١٤ : LDR 2

538 18 0
                                    

AuthorPov

Dalam kereta,Ali hanya bisa tersenyum menatap keluar jendela. Ia memikirkan gadis itu,sekarang dia sudah bisa tersenyum. 'Aku harus bisa membuat dia selalu tersenyum' batin Ali sambil sesekali senyum senyum sendiri.

Dilain tempat,Maira hanya bisa merebahkan dirinya,menatap langit-langit kamarnya sambil terus medoakan Ali nya. Maira sesekali masih menitihkan air matanya,ia masih tidak bisa benar-benar kuat tanpa Ali. Tapi ia berusaha untuk tetap tersenyum meskipun hatinya tengah kehilangan penghuninya.

-----

AliPov

Nurin.NN
Assalamualaikum maira,aku Ali. Alhamdulillah aku sudah sampai di ma'had.

Sayyidah Khumairah Putri
Waalaikumussalam, mas. Alhamdulillah kalau sudah sampai. Cepat mandi, bau tau.

Nurin.NN
Iyaiya, kamu udah bisa godain aku ya? Hahaha

Sayyidah Khumairah Putri
Ihh...udah ah,sana mandi terus istirahat. Assalamualaikum

Aku hanya bisa tersenyum memandangi pesannya tadi. Aku pasti akan merindukan hari-hari konyol ku bersama dia disana. Aku segera mandi. Sebelum ke kamar mandi,aku menuju asrama kakak ku dulu untuk mengembalikan hpnya. Kakak ku sudah lulus,tapi tetap di asrama nya,jadi boleh bawa hp.

"Assalamualaikum" salam ku ketika akan memasuki asrama putri.

"Waalaikumussalam, udah hp nya?" ucap kakak ku.

"Udah mbak,aku mau mandi dulu" ucap ku ketika akan pergi.

"Ya gitu mandi,masa dari rumah ngga mandi sampai asrama ngga mandi juga. Hahaha" ucap mbak nurin sambil tertawa.

"Apa an ih. Udah. Assalamualaikum" ucap ku kemudian pergi meninggalkan asrama putri.

Selesai mandi aku menata semua barang-barang ku di lemari. Kemudian aku tidur sebentar karena memang sangat capek.

-----

AuthorPov

Maira yang kini tengah mengajar ngaji,birbincang-bincang dengan ustadz nya. Beliau berniat menjodoh kan Maira dengan salah satu santri nya. Namun perjodohan ini hanya sebatas tawaran dan candaan.
"Kamu mau saya jodoh kan dengan santri saya di pondok?" tanya ustadz Habib.
"Maaf ustadz. Saya sedang Istiqomah dengan santri anda yang dulu. Semoga saya masih dengan dia" ucap Maira. Bukannya menolak,namun ya ini,Maira tengah menanti imam impiannya.
"Oh..iya nggak papa. Saya ya cuma tanya saja" ucap ustadz Habib pada Maira. "Ya sudah,segera pulang terus berangkat ke pondok,udah sore banget ini" lanjut ustadz Habib ke Maira.
"Baik ustadz. Assalamualaikum" salam Maira sambil mencium ustadz kesayangannya tersebut. Kemudian ia segera pulang dan berangkat ke pondok diantar ayah nya.

-----

MairaPov

Sampai di pondok, semua santri langsung melaksanakan sholat maghrib. Lepas sholat maghrib, kagiatan mengaji pun dimulai. Maira sekarang mencoba untuk fokus belajar dulu. Aku takut kejadian waktu itu membuat aku terus-terusan memikirkan Ali dan apa? Aku menangis lagi. Kali ini aku harus lebih kuat lagi. 'Wanita itu bukan makhluk yang lemah,melainkan hatinya mudah tersentuh. Bisa saja,ketika seorang wanita menghadapi masalah yang sangat besar,wanita itu masih kuat. Namun jika menyangkut dengan hati,sekecil apapun itu perbuatan dan perkataan ia pasti akan langsung menusuk ke hati,membuat seorang wanita yang sangat kuat bisa menangis'. Aku tidak ingin menjadi wanita lemah.

Selepas mengaji dan melaksanakan sholat isya,aku bercerita sedikit dengan asa selaku Ningnya,dan Mbak Nuril ia Ning juga. Aku bercerita kepada mereka tentang apa yang dikatakan ustadz Habib tadi padaku. Mereka hanya bisa tertawa dengan terbahak bahak di dalam kamar asrama. Aku melihat mereka dengan wajah cemberut. "Ya kan aku nggak mau,aku mau nunggu Ali ku saja" ucap ku pada mereka. Aku sedikit kesal dengan mereka. "Iya iya..tau... Kamu itu selalu Ali terus" ucap asa kepada ku. "Coba deh kenalan dulu sama santri nya ustadz mu itu, siapa tau cocok" ucap mbak nuril kemudian mereka tertawa lagi. "Ahh...bikin kesel mulu kalian ini. Aku pulanh aja,udah di jemput kayanya" ucap ku sambil menengok keluar asrama. "Iya...jangan marah lah,kan cuma bercanda" ucap mbak nuril. "Siapa juga yang marah. Udah ah,assalamualaikum. Assalamualaikum mbak mbak" salam ku kepada semua orang di asrama itu. Kemudian aku menemui ayah dan terus pulang.

Sampai di rumah,aku menghamburkan tubuhku di atas kasur kamar ku. Aku menatap sendu lampu kamar ku. Aku sedang memikirkan seseorang yang tengah ku nanti kepulangannya. Aku akan tetap menunggu mu,imam impian ku. Mata ku terpejam,dan aku pun tertidur mengarungi alam bawah sadar ku.










🌸🌸🌸🌸🌸

Takdirku Bersamamu (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang