Hiraeth-23

3.4K 450 37
                                    

Junkai belum bisa tidur. Walaupun matanya mengatakan ingin terpejam tapi pikirannya menolak hal itu alhasil dia tetap terjaga. Renjun sudah tidur sejak tadi, sepertinya adiknya itu benar-benar kelelahan.

Junkai bahkan tidak tahu jika Renjun sudah tidak masuk sekolah selama seminggu penuh karena sibuk menjaganya. Tidak masalah, toh setelahnya langsung masuk hari libur.

Junkai menghela napasnya panjang, pikirannya masih berkecamuk memikirkan Hyunjin. Di alam bawah sadarnya dia melihat Hyunjin yang bunuh diri.

Dan tiba-tiba bayangan kejadian lima tahun silam terlintas diingatannya. Junkai memang sepenuhnya lupa tentang Seungmin tapi Junkai yakin jika dia tidak asing dengan wajah itu. Wajah yang dia temui dikantin saat itu. Perasaan bersalah terus menghantuinya, harusnya dulu dia menolong Seungmin. Harusnya dulu dia tidak meninggalkan Seungmin. Harusnya dulu dia tidak melibatkan Seungmin. Dan harusnya dia mencari tahu keberadaan Seungmin. Harusnya..

Sebenarnya siapa yang bersalah? Hyunjin atau dirinya? Atau dua-duanya? Apakah Junkai harus mengakhiri hidupnya seperti yang dilakukan Hyunjin?

Junkai menutup matanya, mengingat-ingat semua kesalahan yang ia lakukan selama hidupnya. Melarikan diri dan meninggalkan adiknya yang saat itu sangat membutuhkannya, membiarkan orang yang sudah di anggapnya seperti adik sendiri mengalami kekerasan, dirinya yang menerima dengan tangan kosong jabatan yang diberikan oleh Mark, dan kebenciannya pada kedua orangtuanya.

Jika dilihat, dosa Junkai memang cukup banyak seperti dosa yang dilakukan Hyunjin.

Yang sebenarnya terjadi adalah, Junkai baru saja selesai membaca surat dari Hyunjin.

Yang sebenarnya terjadi adalah, Junkai baru saja selesai membaca surat dari Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari pun berganti, Jeno sedang bersiap-siap di dalam kamarnya. Hari ini dia akan pergi menemui Renjun di rumah sakit seperti biasanya. Ya, bisa dibilang jika sekarang tampilannya sedikit.. berlebihan untuk seseorang yang ingin pergi ke rumah sakit.

Selesai dengan persiapannya, Jeno keluar dari kamarnya dan menuruni setiap anak tangga dengan tergesa-gesa. Di dapur dia bisa mendengar suara keributan yang diciptakan oleh sang ibu yang sedang membuat sarapan.

Jeno segera bergegas menuju arah dapur dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah Ayahnya yang duduk sambil membaca koran dengan secangkir kopi di atas meja. Dan tidak lupa dengan kakaknya yang menenggelamkan kepalanya di sela-sela lengannya.

Bisa dibilang Mark masih sangat mengantuk. Jeno mendapat kabar dari ayahnya jika kakaknya itu pulang pukul dua dini hari dengan pakaian yang cukup kacau. Jeno memakan roti selainya dengan tenang. Dan itu mengundang perhatian ayahnya yang sedang membaca koran.

"Kau mau pergi kemana? Tumben pagi-pagi begini sudah rapi. Hari ini hari minggu jika kau lupa Jung Jeno," ujar ayahnya bermaksud menyindir putra bungsunya itu.

Jeno mendengus mendengarnya, "Berhentilah menggodaku Abeoji, aku tahu ini hari minggu. Memang apa salahnya jika aku sudah rapi seperti sekarang ini," balas Jeno dengan kesal.

[二]HIRAETH | Noren ft.Wang Junkai✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang