Extra Part 1

3.5K 266 47
                                    

Oekk oekk

Mentari langsung terbangun saat mendengar tangisan putranya, wanita itu mengambil posisi duduk di atas kasur. Namun tangan seseorang menahan pinggangnya.

"Lo tidur, biar gue." ucap Zaverino.

Mentari menganggukkan kepala lalu tertidur kembali, dia sangat mengantuk sekali pasalnya dia baru saja tidur setengah jam yang lalu.

Zaverino melirik jam di kamarnya, pukul 2 dini hari. Lelaki bermata biru itu menuju kamar yang berada tepat disebelah kamarnya.

Cklekk

Zaverino menekan sakelar kamar itu, terlihatlah kamar berwarna biru langit yang dindingnya dihiasi oleh segala macam binatang.

Lelaki bermata biru itu menuju dua box tempat tidur kedua putranya.

Teryata El terbangun dari tidurnya, anak bayi itu menatap Papanya sambil menguap lalu menangis lagi.

Sedangkan Al yang berada disamping El hanya tertidur seperti tidak terganggu sama sekali dengan tangisan El.

Zaverino menggendong El dengan perlahan sambil memeriksa apa penyebab El menangis. Lelaki bermata biru itu meraba celana El, tidak basah. Lapar? Sepertinya tidak, karena Mentari sudah memberikan ASI kepada kedua putranya.

Akhirnya Zaverino memilih untuk menggendong El sampai bayi itu tenang. Sesekali Zaverino menatap wajah El yang hanya sebagian mirip dengannya, kedua putranya memang lebih mirip Mentari. Mata mereka coklat seperti Mentari namun rambut mereka pirang seperti Zaverino.

Mata biru Zaverino bertemu dengan mata coklat El, El tidak menangis lagi namun El tidak tertidur. Bayi itu malah menatap Papanya sambil tertawa.

"Kenapa gak tidur?" tanya Zaverino kepada putranya.

Bayi berumur enam bulan itu hanya meresponnya dengan tawa.

Zaverino gemas sendiri melihat putranya yang bertingkah imut ini. Dia membawa El untuk berbaring di kasur yang memang disiapkan di kamar Al dan El.

Dengan hati-hati Zaverino meletakkan El di atas kasur, lalu lelaki itu berbaring di samping El.

"Mau main?" tanya Zaverino seraya menyentuh jari-jari kecil El.

Lagi-lagi El hanya tertawa.

Tiba-tiba terdengar satu suara lagi dari box bayi,  yaps Al terbangun tetapi bayi itu tidak menangis dan hanya mengeluarkan suara-suara khas bayi.

Zaverino langsung turun dari kasur dan menggendong Al dari box bayi.

"Kenapa bangun?"

Lelaki itu akhirnya membawa Al di atas kasur juga, dan membaringkannya di samping El.

Namun Zaverino teringat kata-kata Mentari, wanita itu pernah berkata jangan pernah membaringkan Al dan El di satu tempat yang sama. Tentunya Zaverino tidak menghiraukan perkataan Mentari, lelaki itu tetap membaringkan Al dan El di atas kasur.

Zaverino memperhatikan kedua putranya, kenapa memangnya kalau mereka tidur bersama?

Dan...

Plakk

Tangan kecil Al hinggap di pipi El yang gembil, El langsung menangis kencang.

Bugh

Lalu tangan El ikut menghantam hidung Al, tentu saja Al juga menangis.

Dan akhirnya Zaverino terdiam melihat kedua putranya menangis, seharusnya dia tidak melanggar peraturan Mentari.

Di sisi lain di kamar sebelah...

ZAVERINO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang