Hiraeth-20

3.4K 499 27
                                    


Sudah sekitar seperempat jam, Renjun memandangi wajah sang kakak yang masih setia dengan tidur panjangnya. Tangan kanannya menggenggam erat tangan kanan Junkai, sedangkan ibu jarinya sejak tadi sibuk bermain di punggung tangannya.

Tangan kiri Renjun memanjang, bergerak untuk menyentuh helaian surai Junkai yang semakin panjang.

Kriett

Pintu ruangan itu terbuka, menampilkan sosok yang tak kalah manis dari si rubah. Sosok itu, Renjun pernah bertemu dengannya sebelumnya. Ketika sosok itu melempar sebuah senyuman padanya, Renjun dengan ramah membalasnya.

Sosok itu berjalan menuju ranjang Junkai, dan juga tidak lupa menaruh sekantung kresek besar belanjaan di atas lemari rumah sakit.

"Kau sudah makan?" tanya sosok itu pada Renjun. Tangannya sibuk mengeluarkan barang-barang yang ada di kantung kresek yang ia bawa.

"Yuan baru saja dari minimarket?" tanya Renjun memperhatikan gerak-gerik sosok lain selain dirinya di dalam ruang rawat Junkai. Yuan mengangguk tanpa menoleh ke arah Renjun.

"Omong-omong Renjun belum menjawab pertanyaanku tadi, apa Renjun sudah makan?" ulang Yuan. Terdengar suara helaan napas dari sebrangnya. "Tidak baik menunda-nunda jam makan Renjun. Pergilah dulu dan isi perutmu, akan yang akan menjaga Junkai ge."

"Oh ya, apa Renjun sudah membersihkan tubuh Junkai ge?" tanya Yuan menoleh ke arah Renjun.

Renjun menepuk dahinya, dia lupa! "Ah aku lupa Yuan!" melihat tingkah Renjun yang menggemaskan dimatanya, Yuan terkekeh "Seperti yang kubilang tadi. Renjun pergilah untuk mengisi perut setelah itu baru kembali. Kebetulan aku akan menginap malam ini." pada akhirnya Renjun menurut dengan kata-kata Yuan. Ia bangkit dari kursinya dan melakukan peregangan pada tubuhnya.

"Kalau begitu, aku titip Junkai ge pada Yuan. Oh ya, mungkin aku akan sedikit lama, aku ingin menemui salah satu temanku yang kebetulan juga berada di rumah sakit ini." jelas Renjun. Yuan mengangguk mengiyakan, ia mengambilkan jaket Renjun di dalam lemari dan memberikannya pada si empu," gunakan Jaketmu, di luar udaranya sangat dingin."

Sekali lagi Renjun tersenyum kearah Yuan dan menerima jaket yang diberikan padanya, "Terima kasih Yuan!" ucapnya lalu melangkahkan kakinya keluar ruangan. Setidaknya ia bisa mengusir kebosanannya saat ini, kedatangan Yuan benar-benar membantunya. Ah memikirkannya membuat Renjun jadi ingin memuji kakaknya yang pandai mencari kekasih.

Renjun baru ingin memasukki lobi rumah sakit, andai saja jika dirinya tidak melihat siluet seseorang yang terlihat begitu sangat familiar dimatanya. Renjun mengalihkan pandangannya pada bungkusan kertas di tangan kanannya. Benarkan dugaannya, untungnya dia membeli lebih.

Renjun berjalan menghampiri sosok yang tengah duduk sendirian di bangku taman. Terlihat begitu menyedihkan, pikir Renjun.

"Sedang apa?" Tanya Renjun begitu ia sudah berdiri di samping kursi taman yang diduduki saudara tirinya itu.

"Menatap pluto," jawab Hyunjin asal. Renjun sontak menegadahkan kepalanya menatap langit. Ia melirik Hyunjin yang berada di sebelahnya dan mendengus. "Bodoh, mana bisa melihat pluto dari bumi!"

"Aku pikir, aku selalu melihatmu diseluruh penjuru rumah sakit." ujar Renjun mengawali pembicaraan dan mendudukkan dirinya di kursi samping Hyunjin.

"Apa Jeongin belum memaafkanmu?" gelengan kepala diberikan, Renjun bisa melihat raut sedih pada pemuda di sampingnya itu, "apa kau akan terus menunggu?" Hyunjin mengangguk sebagai jawaban, "Sampai kapanpun aku akan terus menunggunya." jawab Hyunjin tanpa ragu.

"Kau akan terus menunggunya sampai waktumu habis?"

"Apa maksudmu?" tanya Hyunjin bingung dengan ucapan Renjun. "Bukannya aku tidak melihat perjuanganmu untuk meminta maaf hanya saja, apa kau pernah berpikir sebenarnya apa yang Jeongin inginkan?kenapa dia belum bisa memaafkanmu? Dan kenapa dia melarikan diri darimu?" Hyunjin tak membalas, sebenarnya dia bingung dengan pembicaraan ini.

[二]HIRAETH | Noren ft.Wang Junkai✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang