19) Daegu

1.9K 144 1
                                    

Aku tidak tau keberuntungan macam apa ini. Secara tidak sengaja bertemu dengan idolaku, dan kini aku dibawa untuk mengunjungi kampung halamannya.

---


Taehyung menyalakan radio agar suasana tidak terasa canggung.

"Ini kali ke berapa kau datang ke Korea?" Tanyanya

"Pertama kali. Sejak lulus aku sibuk bekerja hingga tidak punya waktu untuk pergi berlibur."

Pria itu mengangguk dengan pandangan yang tetap terfokus ke depan. "Kalau boleh tau, apa pekerjaanmu?"

"Manager marketing. Aku bekerja di perusahaan kosmetik bernama Beauty Glow, brand kosmetik asli Indonesia terbesar kedua di Indonesia."

"Oh.. Apa kosmetiknya di jual keluar negeri juga? Karena sepertinya aku pernah mendengar produk itu di bicarakan oleh remaja disini."

Keyla mengangguk dengan semangat, "benar. Kami sudah mengekspor ke Korea dan Thailand. Dan sejauh ini selalu terjual habis di setiap pengiriman."

"Wah.. hebat sekali."

Suasana kembali hening. Taehyung fokus menatap jalanan, sementara Keyla hanya diam dan menikmati pemandangan di luar jendela mobil.

Mobil yang Taehyung pinjam dari Jimin semalam.

"Banyak perkebunan. Di Jakarta sudah jarang sekali bisa menemukan yang seperti ini. Terlalu banyak gedung." Ujar Keyla

Taehyung mengangguk setuju, "Iya, Jakarta sangat panas karena tidak banyak pohon."

"Tapi jika suatu saat kau berkunjung lagi ke Indonesia, kau harus pergi ke Bandung. Disana udaranya lebih sejuk. Apalagi di daerah atas. Juga banyak tempat bagus untuk ber-foto."

"Em.. Jika suatu saat aku kesana lagi, aku ingin kau yang menjadi tour guide ku." Tutur taehyung disertai kekehan.

Mobil berhenti di sebuah rumah ber-cat abu. Keduanya turun kemudian berjalan memasuki pekarangan rumah yang terlihat cukup besar.

Tanpa mengetuk, taehyung menarik knop pintu yang tidak terkunci itu. "Aku pulang." Ujarnya

Terlihat ada empat orang yang sedang duduk di ruang tengah sedang berbincang membicarakan sesuatu. Keempatnya nampak terkejut dan berhamburan memeluk Taehyung.

"Anak nakal. Kau kemana saja?" Ujar seorang ibu.


Keyla's pov

Aku masih berdiri disamping Taehyung yang sedang sibuk melepas rindu dengan keluarganya. Tidak tau harus berbuat apa.

"Hyung, igeon.. nuguya?" Ujar salah satu adik Taehyung (kak, ini.. siapa?)

Mendengar pertanyaan dari adik Taehyung membuat pandangan semua orang di ruangan ini tertuju padaku. Sungguh.. situasi seperti ini selalu membuatku merasa gugup dan canggung.

"Oh.. ini Keyla-- temanku."

"Annyeonghaseyo." Sapaku seraya membungkuk

"Ah.. Taehyung-i chingu? Yeppeune.." Puji seorang wanita parubaya yang kini ku ketahui adalah ibu dari Kim Taehyung. (teman taehyung? cantiknya..)

Aku hanya tersenyum malu. Keluarga Taehyung sangat ramah dan menyenangkan. Mereka terus memujiku. Tak jarang juga mereka menggoda Taehyung hingga wajahnya memerah.

"Sudah sudah, ayo kita makan, ini sudah jam makan siang." Timpal ayah Taehyung

Kami dibawa menuju meja makan yang sudah tersedia cukup banyak makanan.

Suasana hening. Hanya suara dentingan alat makan yang saling bersentuhan menggema diseluruh ruangan.

Setelah acara makan selesai, Taehyung mengajakku ke sebuah ruangan yang terlihat sangat rapi.

"Ini ruanganku." Ujarnya

Aku menatap Taehyung yang berjalan masuk hingga duduk di sebuah kasur dengan sprei berwarna biru.

Aku tak berpikir macam-macam. Karena sejauh ini, terlepas dari mengidolakannya, aku yakin bahwa Taehyung memang pria yang baik.

"Hm.. sudah lama aku tidak tidur disini." Sambungnya

Ku beranikan diri untuk berjalan masuk. Mengamati satu per satu barang yang ada disini.

Cukup banyak foto dirinya dengan member bangtan terpampang di dinding kamar.

Pandanganku terhenti di sebuah figura foto yang menampakkan tiga orang anak kecil yang terlihat sangat bahagia, "Ini.."

Pria itu bangkit dan berjalan menghampiriku, "Itu foto kami saat berlibur ke jeju. Ini aku, ini Taehee, dan ini Taekyung. Hh.. sudah lama juga kami tidak berlibur bersama." Jelasnya seraya menunjuk satu per satu wajah di dalam foto tersebut

Aku hanya mengangguk kemudian menaruh kembali figura yang sejak tadi ku genggam. "Taehyung-ssi.. bukankah kalau tidak salah, kau punya rumah di Seoul? Kenapa kau tidak bawa keluarga mu untuk tinggal disana? Dengan begitu kan, kau akan punya banyak waktu dengan mereka?" Tanyaku

"Maksudmu guest house?" Tanyanya diakhiri kekehan

"Bukan. Saat kau masih di bangtan, kau pernah membeli sebuah rumah, kan?"

Ku lihat sebuah senyuman miris terukir di wajahnya. "Sudah ku jual."

Mendengar pernyataannya membuatku terkejut sekaligus merasa tidak enak.

"O-oh.. maaf aku tidak tau."

"Tidak tidak. Kau tidak melakukan kesalahan, kok. Jadi tidak usah minta maaf."

Pria itu kembali berjalan kearah kasurnya dan kembali mendudukan diri disana. "Orang tuaku sudah semakin tua, juga tidak bekerja. Hasil perkebunan pun tak bisa menjamin. Karena aku sudah tidak bekerja, jadi aku menjualnya untuk biaya sekolah kedua adikku."

Aku menatapnya iba. Jadi teringat pengorbanan mendiang kakak-ku yang berjuang mati-matian untuk menyekolahkanku walau hanya sampai lulus SMA. Setelah itu aku bekerja untuk membiayai kuliahku sendiri.

Aku mendudukan diri dikursi yang tersedia diantara kasur dan meja. "Apa.. aku boleh memberi saran?"

Taehyung hanya menatapku, "Aku tidak bermaksud untuk mengatur hidupmu atau semacamnya, tapi.. apa salahnya jika kau menerima tawaran film itu? Aku tidak sengaja mendengar percakapan kalian waktu itu. Saat hoseok oppa bilang, jika kau menerima tawaran itu, maka kau akan dibayar 100 juta won? Dengan uang itu, kau bisa membiayai sekolah kedua adikmu. Dan bahkan mungkin kau juga bisa membuka usaha lain yang lebih menjamin. Seperti café, mungkin?"

Aku memberi jeda, dia hanya menghela nafasnya alih-alih menjawab saranku.

"Akupun tidak 100% menyukai pekerjaanku saat ini. Sering kali aku berpikir untuk berhenti. Namun.. jika bukan aku, siapa yang akan membiayai kebutuhanku?"

My Idol || BTS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang