Seorang gadis sedang menatap jendela yang berada di ruang inapnya, cuaca saat itu sedang hujan. Gadis itu hanya melamun sambil memikirkan bagaimana dia menghabiskan sisa hidupnya? Mentari hanya bisa pasrah dengan hidupnya.
Tok tok
"Assalamu'alaikum," terlihat seorang gadis berhijab bermata biru masuk ke ruang inap Mentari.
"Wa'alaikumussalam," jawab Mentari seraya tersenyum kepada gadis itu.
"Kak Kia kok bisa disini?" tanya Mentari.
Zakia duduk di samping kasur Mentari. "Katanya Zaver, kamu gak ada yang temenin. Jadi saya kesini deh,"
Mentari menganggukkan kepalanya.
"Gimana operasinya? Sakit tidak?"
Mentari menghadap ke arah Zakia. "Sakit kak, saya sebenaranya gak kuat menahannya tapi saya melihat anak kecil yang penyakitnya sama kayak saya tetapi dia tidak pernah mengeluh kesakitan saat kemoterapi. Saya jadi malu sama diri sendiri,"
Zakia tertawa kecil. "Jadi kamu harus semangat dong, jangan nyerah sama penyakitmu ya! pasti Mentari bisa,"
Mentari ikut tertawa lalu memeluk Zakia. "Makasih ya kak,"
"Ekhemm,"
Suara deheman itu membuat Zakia dan Mentari menoleh ke arah pintu. Terlihat disana tiga lelaki tampan geng Jupiter yaitu Ubay, Egi dan Zaverino.
"What happen aya naon iki? kok main hug hug segala?" tanya Egi dengan bahasa gado-gado.
Ubay menatap aneh ke arah Egi. "Lo kalau bicara tuh yang bener!"
Egi hanya cengengesan, sedangkan Zaverino sudah jalan menuju kasur Mentari.
"Gimana kemoterapinya?" tanya Zaverino sambil tersenyum kecil.
Mentari hanya menganggukkan kepala sambil menatap bingung lelaki bermata biru itu.
"Orang ini kesambet apaan yak? kok dari kemarin sikapnya jadi kayak gini?" batin Mentari.
Zaverino tersenyum kembali lalu memberikan plastik yang berisi buah-buahan ke Mentari.
Lagi-lagi Mentari dibuat bingung dengan perilaku Zaverino.
Zakia yang melihat tingkah adiknya pun langsung menyikut pinggang adik lelakinya itu. "Senyum-senyum mulu kayak kuda,"
"Betul tuh kak, dari kemarin nih orang senyum-senyum mulu. Kesambet yak?"
"Dia tuh baik kayak gini takut lo marah kayak kemarin Tar," ucap Ubay yang sedang duduk di sofa.
"Bener tuh, sampe-sampe galau seharian di markas." tambah Egi sambil memainkan handphonenya.
Zakia dan Mentari menatap lelaki bermata biru yang mukanya sudah memerah, lelaki itu menatap tajam ke arah Egi dan Ubay.
"Kalian pulang!" usir Zaverino.
Egi dan Ubay menatap lelaki bermata biru sambil cengengesan.
"Canda bosqu,"
Zakia dan Mentari menggelengkan kepala melihat ketiga lelaki itu.
"Gue gak marah sama lo, cuma kesel aja."
Zaverino menatap bingung Mentari. Marah sama kesel bukannya sama aja?
"Lo gak bakal ngomong kayak kemarin-kemari kan Tar, lo bakal sembuh kan Tar?"
Mentari tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.
Zaverino pun ikut tersenyum. "Lo yang terbaik,"
***
Kring
Kring
Kring
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAVERINO (END)
Novela JuvenilSequel cerita Zirco! Baca dulu ya, supaya ngerti alur cerita Zaverino! Zaverino Ravero Kharisma, siapa yang tidak mengenal lelaki ini? lelaki tampan dari keluarga besar Kharisma, yang memiliki mata biru dari sang Ayah dan rambut tebal berwarna cokla...