Seusai kekacauan tadi, Junkai dan Renjun duduk saling bersebelahan di atas sofa ruang tengah. Junkai sudah meminta Renjun untuk kembali ke kamarnya, namun adiknya menolak dan bersikeras jika dirinya sudah tidak apa-apa saat ini.
"Semuanya sudah selesai," Renjun yang berada di samping sang kakak mengangguk membenarkan ucapan Junkai.
"Begitu juga dengan rumah ini. Semalam Tuan Choi menelpon dan memberitahu hyung jika rumah ini akan segera terjual."
Renjun tak merespon lebih, ia hanya menunduk diam sambil memikirkan apa sekiranya yang akan menantinya nanti. "Itu berarti aku harus tinggal bersama hyung di apartemen hyung, benar?" Junkai mengangguk membenarkan ucapan Renjun.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Junkai. Renjun menoleh ke arah kakaknya dan tersenyum tipis, "aku harus melakukannya kan?" Junkai membalas senyuman Renjun dan mengangguk yakin. "Kita akan memulai semuanya dari awal."
Sementara yang lain sudah bersiap pulang, Jeno masih sibuk melamun di pinggir lapangan. Mark sudah pulang sejak beberapa menit yang lalu, setelah ajakannya di tolak oleh Jeno. Anak-anak Futsal juga sudah pulang sejak satu jam yang lalu.
"Kau ada masalah?" tanya Eric yang kebetulan berada di belakang Jeno.
Merasakan ada pergerakan disampingnya Jeno menoleh, ternyata Eric. "Tidak. Hanya sedang memikirkan sesuatu."
"Sesuatu? Mantan kekasihmu?" Jeno menoleh dengan tatapan tajamnya, tak suka dengan tebakan Eric.
"Kalau ku perhatikan, belakangan ini kau cukup banyak berubah. Dan aku tebak itu karena Huang Renjun, benar?" Jeno terdiam cukup lama, kepalanya dimiringkan menoleh ke arah Eric dan menatapnya serius. "Apa sangat terlihat?" tanya Jeno.
Eric yang mendengar itu terkekeh dan mengedikkan bahunya acuh, "Kalau menurutmu iya, maka jawabannya iya. Kau pasti tahu maksudku." ujar Eric menepuk lengan Jeno lalu beranjak.
"Aku harus pulang, atau tidak adikku akan menghabiskan jatah makan siangku." pamit Eric mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan Jeno yang masih duduk di tepi lapangan.
Kepalanya menengadah, menatap langit. Surainya nampak indah tertiup angin. Rupanya tampak menawan di pandang dari samping, sangat sempurna. "Apa aku benar-benar tahu jawabannya?"
Jeno tidak tahu apakah keputusannya benar atau salah, saat ini tepat di depan gerbang rumah Renjun Jeno berdiri. Matanya menelisik kedalam penjuru rumah, menemukan motor hitam milik kakak seniornya yang Jeno yakini pasti milik Junkai. Jeno ingin masuk tapi ada sesuatu yang membuatnya ragu. Jeno tidak tahu, yang ia tahu saat ini ia ingin memastikan keadan Renjun didalam. Apa dia sudah baik-baik saja? Apakah Junkai merawatnya dengan baik?
Memejamkan matanya, Jeno mencoba menekan bel rumah keluarga Huang. Kakinya berjalan mundur selangkah, menunggu respon dari sang tuan Rumah. Dan tidak lama, terdengar suara pintu terbuka, itu artinya seseorang mendengar bel yang ia tekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[二]HIRAETH | Noren ft.Wang Junkai✔
Fanfic[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ] (ɴ) ʜɪʀᴀᴇᴛʜ ᴀ ʜᴏᴍᴇsɪᴄᴋɴᴇss ғᴏʀ ᴀ ʜᴏᴍᴇ ᴛᴏ ᴡʜɪᴄʜ ʏᴏᴜ ᴄᴀɴɴᴏᴛ ʀᴇᴛᴜʀɴ, ᴀ ʜᴏᴍᴇ ᴡʜɪᴄʜ ᴍᴀʏʙᴇ ɴᴇᴠᴇʀ ᴡᴀs ᴛʜᴇ ɴᴏsᴛᴀʟɢɪᴀ ᴛʜᴇ ʏᴇᴀʀɴɪɴɢ ᴛʜᴇ ɢʀɪᴇғ ғᴏʀ ᴛʜᴇ ʟᴏsᴛ ᴘʟᴀᴄᴇs ᴏғ ʏᴏᴜʀ ᴘᴀsᴛ. WARN⚠ 📎 Content Boys Love 📎 Alternative Univers 📎 Out of Character 📎...