AliPov
Ini adalah hari wisuda. Hari yang paling aku nanti selama ini. Pintu pertama yang akan membawa aku kepada kehidupan ku yang baru.
Namun,perempuan itu tidak berada disini. Hadirnya yang sangat aku nantikan,namun mustahil untuk di harapkan.
Ketika acara wisuda telah usia,aku sangat berterimakasih kepada kedua orang tuaku yang telah membawa aku sampai di titik ini. Titik puncak dari semua pengharapan ku,dan titik awal untuk kehidupan ku yang baru.
3 hari setelah wisuda aku memutuskan untuk pulang. Aku sangat merindukan tempat masa kecil ku,yaitu Rumahku. Rindu ini sangat tidak bisa di bendung.
-----
Sampainya di rumah....
"Assalamualaikum" salam ku pada seisi rumah.
"Waalaikumussalam. Ehh...ada adik kecil" ucap mbak nurin di ruang tamu.
"TERSERAH! Aku capek. Mana abah sama bunda?" tanya ku pada kakak ku itu.
"Di dalem tuh" ucapnya.
"Abah...bundaa..." ucap ku teriak tidak sabar.
"Dek...jangan teriak dong. Dikira hutan apa?" ucap suami mbak nurin.
"Ehehehe... Maaf Mas. Mas sama mbak disini liburan atau cuma singgah?" tanya ku.
"Kami mau menginap disini dulu" jawabnya.
"Oooo oke oke"
"Lhooo udah pulang anaknya bunda" ucap bunda sambil menepuk punggung ku.
"Eh...bunda,iya Ali baru saja sampai" ucap ku pada bunda.
"Ya sudah... Kamu istirahat dulu" ucap bunda.
"Iya bunda".
-----
Makanan sudah tersaji rapih di meja makan aku dan keluarga ku menyantap makanan yang tersaji ini. Hanya dentuman sendok yang terdengar. Keheningan ini yang selalu tercipta saat agenda makan bersama. Dan ketika selesai makan,dangan serius.
"Ali... Abah mau ngasih tau sama kamu?" ucap abah tiba-tiba.
"Apa abah? Sepertinya serius?" tanyaku pada abah.
"Abah minta..besok kamu pergi ke pondok pesantren nya abah zahid" ucap abah to the point.
"Ada apa? Kok tiba-tiba sekali?" tanyaku penasaran.
"Sebenarnya beliau sudah menyampaikan ini sejak lama. Tapi abah menunggu kamu pulang" lanjut abah.
"Tapi ada apa abah? Kok sampai Ali harus kesana?" ucapku.
"Pasti kamu disuruh ngurusin pesantren nya" ucap mbak nurin tiba-tiba.
"Eh...apaan sih mbak" tegur ku.
"Ya secara kan, abah zahid kan sayang banget ke kamu" lanjut mbak nurin.
"Udah lah. Jangan di recokin terus adeknya" tegur suami mbak nurin. Ku lihat mbak nurin hanya terdiam.
"Tuh rasain. Dengerin tuh kalau imamnya ngomong" ucap ku menang.
"Yaudah lah,nggak usah sewot" ucapnya.
"Eh...malah berantem" ucap bunda melerai.
"Kamu besok kesana ya. Abah mohon banget sama kamu" tegas abah kembali.
"Baik abah.besok Ali akan kesana" ucapku menyetujui.
-----
"Abah bunda... Ali berangkat dulu ya" pamit ku.
"Hati-hati ya" ucap bunda.
"Iya bunda. Assalamualaikum" salam ku dan ku cium ounggung tangan kedua orang tuaku.
Perjalanan cukup jauh membuatku sedikit bosan. Sendirian pula di dalam mobil,benar-benar membuat jenuh. Sampai ku putar musik dalam mobil. Tak ku sangka,itu bukan musik,namun murotal Al-qura'an. Murotal kesukaan Maira, surah ar-rahman.
