CHAPTER 31

4.7K 190 6
                                    

Hari kelulusan telah tiba. Kiran, Luna, Sadam dan teman-teman satu angkatan mereka sedang menjalani upacara kelulusan. Bisa terlihat wajah-wajah bahagia mereka serta wajah haru dari para orang tua siswa dan juga guru-guru.

Kiran tampak cantik dengan kebaya berwarna dusty pink. Ia tersenyum lebar dan menghampiri Bank serta kedua orang tuanya setelah proses upacara kelulusan selesai. Susan langsung memeluk erat Kiran dan mengucapkan selamat pada putrinya itu. Begitupun dengan Mike yang memeluk Kiran sambil mengelus punggungnya. Setelahnya Kiran melirik Bank yang sudah tersenyum lebar di samping Mike. Bank menyerahkan sebuah buket bunga baby's breath. Kiran tersenyum senang menerima bunga favoritnya itu.

"Selamat ya, Sayang," kata Bank sambil memeluk Kiran.

"Thank you," gumam Kiran sambil membalas pelukannya.

Kiran melepaskan dan mendorong Bank pelan saat ia merasa pelukannya sudah cukup lama. Ia tak ingin ada yang melihatnya dan curiga.

"Tante, om," sapa Sadam yang tiba-tiba datang. Ia mencium tangan kedua orang tua Kiran dengan sopan dan menyapa Bank.

"Eh, Sadam, selamat ya nak," kata Mike sambil menepuk pelan pundak Sadam.

"Selamat ya, Dam. Tante denger kamu kuliah bareng Kiran ya? Tante nitip Kiran lagi ya, kalo nakal jewer aja," kata Susan enteng.

"Apaan sih, Ma, emang kapan aku nakal?" elak Kiran.

"Ya kan siapa tau," kata Susan yang diiringi kekehan Mike. Sedangkan Bank hanya diam.

"Siap, Tante. Kiran pasti aman sama saya," kata Sadam mantap.

Kiran bisa mendengar Bank yang mendengus kesal di sampingnya. Kiran diam-diam menggenggam tangan Bank yang ada di belakang tubuhnya. Ia meremasnya pelan mencoba menenangkan. Bank menoleh ke arah Kiran kemudian tersenyum tipis.

"Eh, kita foto dulu yuk," ajak Susan.

Mereka kini sedang sibuk berfoto bergantian. Mulai dari Kiran dan kedua orang tuanya, Kiran dengan orang tua, Bank dan juga Sadam. Sadam berinisiatif ingin berfoto berdua dengan Kiran dan Susan dengan senang hati memotretnya. Tanpa tahu tatapan tajam dari menantunya yang kini memandang tak suka pada Sadam yang sedang merangkul Kiran sambil tersenyum lebar.

"Gantian dong," kata Bank setelah Kiran dan Sadam selesai berfoto. Ia menyingkirkan tangan Sadam dari pundak Kiran dan menarik pinggang Kiran posesif. Kiran menyikut pelan perut Bank namun Bank tak menghiraukannya.

Sadam mengangkat alisnya kaget saat melihat tingkah Bank dan juga ekspresinya yang tampak kesal. Ia menyingkir dan membiarkan Kiran dan Bank berfoto. Tiba-tiba Luna dan suara hebohnya datang dan mengomel tidak terima karena mereka telah berfoto duluan tanpa menunggunya.

**

"Kalian sering-sering main kesini ya. Awas kalo enggak, Mama yang bakalan nginep di tempat kalian tiap hari," ancam Susan pada putri dan menantunya yang sedang bersiap untuk pindah rumah.

"Iya, iya, Ma, kalo nggak ada kerjaan pasti kita kesini kok," kata Kiran menenangkan.

Susan memeluk Kiran erat sembari menahan tangisnya yang akan keluar. Meski ia sudah mengijinkan putrinya untuk keluar dari rumahnya namun tetap saja ada sepercik rasa tidak rela.

"Baik-baik ya kalian. Jangan berantem!" pesan Mike pada Bank yang ada di sampingnya.

Bank mengangguk, "Iya, Pa."

"Oh iya, Papa sama Mama punya sesuatu buat kalian," kata Mike.

Susan melepaskan pelukannya dan merogoh sesuatu di kantung roknya. Setelah menemukan apa yang dicarinya, ia menyerahkannya pada Kiran.

Younger HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang