٢٧ : RASA YANG KEMBALI

509 14 6
                                    

"Sudah selesai ini?" tanya abah zahid yang baru saja sampai di meja makan.

"Sudah abah. Ini semua,Ali yang memasak" jawab Gus Ali. Ia menyengir tanpa dosa. Aku hanya mengiyakan pernyataannya itu.

"Yasudah. Abah panggil ummi dan hanhm dulu ya" ucap abah zahid. Kemudian beliau menuju kamarnya untuk memanggil ummi dan hanum.

Ketika abah,ummi,dan hanum sudah sampai, aku berniat berpamitan untuk pulang ke asrama. Tapi,di cegah oleh ummi. Beliau bilang,karena aku yang memasak,aku harus ikut makan bersama mereka. Ah...rasanya malu sekali. Sangat tidak enak jika begini.

Acara makan makan pun sudah usai,giliran aku untuk mencuci piring bersama hanum. Ummi kembali istirahat yang di temani abah.

Aku dan hanum sedikit banyak juga bercerita. Aku menceritakan kejadian lucu ketika aku masak dengan Gus Ali tadi.  Aku sedikit tertawa mengingat kejadian itu.

Tanpa aku dan hanum sadari,ternyata Gus Ali berdiri di belakang kami dari tadi. Aku yang menyadari keberadaan Gus Ali dibuat bingung dan malu karena sudah membicarakan dia.

"Maaf gus" ucapku merasa bersalah.

"Perempuan kerjaannya ngomongin orang terus. Kamu juga num,kenapa ga belain aku?" balas Gus Ali meminta dukungan hanum.

"Ngapain juga aku harus belain kamu. Kenyataannya kan emang gitu hahaha" ucap hanum sambil tertawa membalas celotehan Gus Ali.

Aku segera menyelesaikan pekerjaan ku ini,agar segera pergi dari tempat ini. Sangat tidak baik untuk hatiku.

-----

Pagi ini aku kembali menjalankan rutinitas ku sebagai mahasiswi. Aku berangkat dengan bersemangat. Hari ini hanya ada dua mata pelajaran,itu artinya aku bisa pulang lebih awal lagi.

Aku berjalan ke kampus dengan sangat bahagia. Tak henti-hentinya senyum sumringah yang ada di balik niqab ku.

Saat memasuki gerbang kampus,pak satpam menghentikan langkah kaki ku.
Beliau memberi aku sebuah undangan pernikahan berwarna silver.

"Dari tadi saya berhentiin satu satu mahasiswi yang pake cadar mbak" ucap pak agus satpam di kampus ku.

"Ada apa memangnya pak?" tanyaku.

"Ini ada yang ngasih undangan buat mbak khumairah" ucap beliau sambil memberikan undangan itu kepadaku.

"Terimakasih ya pak. Bapak baik deh" ucapku pada pak agus.

"Iya sama-sama" balas beliau.

"Saya kedalam dulu pak. Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Aku pun segera menuju ke ruang kelas ku,karena pelajaran akan segera di mulai. Aku duduk di samping aisya sahabat ku.

Semenjak kejadian dulu,aku sudah melupakan itu semua. Aku kembali membangun persahabatan dari nol bersama aisya.

"Mai...katanya,ada dosen baru di kelas kita" ucap aisya kepadaku.

"Siapa?" tanyaku penasaran.

"Nggak tau lah,kan belum masuk kelas kita" jawab aisya.

"Oh iya ya...gimana sih aku" ucapku bingung sendiri dan tertawa.

"Assalamualaikum" suara bariton itu bergema di seluruh ruangan ini.

"Waalaikumussalam" serempak suara mahasiswi dan mahasiswa menjawab salam dari sumber suara itu.

"Selamat pagi semua"

"Pagi pak..."

Aku yang tengah sibuk mencari buku kemudian segera mengambis posisi duduk yang benar.

Dan ternyata... Dosen baru itu adalah Gus Ali. "Apaaa?!" ucapku tiba-tiba.

Semua mata melirik kepadaku. Aku sangat malu dan aku hanya bisa menunduk.

"Perkenalkan nama saya Muhammad Ali Ahzami. Saya dosen baru yang menggantikan pak hasan" ucap Gus Ali kepada kami semua.

Pelajaran pun berlangsung dengan santai,Gus Ali dengan cara mengajarnya yang mudah dan simpel membuat semua mahasiswi dan mahasiswa cepat faham. Hanya aku yang tidak faham faham,karena terus terbayang-bayang memori masalalu.

Sepanjang pelajaran, aku hanya menangkap sedikit dari apa yang di ajarkan Gus Ali. Dan,kembali ku putar masa masa dimana aku tidak serius dalam sekolah. Sekarang terulang lagi. Dan aku tidak mau itu terjadi lagi.

Hanya lamunan yang melintasi fikiranku saat ini,hingga habis mata pelajaran Gus Ali.

Setelah Gus Ali meninggalkan ruangan,aku segera membubarkan diri dari ruangan ini. Aku tanpa aba-aba berlari keluar.

Brak....

"Aduh..." apa lagi ini Ya Allah. Aku menabrak seseorang.

"Kamu kenapa selama pelajaran saya melamun terus?" ucap orang itu membuat aku kaget setengah mati.

"Maaf pak" ucapku menatap orang itu dan sangat menyesal.

"Kamu tidak usah berpura-pura. Pasti kamu nggak suka ya sama saya?" ucap orang itu sambil menduduk kan dirinya di kursi panjang depan kelas.

"Maksudnya?"

"Kamu Putri kan. Pasti kamu nggak suka sama saya karena kejadian kemarin"

"Tidak!" jawabku tegas kemudian aku meninggalkan dia.

Aku berlari dengan air mata yang terus berhamburan keluar dari bilik mata ku. Aku segera masuk ke kamar mandi terdekat dari kelas ku.

Aku melampiaskan segala kesal ku disana. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku kesal dengan dia. Aku sakit hati. Kemana saja dia selama ini?









Gimana nih? Lama ga up😞

Takdirku Bersamamu (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang