CHAPTER 17

4.8K 158 0
                                    


Lelah mengobrol, akhirnya mereka berempat memutuskan untuk jalan-jalan ke Siam square. Sekaligus belanja untuk oleh-oleh dan beberapa barang yang dibutuhkan. Thanaerng mengajak Kiran masuk ke dalam salah satu butik sedangkan Bank dan Jae hanya mengekor. Kiran dan Thanaerng memilih dan mencoba berbagai macam baju. Mereka bahkan tampak sangat deket layaknya teman yang sudah lama kenal. Bank tentu saja senang dengan kenyataan bahwa istrinya bisa beradaptasi dengan cepat dengan sahabat-sahabatnya.

"Kau sudah punya gaun untuk ke pestaku besok?" tanya Thanaerng pada Kiran yang sedang sibuk melihat-lihat deretan kaos yang tergantung rapi.

Kiran diam sebentar tampak berpikir kemudian menggeleng. "Aku hanya membawa satu gaun dan sudah kupakai untuk acara makan malam dengan keluarga Bank," kata Kiran.

"Hmm, baiklah, aku akan memilihkanmu," kata Thanaerng kemudian dengan semangat berjalan menuju rak bagian gaun. Kiran hanya berjalan mengikutinya.

Thanaerng membolak-balik beberapa gaun yang tergantung di hadapannya dengan tampang berpikir. Ia mengambil salah satu gaun berwana hitam dengan lengan panjang kemudian mengacungkannya ke arah Kiran seolah membayangkan Kiran memakainya. Ia kemudian menggelengkan kepalanya dan kembali memilih gaun lain. Ia kembali mengambil gaun lain yang juga berwarna hitam. Gaun panjang dengan bentuk atasan berupa kemben, kali ini Kiran sudah menggelengkan kepalanya sebelum Thanaerng juga menggeleng.

Kali ini Thanaerng mengambil sebuah dress berwarna hitam yang panjangnya sedikit di atas lutut dengan lengan panjang yang transparan yang menampilkan bagian dalam gaun yang berbentuk seperti tank top. Thanaerng dengan semangat mengacungkan gaun itu pada Kiran.

"Coba ini! Aku yakin akan cocok untukmu!" kata Thanaerng. Kiran hanya mengikuti perintahnya dan mencoba gaun itu.

"Tuh kan! Kau terlihat sangat cantik dengan gaun itu! Kau harus pakai ini ya besok!" kata Thanaerng penuh semangat saat melihat Kiran memakai gaun pilihannya.

Kiran yang memang menyukai gaun itu hanya tersenyum dan mengangguk. "Tapi kenapa kau selalu memilihkanku gaun berwarna hitam?" tanya Kiran heran.

"Oh, itu, karena dresscode untuk acara besok itu hitam," kata Thanaerng.

Kiran mengangguk-angguk.

"Kau tunggu di sini ya, aku ingin mencoba ini," kata Thanaerng sambil mengacungkan sebuah gaun di tangannya.

Kiran kembali mengangguk mempersilahkan Thanaerng.

Kiran sedang berdiri di depan kamar pas menunggu Thanaerng yang sedang mencoba baju saat ponselnya berbunyi. Ia merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya. Ternyata pesan dari Luna yang mengatakan bahwa dirinya telah menemukan pangeran impiannya. Kiran yang penasaran dengan maksud Luna langsung membalas pesan itu. Ternyata Luna bertemu dengan lelaki yang ia labeli sebagai lelaki idamannya saat berlibur di Bali. Luna tetap saja Luna yang selalu mudah luluh saat melihat lelaki tampan. Luna juga dengan heboh menceritakan tentang bagaimana ia bertemu dan bisa mendapatkan nomor ponsel lelaki itu. Kiran tenggelam dalam obrolannya dengan Luna tak menyadari Bank berdiri di belakangnya. Bank yang merasa terabaikan pun akhirnya menemukan ide usil di kepalanya. Ia memeluk Kiran dari belakang dengan erat. Sayangnya tanggapan Kiran tak seperti yang ia perkirakan, Kiran hanya mengatakan "Apa, sih?" lalu kembali sibuk dengan ponselnya.

**

Esoknya tidur Kiran terganggu karena suara ponselnya. Bukan, ini bukan bunyi alarm. Tapi bunyi notifikasi. Kiran menyingkirkan tangan Bank yang melingkari pinggangnya kemudian meraih ponselnya. Masih dengan mata setengah terpejam Kiran melirik jam yang menunjukkan pukul 04.57 AM. Kiran membuka notifikasi yang menunjukkan ada pesan yang ternyata dari Luna. Pantas saja notifikasinya tak berhenti, Luna menghujaninya dengan puluhan chat yang sebagian besar berisi stiker. Sepertinya Luna memang sengaja agar Kiran segera membalas pesannya.

Younger HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang