Aku berangkat ke kampus dengan perasaan was-was. Aku takut kalau harus bertemu laki-laki itu kembali. Aku tidak suka dengan caranya bersikap pada perempuan.
"Maii... Tunggu aku" ucap aisya berlari dari arah belakang ku. Aisya sudah faham betul dengan ciri-ciri ku. Aku selalu memakai gelang tasbih di tangan kanan ku.
"Iya......" ucapku pada aisya.
"Capek aku lari lari terus mai.." ucap aisya dengan nafas terengah-engah.
"Kamu berangkat sama siapa?" aku bertanya pada aisya. Tumben sekali dia datang agak siang.
"Sama kakak ku" jawab aisya.
"Kamu punya kakak disini?" aku bertanya kembali.
"Iya..." jawab aisya.
"Boleh aku di kenalin sama kakak mu?" ujarku membuat aisya melongo.
"Ja..jangan... Kakak ku laki-laki" jawab aisya sangat gugup.
"Kenapa kamu gugup seperti itu?" ucapku pada aisya.
"Tidak tidak. Yaudah ayo...nanti keburu terlambat" ajak aisya.
Aku masih sangat penasaran dengan aisya. Ia bahkan tidak pernah memberi tahu ku,bahwa dia punya seorang kakak dan kuliah di kampus ini juga.
Aisya memang sangat tertutup dengan kehidupan pribadinya. Ia bahkan tak pernah menceritakan apapun tentang keluarga nya kepada aku.
Sangat berbeda dengan aku. Aku sering bercerita tentang kehidupan pribadi ku kepada aisya.
-----
"Mai... Besok kalau udah liburan,kita main yuk..." ajak enggar.
"Main kemana?" tanya ku.
"Ya kemana aja.. Udah luama banget nggak main sama kamu" ucap Enggar gemas kepada ku.
Ia mencubit pipi ku."Aw... Aduhh... Sakit tau..." aku mengaduh kesakitan.
"Ihh...mau yaa..." ucap enggar memasang wajah lucunya. Aku tidak bisa menolak jika melihat wajah nya memelas seperti itu.
"In syaa Allah. Sama aisya juga ya? Siapa tau dia mau" ucapku.
"Iya... Ajak aisya juga biar tambah rame" ucap enggar.
"Oke.. Nanti aku bilang ke aisya nya" ucapku.
"Oke..aku tunggu kabar dari kamu dan aisya ya. Kapan kapan kita ketemuan lagi di taman atau di perpustakaan deh" ucap enggar.
"Iya..." ucapku.
-----
Kini aku tengah beraiap-siap untuk pergi bersama Enggar sahabat ku itu. Aku akan di jemput jam sembilan,dan sekarang sudah hampir jam sembilan,aisya belum juga ke pesantren ku. Aku takut jika aisya nanti akan terlanbat dan tertinggal.
Sampai akhirnya...
"Mai...ayo" enggar sudah tiba dengan teman-temannya.
"Emm... Tapi aisya belum datang.. Gimana?" ucapku sangat kebingungan.
"Yaudah ditunggu sebentar" ucap enggar membuat aku lega.
10 menit kemudian
"Maaf maaf aku terlambat..." ucap aisya terlihat nafasnya terengah engah.
"Ngga apa apa kok,yaudah ayok masuk terus berangkat" ajak enggar.
"Ayo sya" ucapku turut mengajak aisya masuk.
Di dalam mobil,aisya lebih banyak diam. Aku ikut larut dalam pembicaraan Enggar dan teman-temannya. Aku tidak tahu ada apa aisya diam saja sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku Bersamamu (HIATUS)
KurzgeschichtenDua insan yang saling menunggu dalam sebuah doa. Di pertemukan kembali dengan skenario yang telah dibuat Allah.