Singkat cerita.
Aku kini telah duduk di bangku semester akhir kelas XII MA. Itu artinya, sebentar lagi Ali akan pulang. Hati ku sangat senang sekali,menanti kepulangan orang yang mendiami hati ku .
Liburan akhir pun tiba. Alhamdulillah aku mendapatkan nilai akhir yang cukup memuaskan. Aku tidak tau dengan kelulusan Ali disana. Batin ku terus bertanya, kapan dia pulang?
Muhammad Ali Ahzami
Assalamualaikum maira kuuuuuuuAku terperanjat melihat pengirim pesan itu. Apakah ini benar-benar nyata? Aku masih tidak percaya.
Sayyidah Khumairah Putri
Waalaikumussalam, mas udah pulang?Ahhh rasanya aku menjadi orang yang paling beruntung. Terimakasih Allah
Muhammad Ali Ahzami
Udah, cepet ganti baju siap-siap,kita akan jalan-jalan.Sayyidah Khumairah Putri
Maksud mas?Muhammad Ali Ahzami
Udah,cepetan,aku udah di ruang tamu sama abah bunda dan mbak nurin.Apa? Ini nyata? Aku diajak jalan-jalan sama keluarganya? Mampus deh.
Aku segera mengambil gamis favorit ku dan memakai jilbab lebar yang senada dengan gamis ku. Aku membawa dua benda yang harus aku bawa ketika jalan-jalan,yaitu niqab dan hp. Kok ngga bawa mukena? Jilbab saya sudah lebar sampai lutut. Kemudian aku segera menghampiri mereka di ruang tamu."Assalamualaikum abah bunda mbak mas" aku mencium tangan abah bunda dan mbak nurin.
"Kamu ini di tunggu dari tadi lho" ucap ayah di samping ku.
"Iya maaf. Tadi masih nggak sadar" ucap ku sambil sedikit tersenyum.
"Ya sudah,ayo cepat berangkat, keburu siang" ucap abah mengajak kami berangkat.
"Ayah, mai berangkat dulu. Assalamualaikum" ucap ku kepada ayah.
"Waalaikumussalam. Hati hati"
-----
Di perjalanan, aku menjadi orang yang paling pendiam di antara mereka. Ntah karena apa,seakan-akan bibir ku sangat membeku berada diantara keluarga ini.
Entah satu keluarga ini mau mengajak aku kemana. Aku hanya sesekali tersenyum ke arah bunda yang ada di samping ku.
"Emm...bunda,ini mau kemana?" tanya ku ke bunda."Sudah..ikuti saja alurnya. Nanti juga ketemu" jawab bunda.
"Makaud nya bunda?" tanya ku kembali.
"Sudah sudah, nikmati saja perjalanan nya". Jawab bunda.
"Kamu jangan diem gitu dong,sepi tau,kayak apa aja kalau diem terus" ucap mbak nurin sambil nyengir bermain hp.
"Apa sih mbak,kan aku malu" jawab ku.
"Malu malu,kalau nggak ada orang aja...." jawab mbak nurin ku potong. Satu cubitan ringan mendarat di lengan atas nya.
"Aww... Sakit tau" ucap mbak nurin sambil mengelus lengannya.
"Mbak ah...diem dong. Kan aku malu" jawab ku sambil menatap mbak nurin dengan wajahku yang memerah. Ya,aku tidak memakai niqab ku ketika di dalam mobil,aku memakainya jika banyak orang saja.
"Tuh kan beneran...wajah mu merah. Pasti ada apa apa" ucap mbak nurin yang tak henti hentinya menjahili ku.
"Kalian belum jadi saudara aja beramtem terus,apalagi kalau udah jadi saudara,pasti rame rumah nanti" ucap bapak di jok depan mobil sambil menengok kebelakang.
"Iya maira ini abah...sukanya yang sepi sepi" ucap mbak nurin tertawa puas.
"Mbak.....! Ndak abah,mbak nurin bohong" jawab ku menepis pernyataan mbak nurin.
"Udah lah abah, mereka ini emang gitu,bisanya berantem mulu" ucap Ali sedang menyetir dan tertawa.
"Yaudah,aku diem lagi aja. Biar sepi aja. Ya Allah... Semoga mbak nurin cepat menikah,supaya bisa diem karena ada suaminya" ucap ku sambil mengusapkan telapak tangan ku ke muka.
"Aamiin" jawab ku serentak bersama Ali, abah dan bunda. Sementara mbak nurin berbuah menjadi diam menahan wajah merahnya. "Alhamdulillah, puas hamba Ya Allah" ucap ku sambil tertawa tanda kemenangan atas mbak nurin.
-----
Setelah sampai di tempat tujuan, aku sangat kagum dengan tempat ini. Tempatnya indah,sejuk,masih asri, indah deh pokoknya. Aku baru kali ini melihat tempat seindah ini.
"Ayo ambil foto?" ucap mbak nurin.
"Iya,sama sama sini,maira juga" ucap bunda.
"Malu bunda" ucap ku yang sebenarnya tak ingin menolak.
"Udah ayo nak maira,sekali kali" ucap abah yang berusaha memaksa ku,hehehe.
"Iya abah" akhirnya aku pun menerimanya.
Aku berdiri di antara mbak nurin dan bunda. Ahh,rasanya aku belum pantas berada di antara keluarga ini. Aku belum mampu jadi wanita yang baik.
"Ayo lanjut jalan-jalan" ucap mbak nurin berjalan duluan. Aku kini berjalan beriringan bersama Ali, sementara abah dan bunda ada di depan kami.
"Kamu seneng?" tanya Ali kepada aku. Namun matanya sibuk memandangi panorama yang sangat indah ini.
"Aku seneng" jawab ku singkat.
"Iya seneng,kan jalan-jalan nya sama aku" jawab nya memandang ku dan tertawa.
"Apaan sih,jangan menggoda terus,aku malu" jawab sambil menatap sengit Ali.
"Ahh...sayangnya kamu pakai niqab,kalau nggak,pasti udah merah" lanjut nya membuat aku sedikit kesal.
"Mas ah...udah dong" jawab ku kesal.
"Iyaiya...nanti kalau udah halal,mas puas-puasin deh" ucapnya sambil tertawa keras.
"Kalian ini kenapa sih,ketawa kok keras banget,diliatin orang tu" ucap abah sambil menengok kebelakang dengan heran.
"Maaf abah,ini Mas Ali yang ketawa" ucap ku menunjuk nunjuk Ali di samping ku.
"Maaf abah maaf...abisnya maira lucu" ucapnya kepada abah dengan menahan tawanya.
"Udah,jangan ketawa terus,ayo cepet,itu mbak mu udah foto foto sendiri" ucap bunda.
🌸🌸🌸🌸🌸
Di vote juga ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku Bersamamu (HIATUS)
Truyện NgắnDua insan yang saling menunggu dalam sebuah doa. Di pertemukan kembali dengan skenario yang telah dibuat Allah.