١٦ : KETETAPAN

532 23 0
                                    

Setalah puas berfoto foto, aku,Ali dan Mbak nurin jalan-jalan sendiri. Abah dan bunda tengah beristirahat di salah satu gazebo.

"Ahh... Indah sekali,seperti wanita di samping ku" ucap Ali sangat terkagum dengan pemandangan ini.

"Ah iya,aku memang cantik" jawab mbak nurin membuat Ali tertawa.

"Hahaha.... Bukan kaliii" ucap Ali tertawa.

"Maksud kamu,mbak nggak cantik?" ucap mbak nurin sedikit kesal.

"Udah ah,jangan berantem terus. Kita kan mau menikmati pemandangan ini" ucap ku melerai pertengkaran adik kakak ini.

"Dek..ayo duduk disana. Mbak disini aja jangan pergi" ucap Ali kepada ku sambil menunjuk 2 ayunan.

"Iya iya,single mah bisa apa" ucap mbak nurin semakin kesal.

Aku menimmati panorama indah ini dengan mengayun-ayun kan ayunan yang aku naiki. Ali hanya dia saja,katanya 'aku pusing kalau naik ayunan' hahaha.

"Maira.." Ali.

"Iya mas" aku.

"Kalau Mas pergi lagi gimana?" ucap Ali membuat aku bertanya-tanya.

"Mas mau pergi kemana?" tanya ku sangat penasaran.

"Mas harus kuliah di luar kota,tapi kalau bisa cuma ambil 3 tahun aja" ucapnya dengan memandang serius.

"Mas.....berpisah lagi?" ucapku sangat sedih.

"Iya...3 tahun lagi. Kalau aku udah pulang,pasti aku akan..." ucapnya menggantung.

"Akan apa?" tanyaku yang sangat heran.

"Udah...nanti aja,ini bakal jadi kejutan" jawabnya. Membuat aku tambah penasaran.

Setelah sekian lama aku berbincang-bincang di ayunan,mbak nurin menghampiri kami berdua.

"Ayo ke bunda,aku capek" ucapnya terlihat sangat lelah.

"Tumben capek?" ucap Ali.

"Udah ah,aku ngga mau berantem. Ayo pulaaang" ucap mbak nurin memasang wajah imutnya.

"Iya...ayo mbak pulang" ajak ku menggandeng tangan kanannya. 

-----

Setelah sampai di rumah,aku segera membersihkan diriku,kemudian melaksanakan sholat. Setelah sholat aku berdoa kembali. Doa yang selalu ku ulang berkali-kali.
"Ya Allah..tetap jaga dia dimanapun dia berada" hanya itu yang bisa aku titipkan kepada Allah.

Aku menangis kembali,mengingat ucapan Ali tadi. 'Kenapa harus berpisah lagi?' hanya itu pertanyaan ku. Pertanyaan yang selalu menunggu jawabannya. 'Aku tidak cukup kuat menahan ini. Kembali lagi harus aku serahkan kepada Allah. Hanya Allah yang bisa menjangga mu saat aku tidak bersamamu'.

-----

Authorpov

Dilain tempat,seorang lelaki yang selesai sholat pun berdoa.
"Ya Allah, jagalah bidadari ku,jangan biarkan dia meneteskan air mata mutiaranya lagi,buat hatinya selalu bahagia,jaga dia saat hamba tidak bersamanya"

Laki-laki itu pun meneteskan air matanya. Dia juga tidak cukup kuat untuk meninggalkan kembali gadis pujaannya ini. 3tahun lagi harus berpisah. Ini memang perjuangan.

Rindu tak harus bertemu
Sayang tak perlu diungkap
Sebelum halal,
Jarak dekat, ujian keimanan
Jarak jauh, ujian kesabaran

Bagaimana mungkin ia tega begitu saja meninggalkan kembali gadis pujaan nya itu? Sementara dirinya harus kembali meneruskan pendidikan nya di luar kota.

3 tahun lagi,bukan waktu yang sebentar. Dulu mungkin setiap liburan bisa pulang,namun kini hanya bisa pulang setahun sekali saat Hari Raya Idul Fitri. Akan bertambah menumpuk rasa rindu. Ia selalu berfikir sama ketika ia akan pergi 'semoga dia baik-baik saja' hanya itu yang bisa ia tanam kan dalam hatinya. Berdoa kepada Allah agar selalu melindungi gadis pujaannya.

-----

AliPov

"Abah Bunda,jaga maira ya. Ali akan lama belajarnya. Namun secepatnya Ali akan segera pulang" ucapku pada orang tua yang telah membesarkan aku.

"Iya... Bunda akan jaga Maira. Tapi kamu juga harus bisa jaga diri ya! Kamu udah nggak sama mbak mu lagi,harus betul-betul jaga diri ya!" ucap bunda sambil mengelus kedua lengan ku.

"Maira sudah sangat bahagia dulu ketika Mas sudah benar-benar pulang. Tapi...hal ini terjadi lagi. Maira harus menatap takdir maira yang harus sendiri lagi" ucap maira dengan menundukkan kepalanya menahan deraian mutiara berharganya.

"Maira...maira nggak sendirian. Maira kan punya Allah. Kalau maira rindu,sampaikan pada Allah, pasti mas akan membalas suratan rindu itu" ucap ku berusaha membuat Maira ku ini tegar kembali.

"Mas harus cepet-cepet pulang ya......" ucapnya dengan memasang wajah memelas kepada ku. Membuat aku semakin tidak rela meninggalkan nya. Anda saja aku dan maira sudah muhrim,pasti sudah aku cubit pipinya itu.

"Ah...kalau gini rasanya mas pingin cubit pipi kamu" ucap ku gemas kepadanya. Kemudian dengan cepat ia menaruh kedua telapak tangannya ke pipi nya.

"Jangan...ndak mau...sakit..." ucapnya dengan memanyun kan bibirnya. Ah...rasanya aku makin tidak tega meninggalkan gadis kecil ini.

"Ya sudah,aku berangkat dulu ya. Kamu baik-baik disini. Abah bunda,Ali berangkat dulu ya" ucap ku pada orang tua ku dan aku memeluk mereka berdua. Aku melirik maira masih berusaha menyembunyikan mutiara di mata nya tersebut.

"Sudah,kamu jangan nangis. Ini buat kamu" aku memberinya tasbih kesayangan ku itu. "Ini tasbih kesayangan mas. Mas kalau dzikir suka pakai ini. Tapi sekarang,lebih baik ini buat kamu" ucap ku pada maira ku.

"Terimakasih mas. Maira juga punya sesuatu" ucapnya sambil membuka tas punggung yang ia bawa. Ia menunjukan sajadah bergambar ka'bah.

"Ini buat mas. Semoga impian mas bisa terkabul" ucapnya membuat aku begitu terenyuh mendengarnya.

"Terimakasih kembali. Aku berangkat ya. Assalamualaikum semuanya" ucapku kepada abah bunda dan maira yang tengah rapuh dalam pelukan bunda.

"Waalaikumussalam" jawab mereka.

Aku memandang mereka. Memandang orang-orang yang sangat aku sayangi. Aku pasti merindukan mereka. Merindukan ketika aku berada di antara mereka. Merindukan aku tertawa bahagia bersama mereka. Merindukan hal-hal yang sering aku lakukan bersama mereka. Sampai jumpa di masa depan maira ku. Aku akan pulang untuk menghalalkan mu. Aku akan pulang untuk melengkapi separuh agama mu. Aku akan jadi pelengkap hidupmu menuju surga. Semoga cinta kita selalu dijaga oleh Allah,Aamiin.











🌸🌸🌸🌸🌸
Vote ya. Harus LDR an lagi😞
Author sudah beberapa kali merasakan ini😩

Takdirku Bersamamu (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang