٨ : LDR

813 29 3
                                    

MairaPov

Aku berlari menyusuri sudut stasiun. Aku mencari-cari laki-laki yang sangat ingin aku temui saat ini. "Mai...itu dia Ali" kata lala sambil menunjuk ke arah Ali. Aku lihat diasana ada orang tua dan kakak nya. Aku berlari menghampiri mereka. Sepertinya Ali sudah siap-siap masuk ke kereta. "Assalamualaikum" sapa ku ke mereka. "Waalaikumussalam" jawab mereka kompak. Kemudian aku menyalami bunda dan abah nya Ali. Sementara aku hanya menangkup kan tangan untuk kakak nya Ali. "Kamu ngapain disini?" tanya Ali kebingungan. "Aku mau bertemu kamu sebelum kamu pergi.." kata ku sambil menahan isak tangis ku. "Aku belum siap kalau kita harus berpisah,aku takut" lanjut ku sambil menunduk dengan tetesan air mata yang deras menghujani pipi ku. "Kamu harus kuat disini tanpa aku. Kamu bisa kok disini tanpa aku. Aku tau kamu wanita kuat." katanya sambil menenangkan aku. Aku sudah tidak sanggup lagi menahan kesedihan ku ini. "Ali pasti baik-baik saja disana. Ada Allah yang selalu menjaga dia. Dia disana juga sama kakaknya,kamu nggak perlu khawatir" kata bunda nya sambil mengelus pundak ku. Aku merasakan ketenangan ketika tangan bunda mengelus ku. "Tapi bunda,maira takut kalau jauh dari Ali" kata ku. "Bunda tau,kamu pasti khawatir. Ini kan pertama kali nya kalian harus berpisah. Tapi kamu juga harus bisa menerima ini." jawab bunda.

Waktu pemberangkatan kereta sudah tiba. "Aku nggak mau liat kamu menangis gara-gara aku. Aku akan jadi laki-laki yang gagal kalau melihat gadis yang aku cintai menangis di hadapan ku" katanya ketika aku masih belum berhenti menangis. "Kamu harus janji,jangan pernah lupakan aku. Kalau kamu pulang,kamu harus ke rumah aku" sekali lagi aku mengatakan itu. "Iya in syaa Allah. Sudah ya,kamu jangan sedih". Kemudian dia menyalami bunda,abah,dan kakak nya. Mereka saling berpelukan. Aku sangat terharu melihat kejadian ini. Tapi sekali lagi,aku tidak boleh menangis di hadapan Ali. "Ali berangkat dulu ya,Assalamualaikum" ia berkata sambil tersenyum ke arah kita. Beberapa langkah,kemudian dia berbalik "aku mencari ilmu,untuk masa depan kita dan keluarga kita nanti" dia berbisik di dekat telinga ku. Kemudian dia kembali berbalik dan melontarkan senyuman lagi. Akhirnya aku bisa tersenyum sekarang.

-----

"Udah jangan nangis mulu,sini bantu ibu masak" kata ibu yang tiba-tiba masuk ke kamar ku.

"Bu...kenapa ya,susah sekali aku mengikhlas kan Ali pergi? Padahal pergi nya juga untuk mencari ilmu?" dengan polosnya aku bertanya ke ibu.

"Kamu ini,ya kan kalian masih panas panasnya mencintai sesama,jadi wajar saja kalau kamu susah untuk tidak memikirkannya" jawab ibu.

"Ya sudah lah bu,ayo masak" ajak ku sambil menarik tangan ibu menuju dapur.

Setelah masakan sudah selesai, dan semua orang sudah berkumpul di meja makan untuk makan malam. Di tengah-tengah makan malam ibu ngomong ke anggota keluarga yang lain "ini tadi,maira nggak berhenti nangis mikirin cowok nya itu,padahal udah 3hari 3malem" kata ibu membuat aku kaget. "Ihh ibu,kok bilang-bilang sih" aku menepis apa yang ibu kata kan. "Oh,jadi karena itu,kamu kalau diajak keluar nggak mau?" kakak ku menggoda ku. "Ah,kalau gini aku jadi badmood" jawab ku sambil menyirat kan wajah ngambek. "Udah udah,kalau lagi makan jangan beeantem terus" nenek melerai pertengkaran kecil ini.

Makan malam telah usai. Setelah aku melaksanakan sholat isya,aku berdoa kepada Allah "Ya Allah, tetap jaga dia Ya Allah. Ikhlas kan hati hamba menerima takdir mu ini Ya Allah. Aku tidak mau membuat dia terus memikirkan aku disini. Dia laki-laki yang baik,tolong lindungi dia dimana pun dia berada. Aamiin"

-----

AliPov

"Ya Allah, jangan buat gadis itu menangis hanya karena hamba. Sungguh sayang air matanya terbuang sia-sia hanya karena hamba. Kait kan hati kami untuk saling menjaga satu sama lain melalui doa Ya Allah. Jagalah selalu gadis yang hamba cintai ini Ya Allah. Aamiin."

Setelah melaksana kan sholat isya,aku kembali lagi mengaji kitab. Mengaji ini kadang sampai jam setengah sembilan malam. Setelah mengaji,aku harus belajar dan menambah hafalan ku. Memang berat ada di sekolah ini,bagaimana pun juga,ini adalah jalan yang terbaik,sekolah yang aku impi kan sejak dulu.

Setelah aku belajar,aku memikir kan seorang gadis yang aku tinggal jauh disana. 'Apa aku merindukan nya?' tanya ku dalam hati. "Ah,sudah lah. Dia pasti baik-baik saja disana. Disini tugas ku harus belajar. Nanti kalau aku pulang, aku akan menemui dia" gumam ku kecil. Kemudian aku tidur karena sudah larut malam.








Nulisnya sampai nangis beneran ini😞

Takdirku Bersamamu (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang