Hai..... Yang lagi nungguin kisah Maira, mungkin part ini yang paling ditunggu.
Jangan lupa tekan bintangnya 🌟 dulu.Hari demi hari maira lalui dengan penuh gundah dalam hati. sementara beberapa hari ini azam selalu mengunjungi rumahnya. maira terus mengurung dirinya dalam kamarnya.
ketika ibunya menyampaikan bahwa hari sabtu depan adalah hari pernikahannya,semakin membuat hati maira hancur. maira terus berkata bahwa ia tidak ingin menikah sekarang. kuliahnya bahkan belum selesai. ia juga tidak yakin akan menjalani rumah tangga dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia cintai.
skip..........
hari ini adalah hari pernikahannya. maira yang tengah dirias dalam kamarnya terus melamunkan akan apa yang terjadi pada hari ini. sesekali ia meneteskan air matanya. perias yang tengah merias wajah maira dengan sabar terus mengusap air mata maira dengan tisu.
"jangan berlebihan,maira tidak suka" ucap maira mengingatkan perias itu agar tidak memoles mukanya secara berlebihan.
"baik mbak" jawab perias itu.
ketika semua sudah siap,perias itu memakaikan cadar kepada maira. dan selesailah semua riasan maira.
gaun putih panjang,jilbab syari yang sangat anggun,ditambah riasan sederhana dibalik niqabnya. serta ada mahkota kecil yang bertengger di kepalanya.
setelah perias itu meninggalkan maira sendiri di dalam kamar,ibu dan kakaknya masuk menemuinya.
"buu...maira belum siap" rengek maira kepada ibunya.
"ibu yakin,kamu pasti akan menjadi istri yang baik untuk suamimu" jawab ibu maira.
"aku dulu ya gitu mai. takut mau nikah,tapi enak juga sih. apa apa ada yang nemenin" timpal kakaknya berusaha membuat maira tenang.
"bu...keluarga calon besan sudah datang" ucap ayah dengan tiba-tiba di ambang pintu kamarnya.
"ya sudah ibu tinggal dulu ya sayang"
maira hanya diam sementara ibu dan kakaknya meninggalkannya sendiri. maira melihat dari jendela kamarnya yang ada di lantai dua,para kerabatnya sudah sampai semua. beberapa menit lagi ia sudah akan menjadi seorang istri. istri dari suami yang tak diinginkannya.
Kamar maira yang terletak di ujung,dan di dalamnya dilapisi peredam suara, karena hobinya yang suka teriak-teriak menyanyi,dia sama sekali tidak mendengar suara apapun dari luar sana. Sudah cukup lama ia termenung sendiri di hari akadnya.
Rasanya tidak baik jika dia terus-terusan meragukan takdir ini.
Ia terus termenung menatap keluar jendela.
Sementara di luar kamar maira calon suaminya sudah siap menjabat tangan ayah maira.
Ketika lafadz ijab sudah terucap, sahutan Qabul dari calon suaminya mengisi seluruh ruangan.
Seketika semua orang mengucap Sah atas dan berdoa bersama.
Kini calon suami maira akan segera menjemput istrinya itu.
Sementara maira di dalam kamarnya tetap dengan pekerjaannya yang terus melamun.
Seketika hatinya bergemuruh ketika ada seseorang ingin membuka pintu kamarnya.
Ia dengan perasaan cemas,terus berkata yang tidak-tidak.
"Semoga bukan Azam,aku tidak mau menatap wajah Azam" gumamnya terus-menerus.
Ketika langkah kaki itu semakin mendekati dirinya
"Assalamualaikum....saya Azam"
Suara itu langsung membuyarkan semua fikiran buruk maira. Yang awalnya sangat tidak ingin melihat orang itu, tapi kini....
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku Bersamamu (HIATUS)
Short StoryDua insan yang saling menunggu dalam sebuah doa. Di pertemukan kembali dengan skenario yang telah dibuat Allah.