٣٤ : KEBENARAN

557 16 0
                                    

"sayang, istirahat yuk. Capek" ucap Ali kepada istrinya yang masih terdiam di sofa itu.

"Ha?" Balas maira sedikit kaget.

"Kenapa?"

"Hah,enggak apa-apa"

Untuk pertama kalinya, Maira tidur bersama laki-laki lain selain ayahnya,itu juga waktu kecil.

Mata Ali mulai terpejam. Ketika tiba-tiba tangan Ali mendekap tubuh maira,tidak terasa tetesan bulir bening membasahi pipinya.

Ini semua sudah di gariskan oleh Allah. Semua ini sudah di tuliskan Allah jauh jauh hari. "Mas, maira sayang mas Ali" ucap maira lirih.

Maira membalas dendam dekapan hangat suaminya. Inilah yang selama ini maira dambakan,pelukan hangat yang membuatnya merasa tenang.

-----

Alarm berbunyi menunjukkan pukul setengah 4 pagi. Maira langsung terbangun dari tidurnya. Ia bergegas mencuci muka ke kamar mandi.

selepas maira dari kamar mandi,ia membangunkan suaminya yang masih terlelap di kasur itu.

"mas...bangun,udah mau subuh ini" ucap maira pelan sambil mengelus lengan suaminya.

reaksi ali hanya menggeliat sesaat dan kemudian tidur lagi.

"maaasss... ayo banguunn... udah subuuuhhh!" ucap maira kembali dengan agak menggoyangkan tubuh suaminya yang tengah tidur dengan posisi miring.

tiba-tiba tanpa maira duga,tangan ali mengambil alih tubuhnya dan jadilah tubuh maira berada di dekapan ali.

"iya iya...mas denger kok,sayang" ucap ali dengan wajah sedikit menggoda.

"udah,ayooo sholat subuh" ucap maira dengan berusaha mengeluarkan tubuhnya dari dekapan suaminya itu.

"iya...bentar lagi" ucap ali yang tak ingin melepaskan pelukannya.

lalu maira dengan usilnya mencubit hidung suaminya itu,dan berhasilah maira melepaskan diri. kemudian dengan semangat yang membara,maira menyeret suaminya menuju kamar mandi.

"ini maksud kamu gimana sih mai? suami sendiri kok dianiaya?" ucap ali memelas.

"udah sana cuci muka terus sekalian wudhu,ntar gantian" ucap maira sambil menutup pintu kamar mandi.

sementara ali berada di kamar mandi,maira menyiapkan sajadah untuknya dan suaminya. maira sampai terharu melihat dua sajadah yang terbentang di hadapannya. bahkan dia tak habis fikir,dia menikah dengan orang yang selama ini benar-benar mampu mengambil hatinya. 

kamudian mereka berdua menunaikan sholat subuh bersama. gerakan demi gerakan sholat khusyu' mereka lakukan.

"assalamualaikum warahmarullah...assalamualaikum warahmatullah..."

lantunan salam itu mengakhiri sholat subuh mereka berdua. ali berbalik dan menghadap maira. sementara maira malu-malu berhadapan dengan suaminya itu.

ali mengulurkan tangannya kepada maira. maira dengan tetap malu malu membalas uluran tangan suaminya itu. maira mencium punggung tangan suaminya. 

 kemudian ali mencium kening istrinya itu sambil mengelus pucuk kepala maira. 

"mas....maira boleh tanya sesuatu?" ucap maira perlahan.

"mau tanya apa sayang?" ucap Ali sambil membereskan sajadahnya.

kemudian Ali duduk di pinggiran ranjang yang disusul Maira yang masih mengenakan mukenanya.

"tanya apa,sayang?" tanya Ali sambil menatap wajah istrinya.

"kita kok bisa nikah sih,mas?" ucap Maira sangat polos.

Ali yang mendengarnya pun langsung tertawa geli,mendengar ucapan istrinya itu.

"maksud kamu gimana,sayang?" sambil tertawa kecil.

"ya kan waktu itu mas tiba-tiba pergi ngga ada kabar. terus satu saat Maira liat Mas sama perempuan lain di rumah Abah" ujar Maira berusaha menanyakan apa yang sebenarnya ia alami.

"oh...itu,itu keponakan umi,sayang. kebetulan waktu itu dia ke rumah umi. dan mas minta tolong ke dia untuk buat undangan pernikahan kita" jelas Ali.

tapi Maira tetap masih bertanya-tanya.

"tapi kenapa namanya ditulis Azam? waktu itu juga ibu bilang ke Maira mau di nikahin sama Azam. tapi tiba-tiba Azam ga ada kabar juga pas Maira udah di rumah"

"sayang...kamu tahu,dua hari sebelum pernikahan kita,Azam sudah melaksanakan pernikahan dengan Hanum,temenmu yang di pesantren itu"

"apa??? yang benar mas? kenapa hanum tidak bilang?" ucap Maira kaget mendapati kenyataan itu.

"benar sayang...." ucap Ali sambil memegang tangan istrinya itu.

"hihh...pasti hanum tersiksa deh jadi istrinya Azam" ucap maira kesal.

"tidak sayang. asal kamu tahu,semenjak Azam tahu bahwa kita akan segera menikah,dia berubah total. dia sekarang tidak seperti Azam yang dulu"

"hah? yang benar saja?"

"benar sayang...yang penting kita sekarang sudah resmi menjadi suami istri. jadi,tidak akan ada lagi yang bisa ganggu kamu"









assalamualaikum.... sudah lama ga update cerita. lagi sibuk kerja,sampai ga ada waktu buat ngeliat wp:)

Takdirku Bersamamu (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang