Mia bangun dari tidurnya dan langsung mengambil piyamanya yang jatuh di lantai.
Dilihatnya Lio masih tidur tengkurap dengan selimut yang menutupi bagian pinggang ke bawah. Sama seperti dia, Lio juga tidak memakai pakaian.
Semalam, keduanya memang menghabiskan malam yang panas.
Mia langsung beranjak dari tidurnya dan masuk ke dalam kamar mandi. Mia langsung membasuh muka dan menyikat giginya.
Keluar dari kamar mandi Mia melihat Lio sudah bangun dan sedang memakai celananya.
"Kamu mau sarapan apa?" tanya Mia sambil membereskan tempat tidur.
"Kamu," jawab Lio sensual sambil memeluk Mia dari belakang.
Seperti masih ada sisa-sisa gairah semalam di diri Lio. Mia hanya terkekeh.
"Aku dibumbu balado?" goda Mia.
Lio terkekeh sambil mengecup pipi Mia.
"Udah mandi?" tanya Lio.
Mia menggeleng,"mau bikin sarapan dulu baru mandi."
Lio melepaskan pelukannya dan masuk ke kamar mandi.
Mia memilih keluar menuju dapur untuk memulai membuat sarapan.
Sebelum mulai memasak, Mia mengambil obat yang ia simpan di nakas kamarnya dan meminumnya di dekat pantry.
Lio melihatnya sekilas, dia tahu apa yang diminum Mia. Obat agar dia tidak hamil.
Ada rasa kecewa di diri Lio tiap melihat Mia meminum obat itu. Jujur, dia ingin punya anak dari Mia. Tapi dia juga tidak ingin Mia hamil sebelum ia nikahi.
Mia hanya melihat Lio yang sedang meminum air dari dispenser.
****
"Meeting sama Bu Jihan kapan Mi?" tanya Lio sebelum masuk ke ruangannya.
Mimi membaca jadwal Lio.
"Nanti sore, di sini bos," jawab Mimi.
Lio mengangguk,"oke, kalau gitu gue cek proposal dulu deh."
Lio masuk ke dalam ruangannya dan mulai membaca proposal yang menumpuk di mejanya.
Dibacanya proposal dari Niko, ftv dari Mia. Kekasihnya ini masih membantu Rafael untuk bagian ftv, dan ceritanya bagus-bagus.
.
.Sementara itu, Mia sedang fokus membaca skrip yang dibuatnya sebelum ia serahkan ke Niko.
Samar-samar dia mendengar Joshua dan Edo membicarakan soal nama perempuan yang akan datang ke kantor.
"Bu Jihan masih single kan tuh? Lo gebet aja, lo kan jomblo masih anget-angetnya," ujar Edo.
Ucapan Edo membuat teman-teman lainnya tertawa, kecuali Joshua yang langsung mengacungkan jari tengah ke Edo.
"Eh lumayan loh, umur boleh tuaan dia tapi muka tuaan elo," Ambar ikutan mengejek.
Mia yang tidak tahu siapa itu Jihan hanya bisa mendengarkan.
"Hari ini meeting kan sama Lio?" tanya Edo ke Niko.
"Iya katanya, projectnya gue kasih ke elo kalau deal deh Josh," ucap Niko.
"Wah, rejeki nomplok!" ucap Rafael.
"Apaan, orang Bu Jihan naksir Bos Lio," ucap Joshua lalu menutup mulutnya.
Sadar bahwa dia salah ngomong, ga enak sama Mia yang sekarang menatapnya.
"Sorry Mi," Joshua merasa tidak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arms Open
General FictionKenangan buruk di masa lalu, membuat Mia dan Lio tidak percaya apa itu cinta. Kedekatan keduanya karena pekerjaan membuat Mia membongkar rahasianya yang sudah dia tutup rapat selama ini. Bagaimana Lio dan Mia menyelesaikan traumanya?