Sepanjang jalan,aku mendengarkan murotal ini dan aku benar-benar merasakan kerinduan kepada Maira. Dimana dia sekarang pun aku tidak tahu. Semoga dia tetap dalan lindungan Allah.
Setelah cukup lama,aku sampai di tujuan ku. Pondok Pesantren milik abah zahid. Teman akrab abah sejak masih sekolah hingga saat ini. Aku memarkirkan mobil di halaman pesantren yang cukup luas.
Banyak santri santri berlalu lalang di hadapan ku. Membuat aku mengingat kembali kenangan masa kecil ku,yang sering aku habis kan di tempat ini. Karena dulu abah sering mengajak ku ke kesini.
"Assalamualaikum abah zahid" salam ku di depan ndalem.
"Waalaikumussalam" ucap seseorang dari dalam rumah.
Tak lama kemudian,seorang lelaki paruh baya membuka pintu. Dan menyambut kehadiran ku dengan senyuman teduh di bibirnya."Abah" ucap ku sambil ku kecup punggung tangan nya.
"Ayo masuk sini" ajaknya.
"Silahkan duduk li" ucapnya."Terimakasih abah" ucapku.
Kemudian seorang perempuan paruh baya muncul dari dalam rumah.
"Maa syaa Allah Ali. Sudah dewasa rupanya kamu" ucap beliau. Beliau adalah istri abah zahid.
"Iya bu nyai" ucapku sambil ku cium punggung tangannya.
"Hmm... Abah ada keperluan apa sampai memanggil Ali kesini?" tanya ku yang sedari terpendam.
"Gini Ali. Kamu sudah tau,kalau kami tidak mempunyai keturunan,dan Abah kamu itu sahabat baik saya dan saya sangat menyayangi kamu. Kami ingin menyerahkan pesantren ini untuk kamu. Sekarang kamu yang akan mengurus pesantren ini" ucap abah zahid tanpa basa basi.
"Tapi abah... Ini tanggung jawab besar. Apakah Ali dapat melaksanakan ini?" ucap ku bimbang.
"Dulu abah meminta kakak laki-laki mu,tapi semua tidak bisa. Sekarang tinggal kamu yang bisa saya harapkan. Semoga kamu bisa mengurus pesantren ini. Saya yakin,bahwa kamu akan mampu mengurus pesantren ini" tegas abah zahid kembali.
"Tapi... Ali masih ragu. Apakah Ali mampu?" ucapku.
"Saya yakin. Yakin sekali. Kamu mampu mengurus pesantren ini dengan baik" ucap abah zahid.
"Baiklah abah. Ali akan mencobanya" ucapku pasrah.
"Alhamdulillah abah. Akhirnya ada seseorang yang akan meneruskan untuk mengurus pesantren ini" ucap bu nyai dengan semangat.
"Iya... Abah yakin,Ali dapat mengurus pesantren ini dengan baik" jawab abah.
Aku hanya tersenyum singgung menanggapi pembicaraan beliau berdua. Aku masih tidak yakin,apa aku bisa mengurus pesantren sbegitu besar ini.
"Terimakasih Ali. Abah selalu berdoa untuk kamu dan pesantren ini" ucap abah zahid mengelus punggungku.
"Seharusnya Ali yang berterimakasih,karena sudah di berikan tanggung jawab sebesar ini" jawab ku.
"Apakah ada yang masih ingin di bicarakan lagi,abah?" ucapku."Sudah tidak ada" jawab abah zahid.
"Ya sudah,kalau begitu Ali pamit pulang. Ada yang masih harus dikerjakan di rumah" ucapku.
"Ya sudah. Kamu pulang nya hati-hati ya" timpal abah zahid.
"Baik abah. Assalamualaikum" salamku pada beliau berdua. Ku cium punggung tangan mereka.
"Waalaikumussalam" balas mereka kompak.
😊😊😊😊
Vote dan komen juga ya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku Bersamamu (HIATUS)
Short StoryDua insan yang saling menunggu dalam sebuah doa. Di pertemukan kembali dengan skenario yang telah dibuat Allah.