Sudah hampir satu minggu Junkai dirawat, dua hari yang lalu dia sudah di pindahkan dari ruang ICU. Beberapa hari ini juga, Hyunjin jadi lebih sering menemani Renjun yang menjaga Junkai. Untuk beberapa waktu, Renjun mengambil cuti sebelum liburan musim panas.
Mengingat tentang pemuda yang kini sudah resmi menjadi saudaranya, Hyunjin nampaknya sudah benar-benar menyesali semua perbuatannya pada Renjun. Tidak ada lagi Hyunjin yang kasar, tidak ada lagi Hyunjin yang egois, tidak ada lagi Hyunjin yang dipenuhi egonya. Hanya ada Hyunjin yang hangat dan penuh dengan kata-kata penyemangat.
Setiap kali Renjun merasa sungkan dengan Hyunjin, pemuda itu langsung menjawab,"Sudah kukatakan hanya ini yang bisa ku bantu. Membalas semua kesalahanku pada kalian berdua. Maaf dan terima kasih, jadi jangan pernah merasa sungkan padaku."
Hari ini Seoul di guyur hujan deras, dan Renjun tidak bisa keluar. Dirinya hanya bisa menemani Junkai di ruang rawatnya. Jika boleh jujur, ini sangat membosankan tapi mau bagaimana? Tidak ada orang lain selain dirinya disini.
Semenjak kejadian di taman rumah sakit dua hari lalu, Renjun belum lagi melihat wujud Jeno maupun Jaemin, keduanya seakan menghilang dari bumi, tak ada kabar sedikitpun. Terserah, Renjun sebenarnya tengah fokus dalam menjaga sang kakak.
Kriett
Pintu ruang rawat Junkai terbuka, ini masih terbilang siang, hanya karena diluar hujan membuat teriknya matahari harus tertutup menimbulkan kesan sore lebih awal.
Dari daun pintu, muncul sosok Jeno yang masih lengkap dengan seragam bahkan tas sekolahnya. Jeno tersenyum canggung menyapa Renjun yang tengah berdiri di dekat dinding kaca, memandangi rintikkan hujan yang
menetes melewati permukaan kaca membentuk sebuah kumpulan embun dingin."Apa aku mengganggumu?" tanya Jeno yang di balas gelengan kepala oleh Renjun.
Jeno berjalan menghampiri Renjun, merasa tertarik dengan apa yang tengah si rubah lakukan. "Kau datang sendiri?" tanya Renjun. Jeno menoleh ke arah yang lebih pendek dan menggeleng, "Tidak, aku datang dengan Mark hyung." jawab Jeno.
Renjun memutar kepalanya menoleh ke arah pintu ruangan dan betul saja tak lama pintu itu terbuka menampilkan sosok Mark dengan seragam khasnya. "Annyeong," sapa Mark dari daun pintu.
"Masuklah hyung," ujar Renjun.
Mark pun membuka pintu lebih lebar, lalu masuk kedalam. "Apa aku mengganggu?" tanya Mark.
Renjun menggeleng, "Tidak sama sekali." Mark mengangguk lalu berjalan menghampiri ranjang tempat Junkai terbaring.
Dia mendudukan dirinya di kursi samping ranjang, menatap sosok yang terbaring lemah itu nanar, "Apa dia belum siuman sampai sekarang?" tanya Mark pada Renjun walaupun pandangannya tertuju pada wajah pucat Junkai yang masih menutup matanya.
"Dokter bilang, kecelakaannya lumayan parah. Jadi Junkai hyung koma," Jawab Renjun.
"K-oma?" Tanya Mark memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[二]HIRAETH | Noren ft.Wang Junkai✔
Fiksi Penggemar[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ] (ɴ) ʜɪʀᴀᴇᴛʜ ᴀ ʜᴏᴍᴇsɪᴄᴋɴᴇss ғᴏʀ ᴀ ʜᴏᴍᴇ ᴛᴏ ᴡʜɪᴄʜ ʏᴏᴜ ᴄᴀɴɴᴏᴛ ʀᴇᴛᴜʀɴ, ᴀ ʜᴏᴍᴇ ᴡʜɪᴄʜ ᴍᴀʏʙᴇ ɴᴇᴠᴇʀ ᴡᴀs ᴛʜᴇ ɴᴏsᴛᴀʟɢɪᴀ ᴛʜᴇ ʏᴇᴀʀɴɪɴɢ ᴛʜᴇ ɢʀɪᴇғ ғᴏʀ ᴛʜᴇ ʟᴏsᴛ ᴘʟᴀᴄᴇs ᴏғ ʏᴏᴜʀ ᴘᴀsᴛ. WARN⚠ 📎 Content Boys Love 📎 Alternative Univers 📎 Out of Character 📎...