٢٢ : LUKA

495 17 0
                                    

Tidak terasa aku sudah dua tahun kuliah disini. Sudah dua tahun pula aku meninggalkan rumah. Aku rindu Ayah dan Ibu. Aku rindu suara riuh rumahku. Aku rindu ejekan dari satu-satunya kakak ku. Dia kini sudah berkeluarga,dia tinggal bersama suaminya dirumah mereka sendiri. Aku tidak tahu,apakah dia sering berkunjung ke rumah atau tidak. Aku sama sekali tidak tahu menahu tentang keadaan di rumah sekarang.

Sudah dua tahun pula,aku tidak menjumpainya. Tidak pernah menerima kabar darinya,tidak pernah mendengar suaranya. Apakah dirimu disana masih bersama jiwaku? Lamunan kosong yang selalu menghampiri kian hari kian menyakitkan. Ketika yang hadir menyelamat kan aku dari Kak Andre adalah Azam,bukan Ali. Apakah kau tahu,aku sangat manantikan ke hadiranmu.

Lamunan ku dibuyarkan oleh Aisya yang menghampiri ku. Dia menepuk pundak ku sehingga aku kaget dan gugup.

"Maira kenapa? Ada yang di fikirkan ya?" tanya aisya.

"Emm...tidak aisya, maira tidak ada apa apa" jawabku.

"Maira tidak usah berbohong pada aisya" ucap aisya.

"Sebenarnya...Maira sedang mananti kepulangan imam impian Maira. Semenjak Maira disini,Maira tidak pernah mendapat kabar darinya sama sekali. Maira takut,Maira rindu dia" jawabku.

"Maira tidak usah bersedih,semua pasti akan hadir di waktu yang tepat" ujar aisya.

"Saat kejadian itu,kenapa malah Azam yang menyelamat kan Maira? Kenapa bukan imam impian Maira?" tanya ku.

"Maira.. Semua itu sudah takdir dari Allah. Untungnya ada Azam,kalau tidak,gimana" jawab aisya.

"Iya juga ya... Tapi Maira ingin imam impian Maira" jawabku kembali.

"Pasti ada kalanya dia hadir dalam kehidupan Maira kembali. Kalau sudah jodohnya,dia tidak akan berpaling dari Maira" jelas aisya.

"Kenapa ya Maira masih suka sulit menerima takdir dari Allah?" tanyaku.

"Maira... Maira jangan pernah mengeluh dengan keadaan. Semua yang dilakukan Allah pada makhlukNya itu adalah yang terbaik" jelas aisya.

"Iya aisya... Maira akan mencoba untuk terus bersabar dan bisa menerima keadaan" ucapku.

"Nahh...gitu dong... Ini baru Maira yang aku kenal" ucap aisya sambil memeluk ku.
Aku membalas pelukan aisya itu.

Semenjak kejadian yang dulu,aku dan aisya menjalani hidup yang baru lagi.

-----

Satu saat,dimana aku tengah menikmati waktu luang ku bersama Aisya dan Enggar di taman kampus,ada seorang laki-laki menghampiri kami.

"Assalamualaikum" ucap laki-laki itu.

"Waalaikumussalam" jawab kami kompak.

"Maira?" ucap Azam bingung membedakan aku dan Aisya.

"Iya Azam. Kenapa Azam disini?" tanyaku pada Azam.

"Tidak ada. Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu saja" ucap Azam.

"Ada apa?" tanyaku kembali.

"Aku sudah melamar mu pada orang tua mu. Sekarang apakah kamu mau menerima lamaran ku?" ucap Azam.

Jujur aku sangat kaget mendengar hal itu. Dua teman ku pun ikut kaget juga. Apa yang sebenarnya di inginkan Azam.

"Azam... Maira rasa,ini bukan waktu yang tepat" ucapku.

"Maira... Mau sampai kapan lagi kamu terus seperti ini. Dari dulu kamu seperti ini terus" ucap Azam kecewa.

"Zam... Maira belum siap" jawabku.

Takdirku Bersamamu (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang