Chapter 36

8.5K 274 2
                                    

" tajam banget tuh telinga dotar,merinding gue"batin Ava sambil mengelus tenguknya yang agak sedikit merinding.

"Dasar dotar,mau gue congkel tuh mata sekalian keluar dari tempatnya terus gue kasih keanjing tetangga gue" gerutu Ava sangat pelan takut terdengar lagi oleh Tristan dengan muka kesalnya sedangkan dokter Hilda mulai menjelaskan pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan.

Setelah sekian lama Ava mendengarkan penjelasan yang membosankan dari para pembimbingnya itu dan jam sudah menunjukan pukul lima sore.

"Sekian pertemuan kita hari ini semoga ilmu ini bermanfaat untuk kalian semua,terimakasih" ucap Stevan mengakhiri ekschool hari ini dan para dokter itu keluar dari kelas tersebut.

"Wah...mata gue seger lagi setelah melihat cogan tadi" kata Anggi dengan mata berbinarnya.

"Jijik gue lihat lo" kata Ava sambil memperlihatkan ekspresi jijik sekaligus ngeri.

"Ih...Ava apa yang lo lakuin itu jahat" kata Anggi dengan gaya anehnya.

"Alay lo,yaudah gue mau balik"kata Ava sambil berlalu meninggalkan Anggi yang telah melambaikan tangannya kepada Ava.

Tiba-tiba hendphone milik Ava berdering dengan segera dia membuka dan ternyata pesan dari Andra.

Abang tunggu diparkiran

Read

Ava langsung berjalan kearah parkiran dan Andra sudah bersandar dimobil sambil berbincang dengan Stevan sedangkan Tris hanya diam mendengarkan dengan wajah datar andalannya.

"Dra tuh adik lo" kata Stevan sambil menunjuk Ava yang mulai mendekati mereka.

"Gue duluan ya bro" pamit Andra pada kedua sahabatnya itu dan dibalas anggukan oleh mereka berdua.

"Yuk,sayang" kata Andra sambil menggandeng tangan Ava dan Ava hanya pasrah lagi-lagi Andra menyebutnya dengan kata sayang.

............

Seorang peria berjalan dengan setelan jas lengkap dan wajah datarnya tampak tidak menunjukan senyum sedikitpun bahkan ketika para bawahannya menyapanya dia hanya menganggukan kepalanya dan berjalan dengan penuh wibawa.Dan peria itu membuka pintu mahoni setelah mendapat izin dari orang yang berada didalam.

"Anda memanggil saya direktur" kata peria itu lebih seperti pertanyaan sedangkan peria yang duduk dikursi kebesarannya dan dimeja terdapat papan nama berserta jabatannya yang bertuliskan Aiden Rahendra Faeyza dan jabatannya sebagai derektur utama.

"Jangan seformal itu Al,kamu masih adik saya" kata Aiden dengan senyum tipisnya.

"Hah...jadi mau apa lo memanggil gue" kata Al sambil medudukan diri disofa hitam yang berada diruangan kakaknya itu.

"Gue mau ngurus cabang perusahan kita yang ada di Spanyol dan mungkin pulang kerumah sebentar" kata Andra dengan suara mengecil diakhir.

"Ngapain lo kesana.Mau minta persetujuan dia,walau berapa kalipun lo ngajuin itu tetap aja dia nggak akan setuju" kata Al dingin pada Aiden.

"Bisa nggak lo lupain masa lalu itu dan ingat dia deddy lo juga,apa lo nggak akan bisa maafin dia.Ini sudah delapan tahun Al!!" kata Aiden mulai kesal dengan tingkah adiknya itu.

"Gue nggak akan maafin dia sampai kapanpun karna dia telah melakukan kesalahan besar" kata Al dingin dan matanya menatap tajam kearah dimana lukisan keluarga terpajang diruangan kakaknya itu.

"Ded nggak sengaja lakuin itu semua" kata Aiden mencoba menjelaskan dengan sabar pada Al.

"Gue mau balik keruangan gue aja kak" kata Al dingin dan berjalan kearah pintu keluar,tapi seketika terhenti saat Aiden melanjutkan kata-katanya.

"Apa lo nggak rindu sama mom,pulanglah sebentar mom pasti sangat merindukanmu Al"kata Aiden masih berusaha meyakinkan adiknya itu supaya pulang ke Spanyol.

"Nanti gue pikirin lagi" kata Al dan langsung keluar dari ruangan Aiden.

......

Al sekarang berada didalam ruangan miliknya dengan tangan yang menyatu diatas meja dan matanya terpejam kemudian terbuka lagi sambil melihat lukisan cukup besar yang terpajang didinding,lukisan itu menampakan keluarga bahagia dengan sepasang suami istri yang duduk berdampingan dan kedua peria yang terpaut sekitar empat tahun usia,yang satu tersenyum dan berada diposisi sebelah kanan sedangkan yang satunya duduk dipangkuan sang perempuan benar-benar keluarga yang bahagia.

"Kau telah merenggut kebahagianku ded dan sampai kapanpun aku tidak pernah memaafkanmu" gumam Al dengan mata fokus kearah lelaki yang duduk disebelah perempuan dengan senyum hangatnya.

Hai reader!!
Bagaimana chapter ini penuh drama ya,atau malah aneh.Kalau gaje mohon dimaafkan karna author masih belajar.
Hadeh...Al,ded lo buat kesalahan apa sih sampai lo nggak bisa maafin dia.Hal ini hanya Al,saya dan tuhan yang tahu ok!!
Yaudah seperti biasa vito and comment karna hal itu sangat berharga bagi saya sebagai author,gomawo💓💓✋✋

I love Mr.docter[D.S 1]End〽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang