Phobia

6.4K 466 22
                                    

"Will you marry me?"

Sheila menatap aneh lelaki dihadapannya. "Sehat bang? Pasti kepala bang Serkan tadi kena pukul deh!"

Serkan menatap datar gadis yang akan menjadi calon istrinya-_-

Sedangkan adik-adik mereka hanya menahan tawa melihat kedua kakak mereka yang begitu aneh.

"Shei, gue serius! Lo gak peka banget, dari dulu cuma lo cewe yang gue deketin! Cuma lo! Please terima gue," Serkan menatap sendu sahabatnya

Sedangkan Sheila menatap tak percaya lelaki bermata biru itu. "A-aku hemm.."

Akhhhh

Tiba-tiba terdengar teriakan seorang gadis yang berada di sofa, gadis itu berteriak seraya memegang kepalanya.

"Mentari," Zaverino menghampiri gadis berambut hitam itu

"Dar-darah!! A-ada darah!! Gu-gue liat darah!!" racau Mentari tidak jelas

Zaverino duduk di samping Mentari lalu menatap mata gadis itu agar bisa tenang. "Ikutin kata-kata gue Tar!"

Mentari terdiam sejenak, lalu menatap lelaki bermata biru yang ada dihadapannya.

"Astagfirullahaladzim," ucap Zaverino dengan pelan

"Astagfirullahaladzim," Mentari meletakkan kedua tangan di dadanya

"Gue takut Ver," ucap Mentari dengan pelan

"Takut apa?"

Mentari menggelengkan kepalanya.

"Kami keluar dulu bro!" Zion menepuk pundak Zaverino lalu semua orang disana keluar ruangan satu persatu kecuali Zakia, Zaverino dan Mentari.

Zakia duduk di samping Mentari lalu memeluk gadis itu. "Kamu takut apa?"

Mentari hanya diam, tangannya bergetar hebat.

Zakia menatap adik lelakinya yang menatap Mentari dengan intens.

"Ver," panggil Zakia

Zaverino menengok ke arah kakaknya. "Hemmm,"

"Zina mata," ucap Zakia tanpa mengeluarkan suara

Zaverino langsung memalingkan wajahnya.

Zakia menuntun Mentari untuk keluar dari ruangan, dan membawa gadis itu ke suatu tempat.

"Jadi gimana dok?" tanya Zakia kepada seorang lelaki paruh baya dihadapannya

Dokter itu tersenyum lalu melirik ke arah gadis yang sedang duduk di kasur rumah sakit.

"Dia mengalami phobia ringan, saat anda menceritakan semua kejadian yang baru saja dia alami sepertinya pasien phobia dengan kekerasan. Pasien tidak bisa mengalami kekerasan ataupun melihat hal-hal yang mengandung kekerasan seperti tawuran atau perkelahian,"

Zaverino akan mengingat semua yang dikatakan oleh Dokter, dia tidak akan membiarkan Mentari melihat sesuatu yang mengandung kekerasan dan dia tidak akan membiarkan seseorang berperilaku buruk kepada Mentari.

Zaver dan Zakia menghampiri Mentari yang sedari tadi hanya terdiam saja.

"Mentari disini sama suster, kita mau pulang dulu ya!" ucap Zakia dengan lembut

Mentari menggelengkan kepala. "Zaverino?"

Zaverino menghela nafasnya. "Gue pulang,"

Mentari langsung mengerucutkan bibirnya. "Okey,"

Zaverino peka dengan wajah cemberut Mentari."Kak, lo pulang duluan! Nanti gue nginap di rumah kakek Arkan,"

Zakia menganggukkan kepalanya, setelah mengucapkan salam gadis berjilbab itu pergi dari ruangan.

ZAVERINO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang