CW!!
bullying, violence.Junkai mengajak Renjun untuk berbicara di luar. Awalnya Renjun hendak menolak karena mereka tidak saling mengenal. Tapi mengingat jika pemuda yang lebih tua darinya itu sudah menolongnya kemarin, Renjun merasa tidak sopan jika harus menolak permintaan itu. Apalagi hanya di ajak bicara, itu tidak akan menyulitkan Renjun.
"Jadi, sunbae ingin membicarakan apa?" tanya Renjun mengawali pembicaraan mereka.
"Pertama, kau tidak perlu memanggilku sunbae. Panggil saja Hyung-" ujar Junkai yang di jawab anggukan oleh Renjun.
"Ah sebenarnya ini tidak terlalu penting, tapi aku perlu menanyakan ini padamu untuk kepentingan data diri sekolah." Renjun masih mendengarkan dengan seksama.
Junkai menarik napasnya panjang, "apa kau memiliki seorang kakak?"
"Kakak?" Renjun terlihat mengernyit bingung dengan pertanyaan yang Junkai ajukan.
"Ah maaf.. jika pertanyaanku ini membuatmu tak nyaman. Tapi aku perlu menanyakan ini padamu." Tentu saja alasan yang di pakai Junkai semuanya adalah bohong. Dia hanya berusaha memanfaatkan posisinya sebagai ketua komdis untuk mendekati Renjun. Padahal alasan sebenarnya hanya ingin melihat kondisi adiknya.
"Ah soal itu-" Renjun terlihat menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Aku memang memilikinya, tapi dia sudah. Kurasa?"
"Kurasa? kenapa kau tidak yakin begitu?" Renjun mengulum bibirnya, tangannya bergerak gelisah. Melihat gelagat Renjun yang terlihat begitu tak nyaman, Junkai tersenyum dan mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Renjun," panggil Junkai yang membuat Renjun berjenggit kaget.
Renjun mengangkat kepalanya menatap Junkai,"ya?"
"Apa lukamu masih sakit?" tanya Junkai tiba-tiba. Renjun langsung menyentuh memar pada wajahnya dan meringis.
"Kurasa perlu waktu untuk menghilangkan rasa sakitnya. Tapi sudah tidak apa-apa." Kata Renjun sambil tersenyum tipis.
"Bagaimana bisa kau mengatakan 'tidak apa-apa' padahal kau kesakitan." Renjun menghela napas berat, sambil menunduk dia berbisik lirih, "karena hanya itu yang bisa ku lakukan. Bahkan jika aku mati sekalipun tidak akan ada yang peduli." Sadar dengan apa yang sudah ia katakan, Renjun segera meminta maaf pada Junkai.
Dalam hatinya, Junkai merutuki dirinya sendiri. Apanya yang seorang kakak, dia bahkan tidak bisa melindungi juga memberikan kebahagiaan pada adiknya sendiri.
"Kau pasti mengalami rasa sakit setiap harinya, maafkan hyung," lirih Junkai meneliti setiap luka pada wajah Renjun yang tidak tertutup plester.
"Hah?hyung mengatakan sesuatu?" tanya Renjun bingung, karena samar-samar dia mendengar Junkai mengatakan sesuatu.
"Ah tidak, aku hanya mengatakan jika udara malam ini sangat dingin." ujar Junkai bohong, Renjun mengangguk patah-patah.
"Apa hyung mau ku ambilkan minuman hangat? Sepertinya tidak baik jika hyung sampai terkena flu." Junkai menatap Renjun dengan senyum hangatnya, yang mana berhasil membuat hati Renjun menghangat. Ah, dia tidak pernah mendapat senyuman sehangat itu selain dari kakaknya dulu.
Merasakan matanya yang mulai berkaca-kaca, tanpa menunggu jawaban Junkai, Renjun langsung masuk ke dalam toserba untuk mengambilkan minuman hangat 一atau dia hanya tidak ingin Junkai melihat dirinya yang seperti ingin menangis.
Ketika Renjun kembali untuk memberikan satu gelas kopi panas di tangannya, dia sudah menemukan keberadaan Junkai di kursi toserba. Berjalan ke meja yang mereka gunakan tadi, Renjun melihat sebuah kotak lumayan besar yang tergeletak di atas meja. Awalnya Renjun mengira jika Junkai meninggalkan kotak tersebut, tapi selembar surat Renjun temukan di bawah kotak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[二]HIRAETH | Noren ft.Wang Junkai✔
Fanfic[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ] (ɴ) ʜɪʀᴀᴇᴛʜ ᴀ ʜᴏᴍᴇsɪᴄᴋɴᴇss ғᴏʀ ᴀ ʜᴏᴍᴇ ᴛᴏ ᴡʜɪᴄʜ ʏᴏᴜ ᴄᴀɴɴᴏᴛ ʀᴇᴛᴜʀɴ, ᴀ ʜᴏᴍᴇ ᴡʜɪᴄʜ ᴍᴀʏʙᴇ ɴᴇᴠᴇʀ ᴡᴀs ᴛʜᴇ ɴᴏsᴛᴀʟɢɪᴀ ᴛʜᴇ ʏᴇᴀʀɴɪɴɢ ᴛʜᴇ ɢʀɪᴇғ ғᴏʀ ᴛʜᴇ ʟᴏsᴛ ᴘʟᴀᴄᴇs ᴏғ ʏᴏᴜʀ ᴘᴀsᴛ. WARN⚠ 📎 Content Boys Love 📎 Alternative Univers 📎 Out of Character 📎...