Chapter 35

8.7K 288 4
                                    

Happy reading!!!

"Dasar aneh" gerutu Ava sambil meneruskan jalannya menuju kelas.

...........

Biasanya dia pulang jam empat sore dan menikmati pulau kapuknya.Tapi,sekarang dia terpaksa mengikuti Palang merah remaja berkat Anggi yang merengek seperti balita ngompol.

"Lo pasti nggak akan nyesel,Va"kata Anggi dengan senyum mengembangnya seakan mendapat undian lotre.

"Serah lo,dah"kata Ava malas.

Seandainya dia menolak ajakan Anggi tadi pasti dia akan berada dipulau kapuk dengan novel yang baru saja dia beli kemarin dan belum sempat dia baca.Sekarang apalah daya nasi sudah menjadi bubur dan Ava hanya pasrah dengan muka malesnya.

Mereka berdua memasuki kelas yang dijadikan tempat pertemuan PMR tersebut dan Ava bisa melihat para peserta PMR kebanyakan cewek-cewek dengan senyum cerah dan dandanan kayak artis papan bawah alias menor.

"Berasa ada dikumpulan ondel-ondel gue" batin Ava yang berusaha menahan tawanya agar tidak meledak.

"Katanya setiap kamis pembimbing kita itu beda-beda,va" kata Anggi dengan semangat.

"Emang berapa kali pertemuan sih" kata Ava yang sudah kesal berada disini.

"Seminggu sekali,tapi harusnya dibanyakin ya Va.Supaya nonton dogan terus" kata Anggi mengutarakan pemikirannya sedangkan Ava memandang malas sahabatnya itu.

"Ava kita duduk disana aja"usul Anggi dan hanya diangguki oleh Ava yang sejak awal tidak berminat berada disini.

"Kalau udah mulai bangunin gue ya,gue ngantuk banget" kata Ava sambil menelungkupkan tangannya diatas meja sebagai bantalan kepalanya.

"Yoi"ucap Anggi singkat.

Dan Ava langsung menjelajah alam mimpi karna matanya terasa sangat berat.

"Va.." bisik seseorang mengganggu ketenangannya dan betapa mengganggunya seseorang itu karna sekarang dia menggoyang-goyang tangan Ava dan langsung ditepis kasar olehnya.

"Berisik" kata Ava dengan wajah malasnya.

"Itu pembimbing kita udah datang" kata Anggi lagi.

"Hah.. lo berisik banget nggi,gue lagi enak-enakan tidur juga" kata Ava sambil merenggangkan tubuhnya yang agak kaku.

"Tapi,pembimbing kita udah datang noh" kata Anggi sambil menunjuk kearah pintu masuk dan seketika kaget ternyata pembimbingnya kali ini.

"Selamat sore semua" kata salah satu dokter didepan kelas.

"Sore!!"balas mereka serempak kecuali Ava.

"Kami dari rumah sakit langsung akan membimbing kalian hari ini" katanya lagi sedangkan semua perempuan yang ada dikelas mengangguk dengan semangat karna dokter pembimbing mereka tampan-tampan kecuali Ava tentunya karna biasa melihat dogan dirumah sakit.

"Kenapa abang biadab gue ada disini sih" gerutu Ava pelan.

Yap,dokter yang sekarang membimbing mereka saat ini adalah Andra salah satu dari keempat dokter yang berdiri didepan.

"Perkenalkan nama saya Andra Pratama Wibowo dan panggil saja saya kak Andra atau dokter Andra" ucap Andra memperkenalkan diri.

"Nama saya Stevan Genendra,kalian bisa memanggil saya kak Stevan" kata peria yang berada disebelah kanan Andra.

Ini mah,komplotan bang Andra semua kecuali yang perempuan batin Ava kesal.

"Hai semua,pekenalkan saya Hilda Pertiwi.Kalian bisa panggil saya kak Hilda,okey" kata seorang wanita disebelah Stevan.

"Dan saya Tristan Mahendra,kalian bisa panggil kak Tris" kata orang disebelah kiri Andra.

"Hadeh...gue ketemu lagi sama nih dokter datar,gue berasa ingat masa lalu yang menyedihkan"batin Ava sambil menerawang.

Kenangan itu sangat berbekas di ingatannya,ketika dia kelas lima,dia jatuh sakit dan dirawat oleh dokter Tris yang sekarang berada didepannya ini.Ava sangat sulit minum obat dan sangat terpaksa dokter Tris memasukan obat melalui suntikan setiap kali waktu minum obat dan saat itulah Ava akan disuntik.Sampai-sampai Ava harus mengumpat dibawah meja kerja ruangan kakaknya yang kebetulan satu jalur dengan ruang inapnya dan tetap saja dokter Tris mendapatkannya,sungguh kenangan yang sangat mengerikan.

"Dari dulu gue mau bales dendam kedokter tuh,tetap aja gue nggak bisa.Apalagi dia sahabatnya abang gue lagi,hadeh nasib..nasib"gerutu Ava sangat pelan dan tiba-tiba saja dokter Tris melihat kearahnya dengan tatapan tajamnya,seakan mengatakan mau disuntik Ava dan Ava langsung kaku ditatap seperti itu.

" tajam banget tuh telinga dotar,merinding gue"batin Ava sambil mengelus tenguknya yang agak sedikit merinding.





Dotar=dokter datar
Hallo reader!!
Udah berapa lama saya nggak up,mungkin lama banget ya.Kalau orang-orang menyebut ini musim buah atau musim hujan tapi bagi kami para pelajar ini disebut musim ULANGAN!!.Kenapa saya malah curhat ya,yasudah seperti biasa vito and comment karna itu sangat berharga bagi saya.Sampai jumpa dichapter berikutnya!!

I love Mr.docter[D.S 1]End〽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang