Hiraeth-7

7.1K 855 50
                                    

Renjun dan Jaemin sama-sama terdiam, suasana canggung menyelimuti keduanya saat ini.

"Ehm, Sebenarnya aku sudah mendengar berita tentang dirimu yang mengambil libur sekolah untuk satu minggu kedepan, hanya saja aku datang untuk memastikannya sendiri." Tanpa perlu di tanya, Jaemin menjelaskan maksud kedatangannya ke rumah Renjun.

Renjun hanya mengangguk sebagai respon. Ia tidak terkejut dengan kedatangan Jaemin sebenarnya mengingat jika pemuda di depannya ini adalah seorang anggota Komdis dan juga ketua kelasnya.

"Aku hanya tidak mengerti kenapa kau mau repot-repot datang ke rumahku. Jujur aku menghargainya." kata Renjun tulus, dia tentu belum melupakan kebaikan Jaemin padanya tempo hari.

"Hanya saja aku sedikit merasa aneh saat kau tiba-tiba datang ke rumahku, karena sebelumnya bahkan tak ada yang peduli sama sekali. Jadi Jaemin, kenapa kau bersikap seolah peduli padaku sekarang?"

Jaemin gelagapan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan Renjun barusan. Sebenarnya yang dikatakan Renjun ada benarnya juga, kenapa juga Jaemin harus peduli pada urusan Renjun, mereka bahkan tak sedekat itu untuk saling menyapa. Lagi pula sebelum-sebelumnya juga Jaemin tak pernah melakukan hal ini.

Renjun menghela napas panjang saat melihat respon Jaemin yang kebingungan dalam menemukan jawaban. Merasa ada aura tak nyaman, Renjun memilih untuk mengubah topik. "Sebenarnya aku cukup terkejut saat kau datang, karena kau tahu sendiri bukan kita tidak cukup dekat." Meskipun sudah mengubah topik, Renjun masih merasa jika Jaemin agaknya merasa sedikit tak nyaman.

Di depannya Jaemin menggeliat menyamankan posisi duduknya, ia mengusap kedua telapak tangannya dan tersenyum tipis, "ah ya begitulah. Aku sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada diriku sendiri."

Renjun memilih tak menjawab, ah sungguh ia merasa sangat tak nyaman dengan suasana canggung ini.

Pandangan Jaemin mengedar sekeliling penjuru ruangan, ia menggosok leher belakangnya dan tertuju pada satu obyek yang menarik matanya.

"Apa itu foto keluargamu? " tanya Jaemin pada Renjun saat melihat sebuah foto yang terpajang di meja ruang tamu.

Renjun menoleh kearah pandangan Jaemin dan mengangguk. "Ya, "

"Teryata kau masih sama ya seperti  didalam foto itu, " lagi, Renjun hanya tersenyum canggung.

"Apa anak kecil yang merangkul mu itu adalah kakakmu?" Tanya Jaemin lagi.

"Ya, dia kakakku," jawab Renjun tanpa mengalihkan pandangannya ke arah foto keluarganya.

"Siapa namanya?" sebenarnya Jaemin sedikit ragu untuk menanyakannya tapi rasa penasarannya pada latar belakang keluarga Renjun lebih besar.

"Huang Junkai..."

Jaemin tahu, Renjun tak nyaman jika seseorang bertanya tentang keluarganya. Dan sepertinya Jaemin juga sudah melewati batas sekarang..

"Renjunie, Bolehkah aku memanggilmu dengan sebutan itu?" Jaemin berusaha untuk mengubah topik. Renjun sedikit terkejut namun pada akhirnya mengangguk tak merasa keberatan.












"Katakan, apa Huang Renjun benar adikmu?" pertanyaan Jeno barusan sedikit membuat Junkai terkejut, bagaimana bocah ini bisa tahu rahasianya?

"Bagaimana kau bisa tahu tentang itu?" tanya Junkai yang tak berminat untuk menoleh pada Jeno sedikitpun.

"Aku mendengar pembicaraanmu dengan Hyunjin di taman belakang tadi," jujur Jeno. Well, dia ini bukan tipe pembohong, orang tuanya tidak pernah mengajari hal itu padanya... atau dia saja yang kelewat jujur sebenarnya.

[二]HIRAETH | Noren ft.Wang Junkai✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang