Ketujuh lelaki sedang duduk di sofa markas geng Jupiter seraya berfikir bagaimana caranya agar sahabatnya kembali.
"Kalian kenapa sih? Kok kayak ada yang dipikirin?" tanya Mentari sambil menatap ketujuh lelaki itu dengan bingung.
Ketujuh lelaki itu menatap Mentari lalu menggelengkan kepala kompak.
Mentari tambah bingung melihat ketujuh lelaki itu.
"Oh iya! Dari kemarin kok gue gak liat Egi, dia dimana ya?" tanya Mentari again.
Ketujuh lelaki menggelengkan kepala mereka secara bersamaan again.
Mentari menatap datar ketujuh lelaki itu. "Kalian kenapa sih?! Kalau ditanyain cuma geleng-geleng kepala! Pusing dah gue!! Gue mau cari Egi aja lah! Capek gue, batin gue capekk!! Serah kalian aja lah!!"
Brakkk
Setelah puas berbicara Mentari pun langsung pergi dari markas geng Jupiter sambil membanting pintu. Ketujuh lelaki itu hanya bisa saling menatap lalu menggelengkan kepala.
Kini Mentari sedang berkeliling mencari Egi, setiap bertemu siswa lain dia selalu menanyakan keberadaan Egi namun tidak ada satupun yang tau keberadaan lelaki bermata sipit itu.
"Egi!! Egii!!" Mentari berteriak nama Egi di atas gedung sekolahnya karena Egi sering kesini.
"Gue disini," ucap seseorang yang sedang duduk di pinggiran gedung.
Yap dia Egi! Gadis itu langsung menghampiri Egi namun dia tidak diperbolehkan Egi untuk mendekat.
"Lo jangan kesini," ucap Egi.
Mentari maju satu langkah. "Emang kenapa? Lo marah sama gue Gi?"
Egi berdiri lalu menatap gadis itu. "Nanti lo bisa jatuh," ucap Egi dengan lembut.
Mentari menatap datar lelaki itu. "Hilih! Gue gak bakalan baper ya sumanto!"
Egi hanya tertawa lalu berjalan mendekat ke arah Mentari.
"Yok duduk yok," ajak Egi sambil mengangkat dua kursi yang dia ambil di ruangan yang berada di atas gedung tersebut.
Gadis itu pun duduk lalu Egi memberi air mineral kepada Mentari, gadis itu duduk sambil meminum air mineral tersebut. Lalu Mentari menatap Egi dengan tatapan tajam.
"Kenapa lo liat-liat gue, naksir ya?" ucap Egi dengan pedenya.
"Naksir nggak, mual iya!"
Egi ngakak again.
"Kenapa lo cari gue? Kangen ya sama gue!"
Ingin rasanya Mentari menjitak kepala lelaki bermata sipit ini namun masih ditahannya, tenang ada waktunya nanti.
"Lo itu sudah gue anggap kayak adek gue sendiri Tar," ucap Egi sambil tersenyum ke arah Mentari.
"Gue itu gak mau punya abang kayak lo Gi," balas Mentari sambil tersenyum.
"Jahat banget lo Tar,"
"Sudah ah, jangan becanda mulu,"
"Lo ada masalah ya sama geng Jupiter?" tanya Mentari frontal.
Egi langsung mengalihkan pandangannya dari Mentari, dan tidak mau menjawab pertanyaan Mentari.
"Kenapa diam? Gue lagi nanya loh Gi,"
"Emang mereka ngomong apa aja sama lo?"
"Mereka gak ada yang jawab pertanyaan gue! Makanya gue tanya sama lo!" jawab Mentari gak nyelo.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAVERINO (END)
Teen FictionSequel cerita Zirco! Baca dulu ya, supaya ngerti alur cerita Zaverino! Zaverino Ravero Kharisma, siapa yang tidak mengenal lelaki ini? lelaki tampan dari keluarga besar Kharisma, yang memiliki mata biru dari sang Ayah dan rambut tebal berwarna cokla...