Club

6.8K 460 40
                                    

Allah akbar! Allahu akbar!

Suara adzan maghrib berkumandang membuat seorang lelaki bermata biru mampir ke sebuah supermarket untuk membeli minuman untuk berbuka.

Setelah berbuka lelaki itu langsung mengendarai motornya untuk pergi ke masjid terdekat di sana.

Line!

Suara notif itu terdengar saat Zaverino baru saja menyelesaikan sholat maghribnya, lalu lelaki itu membuka pesan yang masuk.

Yasir: Ver, gue liat Mentari masuk ke club😱

Zaverino: impossible

Yasir: mending lo kesini aja, gue lagi di jalan rambutan

Zaverino: ya

Dengan cepat Zaverino menghampiri Yasir yang berada di jalan rambutan, lelaki bermata biru itu sangat tergesa-gesa karena dia tahu tempat itu sangat berbahaya untuk seorang gadis.

"Zaverino!!" panggil seorang lelaki yang berada di samping sebuah gedung.

Lelaki bermata itu menghampiri Yasir dengan tenang, dia tidak ingin sahabatnya itu melihatnya panik hanya karena seorang gadis.

"Gue tadi liat Mentari masuk, sama dua orang cowok pake jas hitam! Gue mau sapa dia tapi duluan tuh cewek masuk ke dalam club ini," ucap Yasir sambil menunjuk gedung di sampingnya.

Zaverino menatap pintu berwarna hitam itu. "Gue mau masuk,".

"Tapi gue gak ikut Ver, gue takut khilaf heheh!" Yasir hanya bisa cengengesan sambil menggaruk tengkuknya.

"Hemmm,".

Yasir menepuk pundak sahabatnya. "Lo harus tahan iman ya sob! Kalau ada cabe-cabean nempel sama lo, jangan lo bawa pulang!".

Zaverino hanya melirik lelaki di sampingnya lalu pergi masuk melewati pintu berwarna hitam itu.

Grep

Baru saja satu langkah Zaverino menginjakkan kakinya, terdapat seorang wanita berbaju kurang bahan menempel di lengannya.

"Hay ganteng," ucap wanita itu sambil mengusap lengan Zaverino.

"Lepas," Zaverino menatap wanita itu dengan dinginnya.

"Nggak mau," wanita itu kini memegang pipi Zaverino.

Lelaki bermata biru itu kini sudah muak dengan wanita di sampingnya ini, Zaverino langsung menyingkirkan tangan wanita itu.

Zaverino kembali berjalan masuk. Kini aroma minuman keras, rokok serta parfum-parfum sangat menyengat di hidung lelaki bermata biru itu yang membuat Zaverino harus bersin sambil menutup hidungnya.

Mata lelaki keturunan Spanyol-Indo itu menyapu seluruh area club. Walaupun beberapa kali dia ditawarkan minuman keras, lelaki bermata biru itu terus menolaknya.

"Zaverino!" teriak seorang gadis dari belakang.

Dengan cepat Zaverino menoleh ke arah belakangnya, teryata Mentari kini akan dibawa oleh seorang lelaki keluar dari club. Lelaki bermata biru itu berlari menuju pintu sebelum Mentari.

Tap tap tap

"Berhenti!" ucap Zaverino saat lelaki itu hendak membawa masuk Mentari ke dalam mobilnya.

Lelaki berjas hitam itu menatap bingung Zaverino. "Lo siapa?"

Zaverino tidak menjawab pertanyaan lelaki itu, kini dia hanya menatap Mentari yang telah menangis sambil berusaha melepaskan genggaman lelaki itu.

ZAVERINO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang