Baby Sister

6.7K 461 29
                                    

Tokk tokk

"Bang Javell!! Oyy bang Javell!!" teriakan itu terdengar di depan pintu kamar Zaverino diikuti dengan ketukan yang sangat keras

Lelaki bermata biru itu langsung mengambil posisi duduk, lalu melirik ke arah jam di atas nakasnya. Masih jam satu dini tetapi sudah ada yang menganggunya di hari liburnya ini.

Zaverino mengusap wajahnya, lalu menuju dengan langkah gontai.

Cklekk

Zaverino membuka pintu, lalu melihat ke arah bawah. Terlihat disana adik sepupunya yang sudah memasang wajah cemberut.

"Kenapa hem?" tanya Zaverino sambil mengusap keningnya

Ariel mengusap perutnya. "Alil lapal bang,"

Zaverino menatap tak percaya kepada Ariel, jam segini anak lelaki itu sudah kelaparan?

Zaverino berjongkok agar bisa menatap adiknya, lalu mengusap rambut anak lelaki itu. "Minta sama Umma!"

Blamm

Dengan wajah tanpa dosa, lelaki bermata biru masuk ke dalam kamarnya lagi.

"BANG JAVELL!!!" teriak Ariel

Zaverino menghela nafasnya lalu balik lagi ke arah pintunya. "Kenapa?"

"Umma tan cutah pelgi alan!" ucap Ariel dengan cadelnya

Zaverino mengeryitkan keningnya, dia berusaha memahami perkataan anak kecil itu. Beberapa menit kemudian dia mengerti apa yang dibicarakan Ariel. Lelaki bermata biru itu baru ingat bahwa di rumahnya kini hanya tinggal mereka berdua, semua keluarganya telah  pergi dengan urusan masing-masing dan bi Lina akan tiba disini saat pagi saja.

Penderitaan Zaverino dimulai sekarang!

"Ikut gue," Zaverino mengenggam tangan kecil Ariel lalu membawa anak kecil itu pergi ke arah lantai bawah

Zaverino menekan tombol pada remote yang berada di genggamannya lalu lampu lantai bawah bersinar. Ariel merinding saat melihat lampu menyala dengan sendirinya.

"Bang, Alil atut!" ucap Ariel seraya mengeratkan genggamannya

Zaverino menatap Ariel dengan bingung. "Lo kentut?"

Ariel langsung menatap datar kakak sepupunya. "Atut bang!" -_-

Zaverino menganggukkan kepala. "Takut apa?"

Ariel berusaha naik ke atas kursi yang tingginya tidak bisa dicapai oleh kakinya yang pendek, Zaverino langsung mengangkat Ariel ke atas meja makan.

"Adi Alil liat lamtunya nyala cendili, hii ata antunya!" ucap Ariel

Zaverino hanya mengangkat bahunya, dia tidak peduli lagi dengan bahasa planet adik sepupunya.

"Makan apa?" tanya Zaverino

Ariel mengetuk-ngetuk dagunya seraya berpikir, apa yang akan dia makan pada jam satu dini hari ini?

"Telselah bang Javel aja! Alil matan cemuanya kok cuali atu ama ayu!" ucap Ariel

Zaverino hanya mengerti setengah dari perkataan Ariel, lalu dia membuka lemari yang berisi mie instan dan Zaverino berencana akan membuatkan mie itu untuk Ariel namun...

"Bang! Alil au loti cokat itu!!" Ariel berteriak sambil menunjuk makanan kesukaan Zaverino yang berada di samping tumpukan mie instan

Ingin rasanya Zaverino tidak mau memberi roti coklat kesukaannya tapi dia tidak ingin memberi contoh yang tidak baik kepada Ariel seperti sifat pelit, sifat itu tidak pernah diajarkan oleh kedua orang tuanya.

ZAVERINO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang