#R E N J U N P O VAlarm ponselku berbunyi pada pukul 7 pagi dan berhasil membuatku terbangun dari tidurku. Melirik pada sudut kamar yang kosong, aku menghela napas dengan berat. Meraih ponselku yang terus berdering, mematikan pengingat di ponselku dan beranjak dari tempat tidur untuk mandi.
Dingin, sunyi dan suram.
Itulah yang kurasakan saat melihat sekeliling rumah. Ah, memang sejak kapan rumah ini berbau seperti 'rumah' yang sebenarnya? Sepertinya Ayah tidak pulang lagi tadi malam. Terserah, itu lebih baik di banding harus menjadi samsaknya saat sedang dalam suasana hati yang buruk.
Aku kembali masuk ke dalam kamar dan mengambil sebuah alat dari laci meja kamarku, memasangkan beda kecil itu pada kedua lubang telinga dan menatap pada pantulan diriku di cermin.
"Tidak buruk." gumam ku dan setelahnya mengambil tas ranselku yang ada di atas meja belajar.
~Author pov~
Sudah hampir 15 menit Renjun menunggu bus. Namun, tak ada satupun bus yang lewat sejak dia datang ke halte. Aneh, dan tidak biasanya, gumam Renjun.
Bel sekolahnya berbunyi sekitar 1 jam lagi, dan butuh waktu 30 menit untuk tiba di sekolahnya. Renjun benar-benar tidak ingin telat kali ini, mengingat jika nanti akan ada ulangan di jam pertama. Seseorang berjalan ke arah halte dan mendudukkan dirinya di samping Renjun. Sosok itu meneliti Renjun dari samping, membuat Renjun merasa sedikit tidak nyaman.
"Chogiyo..." kini sosok itu mengajaknya berbicara. Renjun menoleh padanya dan bertanya apakah ada yang bisa ia bantu? dan pemuda di sampingnya tampak tersenyum lebar mendengar jawaban Renjun. Oh! sebenarnya Renjun tidak seberani ini jika ada di sekitar sekolah tapi entah datang dari mana keberaniannya kali ini.
"Sebenarnya, aku adalah siswa pindahan dan aku sedikit kesulitan untuk pergi ke sekolahku. Padahal hari ini aku harus pergi untuk mengambil seragam dan buku-bukuku." jelas sosok di sampingnya. Renjun tampak berpikir sejenak lalu bertanya letak sekolah barunya.
Sekilas Renjun melirik ke arah name tag yang tertera pada seragam lama pemuda di sampingnya 'Kim Seungmin', bacanya dalam hati. Renjun manggut-manggut setelah membaca name tag itu
Seungmin menjawab jika nama sekolah barunya adalah SMU Jungkyung, dan itu membuat Renjun sedikit terkejut karena rupanya Seungmin adalah murid baru di sekolahannya.
Menggaruk rambutnya yang tak gatal, Renjun menatap Seungmin dengan ragu, "Seungmin-ssi, kalau tidak keberatan kau bisa ikut aku, kebetulan aku adalah murid di sekolah itu." kata Renjun ragu-ragu, mengingat jika dirinya tidak biasa dengan orang asing.
Renjun dapat melihat jika pemuda itu tampak tersenyum lebar dan berterima kasih pada Renjun yang sudah mau membantunya.
Bus yang di tunggu oleh Renjun sejak 15 menit yang lalu datang. Di ikuti Seungmin di belakangnya, Renjun masuk ke dalam bus dan tidak lupa membayar ongkosnya menggunakan e-money. Sekali lagi Seungmin berterima kasih pada Renjun karena pemuda itu sudah menolong dan bahkan membayarkan tarif bus Seungmin.
"Ah, omong-omong.. aku belum menanyakan namamu.." ucap Seungmin dengan senyum manisnya.
"Renjun, Huang Renjun," ujar Renjun menyebutkan namanya. Seungmin mengangguk mendengarnya, "Aaah Renjun, aku Kim Seungmin." Tanpa Seungmin beritahu sebenarnya Renjun sudah dulu lebih tahu nama pemuda itu dari name tag yang ada di seragam lamanya.
"Oh, kau pasti sudah tahu namaku dari nametag ini." ujar Seungmin kemudian sambil menunjukkan nametagnya. Sementara Renjun hanya tersenyum tipis menanggapi hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[二]HIRAETH | Noren ft.Wang Junkai✔
Fanfiction[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ] (ɴ) ʜɪʀᴀᴇᴛʜ ᴀ ʜᴏᴍᴇsɪᴄᴋɴᴇss ғᴏʀ ᴀ ʜᴏᴍᴇ ᴛᴏ ᴡʜɪᴄʜ ʏᴏᴜ ᴄᴀɴɴᴏᴛ ʀᴇᴛᴜʀɴ, ᴀ ʜᴏᴍᴇ ᴡʜɪᴄʜ ᴍᴀʏʙᴇ ɴᴇᴠᴇʀ ᴡᴀs ᴛʜᴇ ɴᴏsᴛᴀʟɢɪᴀ ᴛʜᴇ ʏᴇᴀʀɴɪɴɢ ᴛʜᴇ ɢʀɪᴇғ ғᴏʀ ᴛʜᴇ ʟᴏsᴛ ᴘʟᴀᴄᴇs ᴏғ ʏᴏᴜʀ ᴘᴀsᴛ. WARN⚠ 📎 Content Boys Love 📎 Alternative Univers 📎 Out of Character 📎...