Lio geleng-geleng kepala ngelihat Mia yang sedang fokus mengetik di laptopnya. Dia memilih batal ke kantor dan balik ke apartemen setelah mengambil pakaian di rumahnya.
Saat Lio pergi, Mia sudah duduk di depan tv dan laptop di meja. Perempuan itu tengah mengerjakan revisi skrip yang diminta Lio.
"Lo dari tadi ga ubah posisi ya Mi," ucap Lio.
Mia hanya menatapnya sekilas.
"Kan lo yang nyuruh revisi," ucap Mia dengan nada kesal.
"Terus lo dari tadi cuma gitu doang dari pagi?" Lio berjalan melewatinya di belakang.
Laki-laki itu mengambil air putih dingin di lemari es. Jakarta lagi panas-panasnya, dia butuh yang seger-seger.
"Ga juga, tadi ke kamar mandi bentar sama bikin kopi," jawab Mia sambil mengetik.
Mia sekilas menatap koper yang tadi dibawa Lio.
"Lo ga ngantor?"
"Nggak, kerjaan udah lewat email," jawab Lio lalu mendorong kopernya masuk ke dalam kamar yang ia tempati.
Tanpa menutup pintu kamar, Lio mulai menata rapi pakaian-pakaiannya di lemari.
Mia bisa melihatnya dari tempatnya.
"Lo ga bawa makan?" teriak Mia, takut Lio ga denger.
"Ada tuh di pantry, ayam sih. Gue beli yang cepet aja," jawab Lio sedikit teriak.
Mia langsung beranjak dari duduknya dan menuju tempat yang disebutkan Lio. Dia melihat ada kantong plastik bertuliskan nama restoran cepat saji.
Buru-buru Mia membukanya dan menyantap ayam yang dibeli Lio, dia sudah lapar. Energinya habis buat nulis.
"Makan sendirian aja neng," goda Lio yang baru saja duduk di depannya.
Mia terkekeh, dia lalu menyodorkan kotak makan yang masih utuh.
"Lo kenapa berubah pikiran?" tanya Mia di sela-sela dia makan.
Lio sempat diam untuk berpikir soal pertanyaan Mia.
"Skrip," jawab Mia seolah tahu temannya bingung.
"Oh, disuruh Mimi," jawab Lio.
Mia tertawa pelan,"bosnya elo kok jadi nurut sama anak buah?" ejek Mia.
"Dianya galak," ucap Lio sambil tertawa.
Mia jadi ikutan ketawa,"emang sih Mimi kayak mak lampir."
Lio hanya terkekeh sambil membuka saos cabai.
"Jadinya batal curhat lewat film nih?" sindir Mia.
"Lo kepo kisah cinta gue ya?" Lio mencolek dagu Mia.
Mia tertawa."Ga juga, gue cuma diceritain."
Lio hanya tersenyum tipis.
"Makasih lo sama mantan lo," ucap Mia.
"Kenapa gitu?" tanya Lio setelah menelan makanannya.
"Kalau lo ga ditinggal kawin lo ga bakal ngenes terus bikin film ini kan?"
Lio tertawa."Rese lo!"
****
Johan tersenyum mengingat pertemuannya dengan Mia di Bali. Dia sudah pulang ke Jakarta keesokan harinya setelah bertemu Mia.
Beruntung luka yang didapatnya tidak terlalu parah.
Saat ini Johan tengah berkumpul bersama teman-temannya di bengkel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arms Open
General FictionKenangan buruk di masa lalu, membuat Mia dan Lio tidak percaya apa itu cinta. Kedekatan keduanya karena pekerjaan membuat Mia membongkar rahasianya yang sudah dia tutup rapat selama ini. Bagaimana Lio dan Mia menyelesaikan traumanya?