Om Arthur

5.1K 372 18
                                    

"Ummaaa!!!" teriak Zaverino dengan keras.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Zaverino terbangun dari tidurnya, lalu mengusap wajahnya yang telah berkeringat. Teryata tadi hanya mimpi, lelaki itu menghela nafasnya.

"Tuan Zaver," terdengar suara bi Lina dari balik pintu kamarnya

Lelaki bermata biru itu melangkahkan kakinya ke arah pintu lalu membuka pintu berwarna abu-abu tersebut.

Cklekk

"Tuan gak apa-apa?" tanya bi Lina dengan wajah khawatir.

Zaverino mengeryitkan dahinya. "Ada apa bi?"

"Tadi tuan teriak nama nyonya," ucap bi Lina

"Gak apa-apa bi,"

Bi Lina menganggukkan kepala lalu pamit untuk membuat sarapan.

Zaverino kembali masuk ke dalam kamarnya. Lalu terdengar suara mengaji dari masjid dekat rumahnya yang menandakan sebentar lagi terdengar suara adzan subuh, akhirnya lelaki bermata biru itu mempersiapkan diri untuk bergegas ke masjid.

Cklekk

Baru saja Zaverino keluar dari kamar mandi terlihat Ariel yang sedang duduk di kursi meja belajarnya, anak kecil itu terlihat murung dan tidak bersemangat seperti biasanya.

"Lo kenapa?" tanya Zaverino, dia heran melihat adik sepupunya tiba-tiba murung seperti ini.

Ariel mendongakkan wajahnya lalu melihat Zaverino. "Alil lindu ama dady cama momy cama kak Naya,"

Zaverino menggaruk tengkuknya, dia tidak tau apa yang harus dia lakukan sekarang. Tiba-tiba dia teringat kata Ummanya sebelum pergi ke Turki bahwa Om Arthur akan datang seminggu lagi, berarti seharusnya hari ini Omnya itu datang.

"Daddy lo datang hari ini,"

Ariel langsung tersenyum cerah. "Benelan nih?"

Zaverino menganggukkan kepalanya.

"Bang Javel au ke majid ya?" tanya Ariel dengan ceria

"Iya," hanya itu balasan dari Zaverino.

"Alil itut ya?"

Zaverino hanya mendehem.

Akhirnya mereka berdua berjalan kaki menuju masjid di tengah dinginnya embun pagi, terlihat Ariel mengeratkan genggaman di jaketnya. Bukannya Zaverino tidak ingin memakai motornya namun jika mengendarai motornya malah bertambah dingin karena terkena angin pagi, lagipula masjid sangat dekat dari rumah Zaverino.

"Lo kedinginan?" tanya Zaverino sambil menoleh ke bawah untuk melihat Ariel yang sedang berjalan dengan kaki kecilnya

Ariel menganggukkan kepalanya.

Melihat reaksi Ariel, Zaverino langsung mengangkat tubuh anak kecil bermata abu-abu tersebut.

"Alil bica alan cendili kok," ucap Ariel

"Diem,"

Ariel langsung terdiam sambil mengeratkan genggamannya di jaket Zaverino.

Drtttt drttt

Terdengar suara handphonenya bergetar usai Zaverino selesai sholat subuh, lelaki itu melihat bahwa bang Serkan yang menelponnya.

Seperti de javu!

"Assalamu'alaikum," suara Serkan terdengar bergetar

Zaverino merasa tak nyaman sekarang.

ZAVERINO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang