14. Head Above Water

345 55 0
                                    

Mia membuka mata dan mendapati Lio tidur dengan posisi duduk di pinggir ranjang sambil menggenggam tangannya. Lagi, Mia lagi-lagi mimpi buruk hingga Lio menemaninya tadi malam.

Mia melepaskan genggamannya dan membuat laki-laki itu membuka mata menatapnya.

"Nanti malam gue kunci pintu, jadi lo ga bakal keganggu lagi dan tidur di sini Yo," ucap Mia dengan suara seraknya.

Perempuan itu beranjak dari tidurnya.

"Lo lakuin itu, gue dobrak pintu kamar lo," ancam Lio lalu berdiri merenggangkan ototnya.

Mia hanya menatapnya.

.

.

"Hari ini apa acara lo?" tanya Mia pada Lio yang sedang mengunyah telur dadarnya.

"Paling ke kantor sama cek lokasi ftv," jawab Lio.

Mia hanya diam sambil mengunyah sarapannya.

"Kenapa?" tanya Lio.

"Gue pengen naik motor," jawab Mia pelan.

. .

Mia tersenyum senang bisa mengendarai motornya, dengan Lio duduk di belakangnya.

"Pelan-pelan Mi," ucap Lio agak takut.

Dari keluar basement apartemen, Mia seperti ugal-ugalan mengendarai motornya. Laki-laki itu membiarkan Mia muter-muter, entah mau jalan sampai mana. Itung-itung Lio menikmati angin kencang, kena polusi juga bodo amat.

Lio berpikir bahwa Mia ingin melampiaskan emosinya dengan gas kenceng sepeda motornya. Dia membiarkan itu, biar Mia lega pikirnya.

Setelah muter-muter hampir 2 jam, akhirnya Mia menghentikan motornya di kantor Lio. Laki-laki itu lalu turun dari motor Mia, dia lalu memukul pelan helm Mia membuat perempuan cantik itu mengaduh pelan.

"Kenapa sih?" kesal Mia.

"Lo kekencengen naik motornya," Mia malah tertawa.

"Enjoy lah, cemen lo," ejek Mia masih tertawa.

Lio diam-diam tersenyum tipis melihat Mia yang tertawa, sudah lama sejak kejadian itu Mia tidak ketawa seperti ini keliatan bahagia.

"Yaudah deh terserah lo, ntar gantian gue yang di depan," ucap Lio sambil merangkul Mia dan membawanya masuk ke lift.

Mia tidak protes, dia hanya mendengus kesal.

****

Mia sedang menghabiskan rokoknya sambil melihat suasana sekitar lokasi syuting. Lio sedang ngobrol sama sutradara di dalam cafe.

Dia diajak Lio ke lokasi syuting, di salah satu cafe. Mia memilih duduk di luar sambil menghabiskan rokoknya.

Dia tersenyum ketika ada perempuan menyapanya, dia tidak tau siapa namanya tapi dia pernah lihat di tv.

Dia melihat si cewek itu sudah duduk di kursi berjarak 3 meja dari depannya, sedang membaca skrip.

"Ya lo harus bisa lupain dia! Move on, pokoknya harus bisa! Sibuk kerja kek, atau lo jatuh cinta sama orang lain gitu, ganti kenangan lama lo dengan momen baru," ucap si cewek itu menghafalkan dialognya.

Mia mendengarnya.

"Emang gitu ya kalau pengen lupa?" ucap Mia lirih yang hanya bisa didengar dirinya sendiri.

Lio meletakkan sebotol air putih dingin di meja dekat Mia. Perempuan itu berterima kasih pada Lio lalu membuka tutup botol untuk diminumnya.

"Gue masih lama di sini, lo kalau bosen ke atas aja. Enak buat nyantai, pesen apa gitu," ucap Lio yang berdiri di depannya.

Arms OpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang