Ali Ahzami
Setelah abah zahid memberiku amanat itu,aku jadi sering pulang pergi ke pesantren dan rumah. Kegiatan di pesantren di sibukkan dengan mengurus pesantren dan jadi guru pengajar.
Memang dulu aku sering kesini. Sampai masih banyak santri yang mengenaliku. Dulu abah ku sering menitipkan aku disini ketika liburan. Jadi aku cukup punya banyak teman.
Sampai karena sibuknya aku mengemban amanat ini,aku jadi sering tidak pulang kerumah. Alhasil aku menginap di rumah abah zahid. Ummi laila yang katanya sangat menyayangiku hingga memperlakukan aku layaknya anaknya sendiri.
Aku jadi sering salah tingkah ketika bersama ummi laila. Soal urusan dapur,ummi laila adalah seorang yang sangat smart dalam mengolah semua makanan.
Ketika aku ingin belajar masak dengan beliau,aku bahkan sama sekali tidak tahu apa apa. Aku jadi canggung dan tertawa sendiri jika memasak bersama ummi laila.
"Ali..ummi boleh minta tolong?" tanya ummi sangat lembut padaku.
"Iya ummi? Minta tolong apa?" timpalku.
"Tolong panggilkan itu...santri putri itu...siapa ya namanya? Ummi kok lupa? Ra..ra.. Siapa ya? Nama terakhirnya Putri pokoknya. Tolong ya... Badan ummi pegel pegel ini. Dia itu pintar memasak" ucap ummi padaku.
Aku pun bingung menanggapi ucapan ummi ini. Aku harus memanggil santri putri di asramanya. Hal yang selalu aku hindari.
"Baik ummi. Akan Ali cari" jawabku ragu.
Aku pun berjalan sendiri menuju asrama Putri. Dalam hati aku banyak banyak mengucap istighfar. Aku takut terjadi sesuatu yang tidak aku inginkan. Aku melihat sekilas,banyak santri putri yang sedanh berlalulalang. Bahkan aku sangat malu untuk sekedar bertanya.
Aku pun memberanikan diri memasuki asrama putri ini. Dengan Bismillah ku langkahkan kaki ku meski terasa berat dengan tiba-tiba.
Ku lihat ada hanum yang tengah berbincang dengan temannya. Ku hampiri dia.
"Assalamualaikum hanum" salamku."Waalaikumussalam. Eh Ali... Beneran kamu sekarang tinggal disini. Aku kira cuma gosip doang" ucap hanum membuatku terpaku.
"Iya... Aku tinggal sama abah dan ummi" jawabku sambil tersenyum singgung.
"Kamu udah lulus kan?" tanya hanum padaku.
"Sudah" jawabku singkat.
"Kamu ngapain disini. Bukannya kamu anti sama yang namanya asrama putri?" ucap hanum sambil menahan tawanya. Teman-temannya pun ikut tertawa.
"Aku di suruh ummi. Cara santri yang punya nama belakang Putri yang pintar masak" ucapku.
"Hah? Nama belakang Putri? Pinter masak?" ucap hanum kebingungan.
"Yang punya nama Putri disini banyak sih. Tapi yang pinter masak,sering masak sama ummi.............?" ucap salah satu teman hanum kepada hanum.
"Putri..putri..? Oh...aku tauuu. Iya iya,dia emang pinter masak. Bentar aku panggilin" ucap hanum. Aku pun lega sudah menemukan santri yang di cari ummi itu.
Hanum pun masuk ke dalam sebuah kamar,yang aku yakini kamar dari perempuan pemilik nama belakang Putri itu.
"Mai...kamu di cari gus ali?" ucap hanum pada maira si pemilik nama belakang Putri itu.
"Ha? Gus Ali?" ucap maira bingung.
"Iya..katanya dia,ummi cari yang punya nama belakang Putri yang pintar masak. Kan ya cuma kamu yang sering masak sama ummi" ucap hanum.
"Ahh ya sudah. Aku akan kesana" ucap maira menurut.
Hanum pun keluar dari kamar maira,dan maira mengekor di belakangnya. Mereka pun keluar bersama.
Sampai...
"Mai....niqabnya...." ucap seorang yang membuat maira kaget.Hanum pun menoleh kebelakang. Teman-teman hanum dan Ali juga menyoroti orang yang di tegur itu.
"Ah ya ampun. Maira lupa" ucap maira dengan kaget dan menutup wajahnya dengan tangannya kemudian berlari ke kamarnya untuk memakai niqabnya.
Setelah ia memakai niqab,ia pun keluar dengan persaan tenang.
Aku melihat seorang perempuan dibelakang hanum dengan samar. Aku sepertinya sangat mengenal wajah itu. Namun kemudian dia berlari kedalam kamarnya lahi dan keluar lagi memakai sebuah cadar.
Ia berjalan ke arahku dengan menunduk. Aku yakin,dia adalah wanita yang selalu menjaga kehormatannya.
"Ini li... Orang yang dicari ummi" ucap hanum padaku.
"Ini?" ucapku memastikan.
"Iya. Eh...kenalin,ini gus Ali. Dia sekarang jadi pengasuh disini" ucap hanum pada wanita disampingnya itu.
"Assalamualaikum Gus" ucapnya sambil mendongakkan wajahnya menghadap wajah ku.
"Waalaikumussalam" jawabku.
Mata kami bersitatap beberap detik. Kulihat kedalam matanya,kurasa aku sangat mengenal suara itu dan ini pandangan yang mungkin sangat aku rindukan.
Sepersekian detik kemudian,dia kembali menunduk kan pandanganya. Aku pun dibuat salah tingkah. Aku menggaruk tengkuk ku yang tidak terasa gatal.
"Ya sudah sana cepet. Ummi bingung nanti kalau lama lama" ucap hanum mempersilahkan aku dan wanita ini.
Kemudian aku berjalan meninggalkan tempat yang tak ingin ku jamah ini. Putri mengekor di belakang ku dengan tetap menunduk.
"Ehhhh....tunggu. Aku ngikut ya" suara hanum tiba-tiba menyambar telingaku.
Namun,apa yang terjadi pada gadis di belakang ku. Ketika aku mendengar suara hanum,aku menghentikan langkahku. Apakah gadis ini tengah melamunkan sesuatu hingga tidak mendengar suara hanum,dan dengan begitu saja menabrak ku.
"Afwan Gus" ucap gadis itu penuh penyesalan.
"Tidak apa-apa" balasku.
Aku,hanum,dan Putri berjalan bersama. Kini ganti dua perempuan itu berjalan di depan ku. Aku mengikuti mereka dari belakang. Aku terus mencari tau siapa gadis itu. Pemilik sorot mata yang mampu membuat hatiku goyah.
Hai readers😂
Apa kabs......?😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku Bersamamu (HIATUS)
القصة القصيرةDua insan yang saling menunggu dalam sebuah doa. Di pertemukan kembali dengan skenario yang telah dibuat Allah.