Kencan?

3.9K 299 20
                                    

Es Batu💢:
Lo tetap disana, jangan pulang.

"Iya iya cerewet," ucap Mentari dengan kesal karena pesan Zaverino.

Kini Mentari duduk di sebuah restoran dekat bandara, gadis itu berencana akan pulang namun lelaki bermata biru itu yang memaksa Mentari untuk menunggunya pulang kerja.

Mentari mengaduk-aduk jusnya, gadis itu mulai memikirkan kejadian di bandara tadi langsung saja Mentari merutuk dirinya.

"Kenapa gue tadi nangis dibandara sih?!" Mentari menepuk jidatnya.

"Assalamu'alaikum," ucap seorang lelaki dari sampingnya.

Mentari menoleh ke kanan, terlihat Zaverino membawa koper dan masih memakai seragam pilotnya. "Wa'alaikumussalam,"

Zaverino duduk dihadapan Mentari dengan tenang. "Lo sudah pesan makanan belum?"

Mentari menggelengkan kepalanya.

Zaverino berdiri. "Biar gue yang pesen,"

Lalu lelaki bermata biru itu pergi ke tempat pemesanan makanan.

"Ganteng ya, apalagi pakai baju pilot gitu."

"Matanya biru, blesteran atau bule ya?"

"Tapi dia lagi makan sama istrinya tuh,"

Mentari hanya bisa memutar bola matanya mendengar berbagai komentar gadis-gadis yang berada dimeja tak jauh darinya.

Lalu gadis itu menatap Zaverino yang sedang mengantri, lelaki bermata biru itu memang semakin tampan sekarang apalagi dia sudah mapan dengan pekerjaannya sebagai supir pesawat.

Sedangkan Mentari hanya guru TK, Mentari merasa dirinya tidak pantas untuk Zaverino.

"Lagi mikirin apa hem?" tanya Zaverino sambil meletakkan makanan di atas meja.

Mentari menggelengkan kepala. "Gak apa-apa,"

Zaverino memakan pasta lalu menatap gadis dihadapannya. "Sudah dipikirkan?"

Mentari malah menatap Zaverino dengan bingung.

"Lamaran,"

Uhukk uhukk

Mentari tersedak kentang saat mendengar ucapan lelaki bermata biru itu. Bagaimana dia tidak tersedak?! Lelaki itu membahas lamaran lagi dengannya, sedangkan Mentari masih menganggap lamaran itu hanya candaan Zaverino.

Zaverino menyodorkan jus milik Mentari, langsung saja Mentari meminum jus itu.

"Bercandanya gak lucu ya Ver!" ucap Mentari setelah meminum jusnya.

Zaverino menaikkan sebelah alisnya. "Bercanda?"

"Iya, lo mau kerjain gue kan? Gak mungkin lo mau nikah sama gue Ver,"

Zaverino melipat tangannya di dada lalu menatap serius kepada Mentari. "Beri alasan kenapa gue gak mungkin nikah sama lo?"

Mentari mengambil kentang goreng lalu menunjuk Zaverino dengan kentang goreng itu. "Pertama, lo itu dari dulu nganggap gue hanya sahabat. Kedua, lo itu tampan sedangkan gue biasa aja. Ketiga, lo sekarang sudah jadi pilot sedangkan gue, guru TK. Emang lo mau nikah sama guru TK?"

"Apa salahnya lo jadi guru TK? Haram? Nggak kan," ucap Zaverino yang membuat Mentari skak mat.

"Tap-"

Mentari ingin bersuara lagi namun langsung dipotong oleh Zaverino.

"Gue gak pernah nganggap lo sahabat, lo itu cantik, guru TK bisa ngurus anak-anak." potong Zaverino.

ZAVERINO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang