latihan,kembali ke kelas bersama teman satu regu ku,velly. "Ayo pulang ke kelas?" ajak nya yang ku iya kan. Di depan musholla sekolah,aku liat ada Ali dan teman-teman nya. "Hei,dicari ini lho" kata salah satu temannya Ali. Aku tidak menanggapi mereka sama sekali,karena aku malu kalau di depan orang laki-laki. Aku berjalan santai ke kelas ku. "Hey,jadi perempuan kok lebay banget sih" kali ini Ali yang berkata. Aku terdiam,dalam hati aku sangat marah. Aku menatap tajam matanya. "Memang nya kenapa? Nggak suka?" sahut ku kesal. Di tangan ku aku membawa peluit untuk latihan tadi. Aku lemparkan peluit itu ke arah Ali. Tiba-tiba dia merintih kesakitan sambil memegang hidung nya yang sedikit berdarah. "Kamu itu gimana sih" bela temanya Ali. "Aku nggak sengaja,maaf" aku menyesal dengan perbuatan ku itu. Sementara Ali sibuk mencuci luka nya dan diam saja. "Maaf,aku nggak sengaja" aku benar-benar menyesal telah menyakiti dia. "Kamu sebenarnya suka kan sama Ali?" tanya temannya Ali. Aku terdiam mendengar penrtanyaan itu 'dari mana dia bisa tau?' tanya ku dalam hati. "Kalau kamu suka sama dia,kenapa kamu nyakitin dia?". Kali ini,kata kata itu membuat hati ku hancur. Aku berlari ke kelas sambil menangis. "Udah lah,nggak papa. Kan kamu juga nggak sengaja" ucap velly yang berusaha menenangkan aku. Aku lihat di jendela ujung kelas,disana dia melihatiku dengan wajah yang nampak sedih juga.
Bel pulang sudah berbunyi. Aku kuat kan hati ku untuk kembali meminta maaf kepada Ali. Ketika semua siswa sudah keluar,aku menunggu Ali di lorong sekolah dekat ruang guru. Ketika dia sudah nampak di mata ku,aku segera berlari menghampiri nya. "Tolong,aku minta maaf,aku nggak sengaja" kata ku sambil berjalan agak cepat di samping Ali. "Iya iya udah" jawab nya. "Itu saja?" kata ku,aku berhenti karena tidak puas mendengar jawabannya. Sementara dia terus berjalan.
-----
Keesokan hari nya dan seterusnya,hubungan kita mulai membaik. Aku mulai dekat lagi dengan dia. Kita sama-sama belajar ilmu agama bersama lagi. Dia bagiku adalah guru. Karena melalui dia,aku dapat banyak ilmu agama yang belum aku ketahui. Nasehat nasehat yang selalu dia berikan kepada ku,membuat aku terus mengingat dia.
Aku merasakan hal berbeda dari dia. Sikap nya kepada ku sudah mulai mencair,tidak seperti dulu yang jutek nya naudzubillahimindalik. 'Apa dia suka aku juga?' pertanyaan konyol dalam hati ku. "Kenapa aku berharap dia juga mencintai ku? Ah,nggak mungkin" kata ku sambil merenung di dalam kamar.
-----
Singkat cerita
Kini aku sudah kelas sembilan. Hampir lulus,dan harus berpisah. Sebenarnya aku sudah tau dari dulu, kalau dia mau melanjut kan sekolahnya di luar kota. Aku juga sudah tau,kalau dia disana ada kakak perempuan nya. Jadi aku agak sedikit tenang. Aku melanjutkan kemana? Sekolah impian ku adalah,sekolah yang akan di tuju Ali itu. Tapi kata ibu,aku harus tetap disini. Kakak perempuan ku habis ini juga kuliah di luar kota. Mungkin ibu nggak mau kalau anaknya ini jauh jauh dari dirinya. Ya oke,aku sekolah disini. Aku bilang ke ibu,aku juga mau mengaji di pondok. Ibu menyetujui permintaan ku itu. Disini juga,aku menjadi guru TPQ dekat rumah ku. Rasanya tidak tega kalau aku harus pergi meninggal kan anak didik ku itu.Nggak ada apa apanya ya?🙇
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku Bersamamu (HIATUS)
Short StoryDua insan yang saling menunggu dalam sebuah doa. Di pertemukan kembali dengan skenario yang telah dibuat Allah.